Penyebab Kejang Otot dan Gejalanya yang Patut Diketahui, Baca Lebih Lanjut
Kejang terjadi ketika otot tanpa sadar dan secara paksa berkontraksi tak terkendali dan tidak bisa rileks. Olahraga jangka panjang atau kerja fisik terutama dalam cuaca panas, dapat menyebabkan kejang otot. Beberapa obat dan kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan kondisi ini.
Kejang otot atau kram otot adalah kontraksi dan pengencangan otot tiba-tiba dan dapat menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini umumnya terjadi secara tidak disengaja dan tidak dapat diprediksi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, kram otot dapat membuat otot yang terkena tidak dapat digunakan untuk sementara waktu.
Kejang terjadi ketika otot tanpa sadar dan secara paksa berkontraksi tak terkendali dan tidak bisa rileks. Olahraga jangka panjang atau kerja fisik terutama dalam cuaca panas, dapat menyebabkan kejang otot. Beberapa obat dan kondisi medis tertentu juga dapat menyebabkan kondisi ini.
-
Bagaimana cara mengatasi kram otot? Cara paling umum untuk mengatasi kram otot adalah dengan melakukan stretching atau peregangan.
-
Apa yang membuat otot kram? Kram otot umumnya terjadi karena faktor kelelahan otot, dehidrasi, atau kurangnya pemanasan sebelum beraktivitas fisik.
-
Kenapa kram otot itu mengganggu? Ketika hal ini menimpa kamu, pasti rasanya sangat mengganggu kenyamanan dan performa dalam berolahraga, bukan?
-
Bagaimana cara angkat kaki ke tembok meredakan kram otot? Hal ini biasa dilakukan setelah aktivitas fisik atau dari efek buruk duduk/berdiri di siang hari. Selain itu, leg-up-the-wall ini bahkan dapat membantu relaksasi dasar panggul dan meringankan kram menstruasi dan masalah terkait seperti nyeri punggung dan sakit perut. Diketahui, otot-otot panggul secara alami terlepas dan rileks dalam posisi ini, terlebih lagi dengan bantalan di bawah panggul, menghasilkan latihan konstruktif untuk dasar panggul yang tegang.
-
Bagaimana cara mencegah kram otot setelah olahraga? Tapi ingat, setelah selesai berolahraga pun, kamu tetap harus melakukan peregangan untuk mencegah kembalinya kekakuan otot sekaligus membantu dalam pemulihan otot yang lelah.
-
Bagaimana cara mengatasi otot kaki yang ketarik? Setelah diagnosis dikonfirmasi, kondisi otot tertarik biasanya ditangani dengan menggunakan antiradang, pelemas otot, dan terapi fisik. Selain itu, bantalan pemanas juga terbukti bermanfaat sebagai cara mengatasi otot tertarik.Dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa cara mengatasi otot tertarik di rumah berikut ini: 1. Beristirahat. Istirahatkan otot selama beberapa hari atau sampai dokter memberikan izin. Jika Anda mengalami ketegangan otot ringan, Anda dapat melakukan beberapa gerakan lembut setelah dua hari. 2. Gunakan es. Tempelkan es ke area cedera selama 20 menit setiap jam Anda bangun. Es dapat membantu mengurangi peradangan. Jangan pernah mengoleskan es ke kulit secara langsung. Bungkus es dengan handuk terlebih dahulu sebelum diaplikasikan pada lokasi cedera. 3. Kompresi.Membungkus otot dengan perban elastis dapat membantu meredakan pembengkakan. Hindari membungkus dengan terlalu kencang karena otot Anda tidak akan mendapatkan sirkulasi darah yang cukup. 4. Angkat bagian yang cedera. Cara mengatasi otot tertarik juga bisa dengan mengangkat bagian yang cedera. Angkat otot yang cedera untuk mengurangi pembengkakan. 5. Pengobatan.Dokter mungkin merekomendasikan obat antiinflamasi nonsteroid, seperti ibuprofen, untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak. 6. Panas. Gunakan bantal pemanas beberapa kali sehari setelah tiga hari. Jangan pernah menerapkan panas ke kulit secara langsung. Selalu bungkus bantal pemanas dengan handuk sebelum digunakan.
Area yang paling umum terkena kejang otot adalah paha, betis, kaki, tangan, lengan, dan perut. Ketika terjadi di betis, kejang ini dikenal sebagai "charley horses". Sementara, kejang otot kaki yang terjadi di malam hari saat Anda beristirahat atau tidur disebut “kram kaki nokturnal.” Lantas, apa penyebab kejang otot ini?
