Pemkab Cilacap Segera Uji Coba Perahu Nelayan Berenergi Listrik, Ini Fakta di Baliknya
Peralihan ke energi listrik ini disinyalir lebih ekonomis dibanding menggunakan bahan bakar yang lama.
Peralihan ke energi listrik ini disinyalir lebih ekonomis dibanding menggunakan bahan bakar yang lama.
Pemkab Cilacap Segera Uji Coba Perahu Nelayan Berenergi Listrik, Ini Fakta di Baliknya
Kendaraan berbahan listrik mulai diuji coba di berbagai moda transportasi. Kini inovasi energi itu digunakan untuk perahu nelayan, salah satunya pada perahu nelayan di Cilacap. Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto, mengatakan bahwa uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui kemampuan daya listrik yang tersimpan pada baterai. Baterai itu nantinya akan dipasang pada mesin tempel berkekuatan 15 PK pada perahu fiber yang memiliki panjang berkisar 10-12 meter saat berangkat melaut dengan kondisi melawan gelombang.
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Apa itu Pesta Nelayan Cisolok? Pesta Nelayan Cisolok menjadi event tahunan yang sayang untuk dilewatkan di Sukabumi. Tradisi warisan nenek moyang masih dirawat dengan baik oleh masyarakat pesisir Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Setiap tahunnya mereka mengadakan pesta nelayan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil tangkapan ikan.
-
Kapan Nisya Ahmad mengajukan gugatan cerai? Berkas perceraian tersebut didaftarkan secara e-court pada 10 Mei 2024 di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Indarto mengatakan, saat uji coba penggunaan elpiji sebagai pengganti BBM pada perahu nelayan beberapa waktu lalu, hasilnya diketahui bahwa mesin tempel yang menggunakan bahan bakar gas tersebut tidak kuat menerjang gelombang laut.
“Dulu pernah uji coba pakai gas, tapi kurang layak. Sekarang akan diujicobakan pakai energi listrik. Kuat atau tidak untuk menerjang ombak.”
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Cilacap, Indarto, dikutip dari ANTARA pada Selasa (1/8).
Ia menjelaskan, secara teoretis energi listrik yang tersimpan di dalam baterai dapat digunakan untuk menghidupkan mesin perahu selama 10 jam jika digunakan pada perairan darat seperti danau dan sungai. Namun saat baterai tersebut digunakan untuk perahu nelayan yang beroperasi di laut, kualitasnya harus dilakukan pembuktian dulu karena kondisi laut berbeda dengan perairan darat yang relatif tenang.
“Saat melaut, perahu nelayan harus menerjang ombak atau melawan arus. Tentunya butuh energi yang lebih besar.”
Ujar Indarto, dikutip dari ANTARA.
Dalam hal ini, nelayan harus mengeluarkan biaya BBM sedikitnya Rp200 ribu untuk kebutuhan sekali melaut. Namun dengan energi listrik diperkirakan biayanya hanya Rp50 ribu. “Teman-teman nelayan sangat berharap penggunaan energi listrik bisa diterapkan di Cilacap,” ujar Indarto.
Rencananya uji coba penggunaan energi listrik pada perahu nelayan itu akan ditangani oleh PT PLN (Persero). PT PLN bersama Dinas Perikanan masih melakukan analisis ekonomi dan teknis, termasuk seberapa besar jaringan listrik yang dibutuhkan. Bahkan PLN telah memetakan berbagai kebutuhan untuk mendukung program konversi dari BBM ke energi listrik pada perahu nelayan di Cilacap.