Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
Bukti jalur kuno itu ditemukan terpisah-pisah. Tugas berat para peneliti untuk menyusun teka-teki yang tersebar di kawasan pegunungan.
Bukti jalur kuno itu ditemukan terpisah-pisah. Tugas berat para peneliti untuk menyusun teka-teki yang tersebar di kawasan pegunungan.
Menguak Fakta Jalur Kuno "Ondo Budho", Jalan Utama Para Peziarah Menuju Dieng di Masa Lalu
Di kawasan Dataran Tinggi Dieng, terdapat rangkaian anak tangga peninggalan masa lalu yang terangkai menjadi sebuah jalan yang sangat panjang. Panjangnya diperkirakan mencapai 25 km.
Masyarakat setempat menyebut jalur ini sebagai “Ondo Budho”.
Secara etimologi, “ondo” artinya tangga, sementara “budho” artinya kesucian, maka bisa diartikan kalau jalan itu merupakan sebuah tangga menuju kesucian atau mencari pencerahan diri.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kapan Ki Joko Bodo meninggal? Pada 22 November 2022, ia tutup usia di usia 58 tahun.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Kapan Waduk Jatigede biasanya surut? Saat bulan Juli sampai Oktober volume air sudah tidak tampak, dan hanya menyisakan bagian dasar waduh yang sudah kering.
Dilansir dari Liputan6.com, tangga itu terletak di perbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Batang. Setengah tangga itu berada di Dukuh Bitingan, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Sebagian lagi masuk wilayah Dusun Sigemplong, Desa Pranten, Kecamatan Bawang, Batang.
Pada tahun 2020 lalu, Achmad Waluyo, petugas jaga posko pendakian Dieng, mengecek sendiri lokasi penemuan batu. Ia menemukan susunan batunya masih utuh.
Melihat temuan ini, ia langsung menghubungi Aryadi Darwanto, seorang arkeolog asal Banjarnegara. Mendengar kabar temuan itu Aryadi langsung terjun bersama timnya untuk mengamati susunan batu tersebut.
Dari hasil observasi yang dilakukan Aryadi, diketahui bahwa susunan batu itu merupakan pengapit anak tangga. Sementara undak-undakan tangga memanjang di kanan kirinya. Batu pengapit yang tampak masih utuh memanjang kurang lebih 10 meter.
Sementara di bagian atas batu-batu dari anak tangga yang tercerai disusun memanjang di atas ladang kentang oleh petani. Panjangnya kurang lebih lima meter.
“Batu yang di tepi ini posisinya miring 30 derajat. Itulah yang membuat kami yakin susunan batu ini adalah tangga,” jelas Aryadi dikutip dari Liputan6.com.
Itulah awal cerita penemuan tangga misterius yang di kemudian hari disebut Ondo Budho.
Tangga Ondho Budho diduga merupakan akses para peziarah dan penuntut ilmu dari wilayah utara seperti Batang dan Pekalongan yang akan beribadat maupun menuntut ilmu di Dataran Tinggi Dieng.
Sebab selain dikenal sebagai pusat peribadatan, pada masanya Dieng juga dikenal sebagai pusat pendidikan arsitektur.
Sejarawan Belanda menyebut ada Ondo Budho pada setiap arah menuju Dataran Tinggi Dieng. Ondo Budho dari selatan ditemukan di Desa Sembungan, Wonosobo. Sementara Ondo Budho dari utara ada dua akses. Selain jalur yang memiliki anak tangga, ada pula jalur yang tidak ada anak tangganya.
Foto: Liputan6.com
- Ibu Rumah Tangga Lulusan Kedokteran Hewan Ini Pilih Dagang Kue Lumpur Bakar, Kini Sukses Punya 9 Cabang
- Kejari Tetapkan 3 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Sekwan DPRD Seluma yang Rugikan Negara Rp1,2 M
- Bakar Lahan Kosong, Kakek di Legok Tangerang Tewas Terpanggang
- Fakta Menarik Burung Kakatua Jambul Kuning Abbotti, Satwa Endemik Sumenep yang Jadi Perhatian Dunia
Diduga jalur tanpa anak tangga ini dulunya dilalui gerobak yang mengangkut berbagai barang, baik itu hasil bumi maupun bahan candi untuk pembangunan tempat suci di Dataran Tinggi Dieng.
Foto: Liputan6.com
Atas penemuan ini, BPCB Jateng rencananya akan menindaklanjuti dengan melakukan ekskavasi.
Namun ekskavasi secara menyeluruh tampak sulit dilakukan karena selain berada di medan yang berat, tangga itu juga tertimbun tebing setinggi dua meter yang di atasnya membentang ladang kentang.
“Kemungkinan hanya akan digali sampai ke ujungnya. Setelah terbuka kemudian akan ditutup Kembali,” ungkap Aryadi.
Saat ini, Ondo Budho ditemukan terpisah-pisah. Banyak bagiannya yang masih tertutup dengan tanah. Seperti menyusun teka-teki, tugas berat menanti para arkeolog yang akan mengungkap misteri keberadaan tangga kuno ini.
Wisatawan domestik maupun mancanegara dapat mengunjungi situs Ondo Budho didampingi pemandu lokal yang akan menceritakan asal muasal tangga tersebut. Area itu melintas di tengah kebun kentang milik petani setempat di sepanjang sisi kanan kirinya.