Viral Isu Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa, UGM Justru Kembangkan Alat Ini
Di tengah viralnya potensi tsunami setinggi 20 meter di selatan Pulan Jawa, tim peneliti UGM telah mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi dan memberikan peringatan gempa. Sistem ini juga dipercaya bisa memprediksi terjadinya gempa bumi 1-3 hari sebelum gempa itu terjadi.
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh tim peneliti ITB, pantai selatan Pulau Jawa berpotensi terjadi tsunami setinggi 20 meter. Hal itu mengacu pada data global positioning system (GPS) dengan tingkat akurasi yang tinggi. GPS pada penelitian tersebut memiliki tingkat akurasi hingga satuan milimeter.
Walau begitu, tak ada yang tahu kapan bencana besar itu akan terjadi. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan bahwa kemungkinan itu merupakan skenario terburuk sehingga perlu diwaspadai oleh masyarakat.
-
Apa yang dikatakan Ade Armando tentang DIY? Laporan ini merupakan buntut dari pernyataan Ade yang mengatakan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai perwujudan dari politik dinasti sesungguhnya.
-
Kapan puncak kemarau di DIY diprediksi berlangsung? Sebelumnya Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebut puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024.
-
Siapa saja yang hadir dalam sosialisasi Balai Bahasa DIY tentang ujaran kebencian? Acara dihadiri oleh 47 peserta dari berbagai lembaga seperti binmas polres kabupaten/kota, humas Setda DIY, bidang kepemudaan kabupaten/kota, dinas komunikasi dan informatika provinsi/kabupaten/kota dan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) kabupaten/kota.Lalu hadir pula, dinas DP3AP2KB provinsi/kabupaten/kota, MKKS kabupaten/kota, Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi DIY, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Yogyakarta, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) serta Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas II Yogyakarta.
-
Kapan puncak arus balik di DIY terjadi? Dinas Perhubungan Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat bahwa puncak arus balik di provinsi itu terjadi pada Minggu (14/4).
-
Kenapa Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
-
Kapan Pertamina menambah stok LPG di Jawa Tengah dan DIY? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY. Langkah ini dapat dilakukan menyusul meredanya cuaca ekstrem yang melanda wilayah utara Jawa Tengah sejak 11 Maret lalu dan berhasilnya kapal pengangkut suplai LPG bersandar di pelabuhan Semarang dan Rembang, Total, mereka melakukan penambahan fakultatif LPG 3 Kg hingga 394.000 tabung selama periode Maret 2024 di wilayah terdampak.
“Hasil penelitian yang dilakukan BMKG, ITB, dan KKP itu mengungkapkan ada zona yang selama ini terkunci dan belum lepas, sehingga energi gempanya tertahan. Nah, zona itu ada di selatan Jawa Barat dan selatan Jawa Timur. Jika kuncinya lepas bareng-bareng, maka energi gempa yang diakibatkan bisa mencapai magnitudo 9 dan menimbulkan tsunami 20 meter,” kata Dwikorita dikutip dari Merdeka.com pada Sabtu (26/9).
Di sisi lain, tim peneliti UGM telah mengembangkan sistem peringatan dini gempa bumi yang mampu mendeteksi dan memberikan peringatan gempa. Sistem ini juga dipercaya bisa memprediksi terjadinya gempa bumi 1-3 hari sebelum gempa itu terjadi. Cakupan wilayahnya juga luas, dari Sabang sampai Nusa Tenggara Timur. Berikut selengkapnya:
Cara Kerja Sistem Peringatan Gempa
©Ugm.ac.id
Ketua tim riset Laboratorium Sistem Sensor dan Terkontrol, Prof. Ir. Sunarno, Ph.D mengungkapkan sistem itu akan bekerja dengan menangkap anomali alam yang menjadi pertanda akan terjadinya sebuah gempa. Dia mengungkapkan, apabila akan terjadi gempa, akan muncul paparan gas radon alam dari tanah yang meningkat secara signifikan.
Informasi tanda-tanda gempa itu kemudian dideteksi oleh alat EWS dan akan mengirimkannya pada handphone tim pendeteksi gempa. Alat EWS tersusun dari sejumlah komponen seperti detektor perubahan air tanah dan gas radon, pengkondisi sinyal, kontroler, penyimpan data, sumber daya listrik, dan teknologi internet.
Telah Terbukti
©Ugm.ac.id
Sunarno mengatakan sistem ini telah diterapkan dan terbukti mampu memprediksi terjadinya gempa bumi seperti gempa di barat Bengkulu dengan kekuatan M 5,2 (28/8/2020), barat daya Banten yang berkekuatan M 5,3 (26/8/2020), barat daya Bengkulu dengan kekuatan M5,1 (29/8/2020), Barat Daya Sinabang Aceh dengan kekuatan M 5,0 (1/9/2020), Barat Daya Pacitan dengan kekuatan M 5,1 (10/9/2020), serta Tenggara Naganraya Aceh berkekuatan M 5,4 (14/9/2020).
Sunarno menyebutkan bahwa sistem deteksi tersebut diperlukan untuk membentuk kesiapsiagaan masyarakat, aparat, dan akademisi, untuk mengurangi risiko bencana. Hal ini dikarenakan Indonesia berada di 3 lempeng tektonik dunia, sehingga rentan terjadi gempa.
Akan Terus Dikembangkan
©Ugm.ac.id
Sunarno mengatakan sistem peringatan gempa itu akan terus dikembangkan sehingga mampu memprediksi waktu terjadinya gempa bumi secara tepat. Selain itu, kapasitasnya akan diperbanyak karena saat ini baru ada 5 stasiun pantau/EWS yang tersebar di DIY dalam setiap 5 detik mengirim data ke server melalui teknologi internet of thing (loT).
“Lima EWS ini masih di sekitar DIY. Jika seandainya terpasang di antara Aceh hingga NTT kita dapat memperkirakan secara lebih baik, yakni dapat memperkirakan lokasi dengan lebih tepat,” terang Sunarno dikutip dari ugm.ac.id.