Jamin Keamanan Pelanggan saat Pandemi, Kereta Api Jadi Moda Transportasi Primadona
Sebelum pandemi Covid-19 merebak Qistia dan Faiz kerap menggunakan moda transportasi kereta api jarak dekat maupun jarak jauh saat bepergian. Kini, saat memiliki kepentingan untuk bepergian di masa pandemi, kereta api tetap menjadi moda transportasi utama yang dipilih keduanya.
Di ruang tamu sebuah rumah di pusat Kota Madiun, Jawa Timur, sehari-hari Rayhan Askara (4) asyik bermain replika palang kereta api yang dibuat ayahnya dari karton bekas. Balita itu paling suka dengan mainan kereta api dibandingkan moda transportasi lain.
Ia juga sangat suka melihat kereta api melintas. Beruntung, tempat tinggalnya tidak terlalu jauh dari Stasiun Kota Madiun, jadi ia biasa diajak orang tuanya melihat kereta api yang melintas di rel dekat rumah. Kerapkali lokomotif kereta api belum tampak, tapi Rayhan sudah antusias mendengar suara khas gesekan roda kereta dengan rel.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Endah Ayu (29), ibu Rayhan, mengaku ingin mengajak buah hatinya itu menjajal perjalanan jauh dari Kota Madiun ke Yogyakarta menggunakan kereta api. Rencana tersebut belum terealisasi lantaran pandemi Covid-19 merebak di Indonesia sejak pertama kali diumumkan Presiden Jokowi pada 2 Maret 2020 lalu dan hingga kini belum usai.
Terpisah, Qistia Ummah Chasanah (26) dan Nur Faiz Khumaizah (24) mengungkapkan, selalu ada pengalaman berkesan setiapkali melakukan perjalanan menggunakan Kereta Api Indonesia (KAI).
“Suka lihat suasana di perjalanan. Pernah saat perjalanan sore menjelang malem gitu ngelewatin rumah yang isinya keluarga lagi ngumpul nonton TV… jadi keinget rumah. Seneng lihatnya,” terang Qistia saat dihubungi Merdeka, Rabu (8/9/2021).
Sebelum pandemi Covid-19 merebak, Qistia dan Faiz kerap menggunakan moda transportasi kereta api jarak dekat maupun jarak jauh saat bepergian. Intensitas bepergian keduanya menggunakan moda transportasi kereta api jauh berkurang selama masa pandemi Covid-19 yang dibersamai dengan penerapan aturan pembatasan mobilisasi masyarakat oleh pemerintah.
Meski demikian, saat memiliki kepentingan untuk bepergian di masa pandemi, kereta api tetap menjadi moda transportasi utama yang dipilih Qistia dan Faiz.
“Buat yang perlu bepergian, enak banget kereta masih beroperasi di masa pandemi. Sebelum ataupun saat pandemi aku percaya pada tingkat keamanan dan kenyamanannya. Apalagi pandemi, meskipun aturan physical distancing-nya masih terbilang dekat, tapi itu masih lebih baik daripada bus yang bisa bejubel tanpa tes sama sekali. Itulah kenapa aku akan milih naik kereta di musim pandemi seperti ini,” terang Faiz saat dihubungi Merdeka, Kamis (9/9/2021).
Sebagaimana Qistia, Faiz juga menyukai setiap perjalanan menggunakan kereta api lantaran moda transportasi itu seringkali menyuguhkan pemandangan alam eksotis. “Saat kereta mulai jalan itu rasanya angin segar mulai berhembus,” imbuh Akuntan di salah satu hotel ternama di Kabupaten Bojonegoro itu.
Pengalaman menyenangkan Qistia dan Faiz setiapkali naik kereta menjadi angin segar bagi misi PT KAI (Persero) sebagai penyedia layanan transportasi yang aman dan efisien. Persis gambaran yang ditampilkan dalam Video Profile Kereta Api Indonesia (Persero) yang tayang di akun YouTube resmi KAI, Kereta Api Kita, Rabu (11/11/2020).
Kehidupan tanpa perjalanan tak akan bisa menghidupkan momen, karena setiap momen membawa pengalamannya sendiri. Perjalanan bukan hanya sampai tujuan. Tapi, bagaimana perjalanan akan selalu membawa kekuatan. Perjalanan akan selalu mengantarkan kebaikan untuk lainnya. Seiring dengan kehidupan yang terus berdenyut.