Berikut ulasannya.
Penyebab Kejang Otot
Penyebab kejang otot adalah beberapa hal seperti kekurangan nutrisi, ketegangan otot, penggunaan otot yang berlebihan, peningkatan permintaan aliran darah, atau berbagai kondisi medis yang mendasarinya mengutip osmosis.org.
Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit (misalnya, natrium, kalsium, kalium, magnesium) dapat mencegah sel-sel otot menerima pasokan nutrisi yang diperlukan, menyebabkan mereka menjadi lebih rentan terhadap kejang dan kontraksi acak.
Pekerjaan yang mengharuskan tubuh berada di lingkungan yang panas (misalnya, pekerja konstruksi dan pabrik, atlet) juga dapat memengaruhi kemunculan dehidrasi dan menyebabkan kejang otot.
Kejang karena ketegangan otot atau penggunaan otot yang berlebihan biasanya dialami saat berada pada posisi tertentu terlalu lama atau saat berolahraga tanpa meregangkan otot. Olahraga berat juga dapat menyebabkan ketegangan otot dan menyebabkan peningkatan permintaan aliran darah ke otot.
Jika tubuh tidak dapat memenuhi tuntutan sel otot, kejang otot dapat terjadi. Risiko kram otot juga meningkat seiring bertambahnya usia, kelebihan berat badan, dan kehamilan. Namun, dalam banyak kasus, penyebab pasti kejang otot masih tidak diketahui.
Meski kejang otot biasanya tidak berbahaya, hal ini dapat terkait dengan kondisi medis yang mendasarinya. Arteriosklerosis, suatu kondisi yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, adalah salah satu contohnya.
Pada individu dengan arteriosklerosis, aliran darah ke ekstremitas (misalnya, lengan dan kaki) dapat terganggu, menyebabkan kekurangan oksigen dan nutrisi yang dapat menyebabkan kram otot. Kompresi saraf di sumsum tulang belakang lumbal, bagian utama terendah dari sumsum tulang belakang, dapat menjadi pemicu lain untuk kejang otot, khususnya kram kaki yang memburuk saat berjalan jarak jauh.
Gejala Kejang Otot
Tidak semua kejang otot terasa menyakitkan, tetapi beberapa di antaranya memang akan menimbulkan rasa sakit. Kejang otot dapat terasa seolah-olah otot melompat atau bergerak sendiri, di mana hal ini biasanya berlangsung hanya beberapa detik. Dalam beberapa kesempatan otot bahkan akan tampak berkedut.
Terkadang, kejang otot dapat membuat seolah-olah seluruh otot telah kram dan tidak bisa bergerak. Efek ini paling sering terjadi di kaki, dan rasanya sangat menyakitkan. Otot akan terasa sulit untuk disentuh dan rasa sakit akan terus ada untuk beberapa waktu sesudahnya.
Jika kejang otot adalah bagian dari kondisi kesehatan neurologis, penderita akan mengalami gejala lain seperti nyeri di punggung, leher, atau kepala, kelemahan pada otot, kulit mati rasa, sensasi tertusuk jarum. kelumpuhan, koordinasi yang buruk, gerakan yang lambat, penglihatan ganda, hingga masalah tidur mengutip medicalnewstoday.com.
Pengobatan Kejang Otot
Seringkali, kejang otot tidak memerlukan pengobatan karena biasanya akan hilang dengan sendirinya. Anda dapat meredakan kejang otot dengan menghentikan aktivitas apa pun yang dapat memicu otot berkedut dan mencoba meregangkan dan memijat otot yang terkena dengan lembut.
Menerapkan panas yang lembut, seperti handuk yang telah dibasahi dengan air hangat ke otot yang tengah kejang juga dapat meredakan gejala. Jika rasa sakit berlanjut, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengonsumsi pereda nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen, acetaminophen, atau naproxen.
Jika kram otot menyebabkan ketidaknyamanan yang parah dan berulang yang tidak membaik dengan istirahat, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis atas penyebab yang mendasarinya. Pembengkakan kaki, kemerahan, dan kelemahan otot adalah indikator tambahan untuk segera mencari konsultasi medis.
Dalam kasus seperti ini, dokter akan meresepkan relaksan otot (misalnya, baclofen, benzodiazepin) untuk menghambat kontraksi yang menyakitkan, dan menyarankan terapi olahraga ringan untuk meregangkan otot dan mencegah kejang otot lebih lanjut.
Selain melakukan peregangan sebelum dan sesudah berolahraga, minumlah cukup cairan sebelum berolahraga untuk membantu mencegah kejang otot.