Heboh Video Bullying Purworejo, Ini 4 Dampak Psikis yang Mungkin Akan Dialami Korban
Bullying yang menimpa seorang siswi di Purworejo viral di media sosial. Berikut dampak psikologis yang bisa dialami korban karena tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Kasus bullying kembali menggemparkan warganet Indonesia. Kali ini menimpa salah seorang siswi SMP di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dalam sebuah video yang tersebar melalui media sosial Twitter, tampak tiga orang siswa SMP melakukan pemukulan terhadap seorang siswi yang tengah duduk.
Awalnya, siswi itu ditendang sekitar enam kali, dipukul sekali, dan sempat dipukul menggunakan sapu. Belum diketahui secara pasti motif pengeroyokan itu. Video ini mengundang berbagai reaksi negatif dari masyarakat.
-
Bagaimana bullying tersebut terjadi? Dalam video tampak korban, AY (14), tak bisa berbuat apa-apa saat menjadi sasaran teman-teman sekelasnya. Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku. Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Apa saja tanda-tanda yang menunjukkan anak menjadi korban bullying? Tanda anak jadi korban bullying yang pertama adalah tidak lagi melakukan hobi atau kesenangannya. Apabila anak-anak kehilangan minat pada hobi atau makanannya, coba orang tua memperhatikan mereka. Orang tua juga bisa mencoba mengajak anak komunikasi tentang apa yang tengah dialaminya.
-
Apa saja contoh tindakan bullying yang dilakukan anak dan remaja? Mereka mungkin melecehkan atau mengolok orang lain dalam upaya untuk menonjol di antara teman-teman mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan bullying? Bullying atau perundungan salah satu masalah sosial yang kerap terjadi di lingkungan sekolah, tempat kerja hingga dunia maya.
-
Apa dampak utama dari bullying pada anak? Dampak bullying pada anak yang paling signifikan adalah penurunan harga diri. Pelecehan, penghinaan, dan pengucilan yang terus menerus dapat menyebabkan perasaan tidak berharga dan tidak mampu.
Kasus bullying tidak bisa dianggap sepele. Menerima bully akan berdampak pada kondisi psikis korban, apalagi korban masih menginjak usia remaja. Di usia ini, kondisi emosional seseorang belum sepenuhnya matang. Berikut empat dampak psikis yang mungkin akan dialami oleh para korban bullying bila tidak ditangani dengan tepat:
Timbul Rasa Takut dan Kurang Percaya Diri
Dikutip dari buku Bullying Mengatasi Kekerasan Di Sekolah Dan Lingkungan Sekitar Anak, anak-anak yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang percaya diri dalam masa dewasa.
TheRichest.com
Bahkan, seorang anak yang menjadi korban bullying akan takut bertemu anak-anak lain yang mem-bully dirinya. Termasuk kasus-kasus yang terjadi di sekolah. Para Korban bullying cenderung akan malas berangkat ke sekolah karena rasa takut yang dialaminya.
Berdampak pada Kesehatan Fisik
Dampak selanjutnya yang bisa dialami korban bully adalah kesehatan fisik yang menurun. Orang yang terus-menerus di-bully akan membuat kondisi fisiknya mengalami penurunan dan dapat memicu penyakit lain.
Keluhan sakit fisik yang biasa dirasakan para korban bullying antara lain seperti sakit kepala, sakit perut, ketegangan otot, bahkan menurunnya daya tahan tubuh. Para korban bully biasanya selalu terlihat lemas dan tidak bersemangat, terlebih saat bertemu dengan para perundungnya.
Jadi Anti Sosial
Anak-anak yang menjadi korban bullying cenderung akan menjadi pribadi yang anti sosial. Dia akan mengurung diri, tidak mau bergaul dengan teman sebayanya karena takut di-bully.
www.underworldtales.com
Bukannya meminimalisir perilaku bully, anak yang anti sosial ini akan tambah di-bully lagi karena tidak mau bergaul dengan kelompok. Pada akhirnya teman-temannya menjauh karena tidak mau berteman dengan korban bully. Ada kemungkinan, mereka tidak mau dekat dengan korban karena takut mendapat perlakuan yang sama.
Ingin Bunuh Diri
Di Jepang, sebanyak 10 persen orang yang pernah menjadi korban bullying melakukan usaha bunuh diri paling tidak sekali. Bahkan, seorang siswa sekolah dasar di Ohio, Amerika Serikat tewas gantung diri menggunakan dasi karena di-bully oleh teman sekolahnya.Di sekolah, ia sering dipukuli oleh teman-temannya.
Selain itu, ada seorang remaja perempuan nekat menghabisi nyawanya sendiri dengan menembakkan pistol ke dada.
Di Bali, seorang anak berusia 15 tahun yang menjadi korban bullying tega membunuh teman yang sukamelakukan bullying padanya. Motif pembunuhan ini adalah dendam sejak kelas 1 SMP karena kerap menerima perlakuan tidak menyenangkan dari temannya itu.
Kasus-kasus bunuh diri dan pembunuhan tersebut merupakan dampak psikis pada korban bullying yang nyata. Perlu penanganan dan peran penting orang-orang di sekitar korban, agar tidak terjadi dampak negatif yang lebih mengerikan.
(mdk/shr)