Kontribusi KAI di Tengah Pandemi
©2021 Merdeka.com/kai.id
Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo menegaskan, pihaknya berkomitmen menjamin keamanan dan kenyamanan penumpang kereta api selama pandemi Covid-19.
“Sejumlah adaptasi, inovasi, dan kontribusi terus KAI lakukan demi memberikan rasa aman dan nyaman, baik bagi pelanggan maupun masyarakat di masa pandemi Covid-19,” terang Didiek melalui keterangan pers, Senin (16/8/2021).
Sebagai informasi, selama pandemi Covid-19, PT KAI menerapkan protokol kesehatan ketat untuk menghindari penyebaran virus corona di stasiun maupun di dalam gerbong kereta. Calon penumpang kereta api wajib mengenakan masker sesuai standar yang ditentukan. Saat tiba di stasiun, calon penumpang diwajibkan mencuci tangan di wastafel yang sudah disediakan.
Selanjutnya, calon penumpang kereta api menjalani skrining kesehatan melalui pengecekan suhu tubuh dengan ambang batas maksimal 37,3 derajat celcius. Bagi calon penumpang kereta api jarak jauh wajib membawa hasil tes usap antigen atau PCR negatif. Saya melalui serangkaian persyaratan tersebut saat hendak naik KA Kahuripan dari Yogyakarta ke Blitar untuk melakukan liputan pada 2 Oktober 2020 lalu.
Proses pembelian tiket kereta hingga pemilihan bangku saya lakukan secara daring melalui aplikasi KAI Access. Dalam keterangan persnya, Senin (16/9/2021), untuk mengurangi mobilitas dan kontak fisik, PT KAI menambah sejumlah fitur pada aplikasi tersebut guna mempermudah pelanggan mengatur perjalanannya tanpa perlu ke stasiun.
Bersamaan dengan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), PT KAI memperketat syarat perjalanan bagi calon penumpang kereta. Selain hasil tes usap atau PCR negatif, calon penumpang kereta api jarak jauh wajib menunjukkan sertifikat vaksin. Terkait ini, sejak 23 Juli 2021, KAI telah mengintegrasikan aplikasi Peduli Lindungi dengan sistem boarding KAI untuk mempermudah proses validasi dokumen kesehatan calon penumpang.
Sedangkan penumpang kereta rel listrik (KRL) Commuter Line diwajibkan menunjukkan dokumen syarat perjalanan. Selama pandemi Covid-19, jumlah pelanggan KRL juga dibatasi maksimal 32%. Siwi Nur Wakhidah (26), seorang pekerja sektor esensial di Kota Yogyakarta menceritakan pengalamannya menggunakan moda transportasi KRL Yogyakarta-Solo selama masa PPKM.
“Lebih nyaman karena sepi dan kondusif. Pokoknya enak,” terang Siwi, saat dihubungi Merdeka, Jumat (10/9/2021).
Selain menjamin keamanan pelanggan, selama pandemi Covid-19, PT KAI juga menunjukkan kontribusinya untuk misi kemanusiaan. Mulai dari memberikan bantuan untuk porter stasiun, alat pelindung diri (APD) dan ambulans untuk beberapa pemerintah daerah (Pemda). Serta menggratiskan pengiriman tabung oksigen dan memberi diskon untuk pengiriman obat dan alat medis lain melalui KAI Logistik (KALOG), salah satu anak perusahaan KAI.
Tumbuh di Tengah Krisis
©2021 Merdeka.com/kai.id
Di masa pandemi, KALOG menjadi tumpuan utama PT KAI (Persero) untuk menjaga performa bisnisnya. Saat kereta penumpang menunjukkan tren penurunan, performa kereta barang KAI menunjukkan hal sebaliknya. Laporan akhir KALOG pada semester I tahun 2021 naik 8,9% dibanding periode yang sama pada 2020 lalu.
“Kenaikan volume barang yang KAI layani sangat penting bagi KAI untuk tetap survive di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung,” ungkap Didiek.
Selain meningkatkan performa KALOG, PT KAI (Persero) juga mengoptimalkan kinerja anak perusahaannya yang lain, yakni KAI Bandara, KAI Commuter, KAI Wisata, KAI Services, dan KAI Properti. Di antaranya, peresmian KA Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), pembukaan kembali Museum Kereta Api Ambarawa, hingga memperkuat kerja sama pemanfaatan aset fisik dengan berbagai pihak.
Sementara itu, pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodetabek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung juga terus berlangsung. Berdasarkan laporan resmi PT KAI (Persero), per 30 Juli 2021 progres pekerjaan LRT mencapai 73,31%. Sementara progres Kereta Cepat Jakarta-Bandung sudah mencapai 77,45%.
