Mengenal Pentas Wayang Serangga di Magelang, Kaya Nilai Luhur
Pada Selasa (7/3), ratusan siswa SMA Negeri 1 Grabag, Kabupaten Magelang, menyaksikan pentas wayang kulit bertajuk “wayang serangga”. Tak hanya sekedar permainan wayang, cerita lakon yang diangkat mengandung banyak nilai-nilai luhur. Lalu apa keunikan wayang ini?
Pada Selasa (7/3), ratusan siswa SMA Negeri 1 Grabag, Kabupaten Magelang, menyaksikan pentas wayang kulit bertajuk “wayang serangga”. Sesuai namanya, pentas itu menampilkan lakon dari berbagai macam jenis serangga seperti capung, kecoa, jangkrik, hingga kupu-kupu.
Pementasan wayang serangga itu dilakukan dalang dari Komunitas Lima Gunung, Sih Agung Prasetyo. Berbagai sosok serangga yang ditampilkan dalam wujud wayang itu masih biasa dijumpai anak-anak di lingkungan tempat tinggal mereka.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa Waduk Jatigede sering surut? Adapun saat ini kondisi Waduk Jatigede memang tengah surut. Kondisi ini sudah terjadi hampir tiap tahun saat musim kemarau panjang.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
-
Bagaimana pernyataan tersebut dibantah? Seorang dokter kulit di negara bagian Maryland, AS yang berspesialisasi dalam terapi cahaya untuk penyakit kulit membantah klaim kacamata hitam yang dikaitkan dengan kanker."Apakah kacamata hitam yang menghalangi sinar UV bersifat melindungi? Ya. Apakah ada bukti bahwa memakai kacamata hitam berbahaya bagi kesehatan mata atau kulit? Tidak," dikutip dari AFP.
-
Apa yang diceritakan dalam Wawacan Pangandaran? Wawacan merupakan sebuah kesenian berbentuk sastra lawas khas wilayah Pangandaran. Sesuai namanya, wawacan atau bacaan ini merupakan teks berisi pesan tertentu yang dibacakan oleh tokoh setempat. Di daerah asalnya, wawacan biasanya bertema alam dan lingkungan, serta dibacakan kepada generasi muda agar mereka bisa menjaga kelestariannya.
Tak hanya sekadar permainan wayang, cerita lakon yang diangkat mengandung banyak nilai-nilai luhur. Berikut selengkapnya:
Sarana Pengenalan Serangga
Pada dasarnya, pertunjukan wayang serangga digelar untuk mengenalkan sifat-sifat serangga pada masyarakat. Apalagi dalam profesi para petani, mereka harus tahu bagaimana cara menangani kehadiran serangga agar sawah yang mereka garap tetap sehat.
“Satu, tentang mengenalkan beberapa jenis serangga. Kemudian kedua, bagaimana fungsi dari masing-masing serangga itu. Kemudian yang ketiga, bagaimana kita sebagai manusia mengambil sikap terhadap keberadaan serangga-serangga tersebut,” kata Sih Agung dikutip dari kanal YouTube Agroteknologi UMY pada 19 Juni 2019 lalu.
Kaya Nilai Luhur
Sementara itu, dalam pementasan yang digelar di SMA Negeri 1 Grabag pada Selasa (7/3) lalu, pementasan dilakukan oleh dalang Sih Agung dan diiringi tabuhan sejumlah perangkat gamelan oleh beberapa seniman muda dari Desa Genito, Kecamatan Windusari, Magelang.
Salah satu guru sekolah itu, Tatik, memainkan peran sebagai seorang sinden dan menembangkan sejumlah lagu berlanggam Jawa. Di saat itulah beberapa siswa secara spontan maju untuk menari.
Sebagai seorang dalang, Sih Agung dengan tangkas memainkan dialog antar tokoh serangga seperti rayap, walang, gangsir, tawon, kecoa, uret, dan jangkrik. Dalam lakon itu, Sih Agung menyampaikan beberapa pesan luhur antara lain tentang kerukunan, toleransi, kerja keras, tekun berdoa, solidaritas, dan cinta alam.
“Itulah bagian dari nilai-nilai Pancasila yang penting untuk hidup bersama kita,” kata Sih Agung dikutip dari ANTARA.
Menghasilkan Karya yang Indah
Seiring berjalannya waktu, pementasan wayang serangga ini sering dilakukan sebagai media edukasi untuk para petani. Apalagi selama ini masih banyak petani yang menganggap serangga adalah musuh dan harus dibasmi.
Tak jarang mereka menggunakan pestisida dan obat-obatan kimia dalam membasmi serangga.
“Karena bentuk serangga itu sendiri indah. Kalau ini dituangkan dalam sebuah karya seni rupa berbentuk wayang, akan menjadi indah dan menarik,” ungkap Sih Agung.