Legislator Rayakan Kemerdekaan bersama Mantan Tokoh ISIS Jatim, Begini Kesannya
Anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i merayakan HUT RI ke-77 bersama Abu Fida, salah satu mantan tokoh Deklarasi ISIS di Jawa Timur. Begini kesannya.
Anggota DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i merayakan HUT RI ke-77 bersama salah satu mantan tokoh Deklarasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Jawa Timur, Muhammad Saifudin Umar alias Abu Fida.
"Kemarin (17/8), saya ke rumah Abu Fida di Jalan Sidotopo Lor, Surabaya,” ujar legislator Kota Surabaya itu melalui keterangan tertulis, Kamis (18/8).
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Di rumah mantan narapidana terorisme (napiter) itu, Imam dan Abu Fida melakukan tasyakuran dengan nasi tumpeng Berbendera Merah Putih.
Sosok Abu Fida
©2022 Merdeka.com/Instagram @abufida_official
Anggota DPRD Kota Surabaya itu mengungkapkan, Abu Fida adalah salah satu tokoh yang memiliki potensi menarik orang-orang radikal kembali ke jalan normal. Apalagi Abu Fida pernah memiliki ideologi radikalisme selama puluhan tahun hingga akhirnya kembali mengucapkan janji setia kepada NKRI.
Untuk itu, pada momentum HUT ke-77 Kemerdekaan RI, Imam mengajak Abu Fida dan para mantan napiter lain berperan bersama-sama.
"Orang-orang seperti Abu Fida dan mantan napiter lain setelah kembali ke lingkungan masyarakat, jangan malah dikucilkan. Harusnya, kita bersama mereka agar bisa bersama-sama mengisi kemerdekaan," ungkap Imam, mengutip dari ANTARA.
Adapun saat ini, sebagian besar mantan napiter berprofesi sebagai pedagang. Pemerintah Kota Surabaya, kata Imam, berupaya memfasilitasi para napiter dengan mendaftarkan di aplikasi e-Peken hingga mendorong pengurusan izin berdagang.
"Kalau para mantan napiter ini sudah punya akun e-Peken. Kemudian, mereka mendapat rezeki dari situ, kan nanti tidak mudah tergoda dari aliran-aliran keras itu lagi," imbuhnya.
Pengakuan Abu Fida
©2022 AFP/DEVI RAHMAN
Abu Fida mengaku bersyukur bisa merayakan HUT ke-77 Kemerdekaan RI Tahun 2022 dengan suasana suka cita dan kedamaian.
"Saya kembali ke pikiran-pikiran yang relatif normal sehingga tidak keras seperti dahulu. Mudah-mudahan pertemanan ini saling menjaga untuk mewujudkan kesatuan bangsa Indonesia," tuturnya.
Lelaki yang tahun ini terdaftar sebagai mahasiswa baru Program Doktoral S-3 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Jurusan Studi Islam itu mengapresiasi upaya Pemkot Surabaya yang memfasilitasi para mantan napiter mengembangkan usahanya melalui aplikasi Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo atau e-Peken.
"Saya menjual beberapa obat herbal dan beberapa sembako di aplikasi e-Peken," terangnya.
Perjalanan Abu Fida
©2015 Merdeka.com
Abu Fida yang merupakan mantan anggota JI (Jamaah Islamiyah) dan JAT (Jamaah Ansharut Tauhid) adalah satu di antara 18 mantan napiter yang tinggal di Surabaya. Adapun secara keseluruhan mantan napiter yang tinggal di Jawa Timur tercatat sebanyak 150-an orang.
Pada tahun 2004, Abu Fida ditangkap aparat keamanan karena dituduh pernah menyembunyikan Dr. Azhari dan Noordin Mohd Top. Kedua warga Malaysia yang menjadi buronan utama kasus terorisme di Indonesia
Petugas melakukan pemeriksaan intensif terhadap Abu Fida selama sebulan dari satu hotel ke hotel lain. Dia kemudian dibebaskan setelah media massa ramai memberitakan kasus penangkapannya. Kabarnya, saat itu petugas tidak pernah memberikan surat penangkapan dan penahanan guru mengaji itu kepada pihak keluarga.
Selang 10 tahun, pada tahun 2014 Abu Fida kembali ditangkap Densus 88 Antiteror setelah mengisi ceramah dan mendeklarasikan ISIS di sebuah masjid di Kota Surakarta. Alumni Pondok Pesantren Gontor itu divonis hukuman tiga tahun penjara. Dua tahun dipenjara di Mako Brimob dan setahun di Lapas Magelang, Jawa Tengah.