“Kondisi pandemi memang sedikit banyak mempengaruhi capaian target penyelesaian pekerjaan, namun KAI melakukan upaya maksimal dengan intens berkoordinasi dengan para stakeholders,” demikian bunyi keterangan pers KAI, Senin (16/8).
Transportasi Massal Berkelanjutan
©2021 Merdeka.com/kai.id
Deasy Elfarischa Pramyastiwi, dkk, dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Brawijaya (UB) Malang menyatakan, salah satu kelebihan moda transportasi kereta api ialah bebas dari macet karena memiliki jalur khusus.
Selain itu, kereta api juga disebut lebih hemat bahan bakar karena daya muatnya yang besar dalam satu kali perjalanan. Mantan Kepala Bidang Perhubungan Darat dan Perkeretaapian Sekretariat Kabinet, M. Faisal Yusuf mengungkapkan, satu kali perjalanan KA penumpang setara dengan ± 31 bus dan 1 kali perjalanan KA batubara setara dengan ± 300 truk 10 ton.
Lebih lanjut, data dari Mc Kinsey dalam Blue Sky Indonesia (2010), menunjukkan bahwa moda transportasi kereta api memiliki dampak polusi paling rendah dibanding moda transportasi lain di Indonesia, yakni sebesar 1%.
Sukma Larastiti (31) dari Lingkar Studi Transportasi, Transportologi, tak menampik sederet kelebihan kereta api sebagai moda transportasi massal. Namun, ia menyatakan bahwa sistem perkeretaapian di Indonesia masih harus dibenahi.
“Emisi yang dihasilkan kereta lebih ringan, karena semakin banyak yang diangkut semakin kecil emisi yang dihasilkan. Apalagi kalau jangka panjang bisa diubah jadi berbasis listrik, emisi lebih sedikit lagi karena kendaraan listrik memang lebih rendah emisi daripada kendaraan berbasis minyak bumi. Bahkan kalau sumber listriknya bukan dari bahan bakar fosil, emisi kereta listrik bisa jadi nol,” ujar lulusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta itu.
Selain itu, imbuh dia, kereta api yang beroperasi di Indonesia saat ini belum mampu memfasilitasi kebutuhan orang melakukan perjalanan jarak menengah-pendek, padahal kebutuhan tersebut tinggi.
“Kereta api yang kita miliki mayoritas berpola kendaraan regional yang memfasilitasi perjalanan jarak jauh. Untuk perjalanan jarak menengah-pendek Indonesia baru punya beberapa, KRL Jakarta, KRL Solo-Jogja, LRT dan MRT Jakarta, LRT Palembang. Padahal kebutuhan orang melakukan perjalanan jarak menengah-pendek itu tinggi. Artinya apa, kereta yang ada belum mampu memfasilitasi orang bepergian,” ungkap Lala, sapaan akrab Sukma Larastiti saat dihubungi Merdeka melalui sambungan telepon, Minggu (12/9/2021).
Direktur Utama PT KAI (Persero), Didiek Hartantyo mengungkapkan, pihaknya sedang gencar mengembangkan transportasi berbasis rel untuk menghadirkan moda transportasi yang terintegrasi dan memudahkan mobilitas masyarakat.
“Kemajuan ini nantinya diharapkan tidak hanya akan menambah volume angkut semata, tapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat yang juga berimbas bagi kemajuan bangsa,” jelas Didiek.
Sementara itu, menurut Lala, pengembangan transportasi berbasis rel juga harus diimbangi dengan penyediaan sistem pendukungnya.
“Kalau mau jadi transportasi massal berkelanjutan secara sosial, lingkungan, dan ekonomi, sistem pendukung KAI harus berubah. Selama ini orang naik kereta, dari rumah ke stasiun pakai motor dan mobil. Enggak naik bus karena haltenya jauh atau males jalan kaki karena trotoarnya nggak nyaman, nggak membuat dia merasa aman. Atau nggak naik sepeda karena nggak ada jalurnya,” terang Lala.
Pelanggan kereta api, imbuh Lala, menginginkan moda transportasi yang memfasilitasi mereka jadi sedekat mungkin dengan tempat yang dituju. Mereka juga berharap selamat dan aman, termasuk aman dari pelecehan, digendam, bahkan perampokan baik saat berjalan di lingkungan stasiun maupun selama perjalanan di dalam gerbong kereta.