Jalur Pendakian Gunung Semeru Dibuka Pada 1 Oktober Nanti, Ini Syaratnya bagi Pendaki
Setelah ditutup kurang lebih selama satu tahun akibat kebakaran hutan pada 2019 lalu, jalur pendakian Gunung Semeru akan dibuka kembali pada 1 Oktober 2020 mendatang dengan protokol kesehatan yang ketat.
Setelah ditutup kurang lebih selama satu tahun akibat kebakaran hutan pada 2019 lalu, jalur pendakian Gunung Semeru akan dibuka kembali pada 1 Oktober 2020 mendatang dengan protokol kesehatan yang ketat.
Diketahui, usai kejadian kebakaran hutan itu, pendakian Gunung Semeru belum sempat dibuka akibat adanya pandemi Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Bagaimana tinggi kolom letusan Gunung Semeru? Tinggi Letusan Menurutnya, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak Semeru atau sekitar 4..476 meter di atas permukaan laut.
-
Siapa pendaki yang hilang di Gunung Semeru? Delapan tahun lalu, atau tepatnya tanggal 3 Juni 2016, seorang pendaki asal Swiss, Lionel Du Creaux dinyatakan hilang di Gunung Semeru.
-
Dimanakah Gunung Semeru berada? Gunung Semeru atau yang akrab disapa Mahameru sebagai gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa dengan ketinggian mencapai 3.676 meter di atas permukaan laut.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, John Kennedie mengatakan, keputusan untuk kembali membuka pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut, usai dilakukan rapat koordinasi pada 21 September 2020.
"Pendakian Gunung Semeru pada masa adaptasi kebiasaan baru di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, dibuka kembali pada 1 Oktober 2020," kata John pada Selasa (22/9) dilansir dari Liputan6.com.
Namun, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pendaki pada saat melakukan pendakian ke Gunung Semeru di masa pandemi ini. Berikut informasi selengkapnya.
Maksimal 120 Pendaki dalam Sehari
Jumlah pendaki ditetapkan berdasarkan kuota per hari, yakni sebanyak 120 orang atau 20 persen dari total daya dukung dan daya tampung Gunung Semeru yang sebanyak 600 pendaki.
Kemudian, pendakian hanya diizinkan untuk dua hari satu malam, dengan wajib membawa surat keterangan sehat dari dokter, yang menyatakan bebas Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dengan stempel basah yang berlaku paling lama tiga hari sebelum pendakian.
Tenda Diisi 50 Persen dari Kapasitas dan Beri Jarak 2 Meter
Selain itu, lanjut John, pendaki yang diizinkan berusia minimal sepuluh tahun dan maksimal 60 tahun, membawa obat-obatan pribadi dan cairan pembersih tangan, serta membawa masker cadangan minimal empat buah.
"Tempat mendirikan tenda hanya di Ranu Kumbolo dan Kalimati. Kemudian, tenda yang dipergunakan hanya bisa diisi maksimal 50 persen dari kapasitas, dan ada jarak minimal mendirikan tenda dua meter," kata John.
Batas Akhir Pendakian di Kawasan Kalimati
John menambahkan, batas akhir pendakian yang diizinkan adalah di kawasan Kalimati, sesuai dengan arahan Pos Vulkanologi, dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gunung Sawur Lumajang, Jawa Timur.