Potret Pentas Tari Didik Nini Thowok di Pura Calonarang Putuk, Magis Banget
Potret penampilan sang maestro tari Didik Nini Thowok menampilkan karya tari terbarunya berjudul "Dwimuka Ardhanareswari" pada pagelaran tari di Pura Calonarang Putuk, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri. Magis banget.
Sang maestro tari Didik Nini Thowok menampilkan karya tari terbarunya berjudul "Dwimuka Ardhanareswari" pada pagelaran tari di Pura Calonarang Putuk, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur pada Sabtu (3/6/2023) malam.
Karya tari itu menggambarkan dualisme dalam diri manusia, seperti baik dan buruk, Uma dan Durga, serta Yin dan Yang.
-
Apa bakat seni Aming yang tertempa sejak dini? Bakat seni Aming tertempa sejak dini, karena keluarga besarnya merupakan pencinta seni.
-
Apa yang Djon kenalkan dalam seni rupa Indonesia? Melalui dirinya, seni di Indonesia semakin berkembang dengan memperkenalkan modernitas seni rupa dengan konteks faktual Bangsa Indonesia.
-
Di mana seni tunil berasal? Berbentuk wayang orang Mengutip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Rabu (15/11), kesenian tunil biasanya berkonsep wayang orang yang berasal dari Kampung Miduana, Desa Balegede, Kecamatan Naringgul.
-
Di mana seni Topeng Beling berada? Selain Banten, wilayah Cirebon, Jawa Barat ternyata memiliki kesenian debus lokal bernama Topeng Beling.
-
Apa itu Tari Sintung Sumenep? Tari Sintung merupakan salah satu ekspresi keimanan umat muslim di Kabupaten Sumenep kepada Tuhan Yang Maha Esa.
-
Apa itu seni beluk? Beluk sendiri merupakan suatu seni tarik suara yang lahir dari tradisi bertani dan berladang. Suara beluk biasanya digunakan untuk mengusir sepi, atau memberi tahu keberadaannya pada warga sekitar saat ia berada di sawah, ladang, bahkan di dalam hutan.
Koreografi ini menceritakan sosok Ratu Girah/Ratu Calonarang, seorang ratu sakti dengan ilmu Tantra Bhairawa yang saat marah dan mengeluarkan kesaktiannya bisa menghancurkan sekelilingnya.
"Hal ini menyebabkan Calonarang dianggap sebagai dukun ilmu hitam dan jahat, sehingga tidak tampak sisi baiknya sama sekali. Padahal tidak seperti itu kenyataannya," terang Didik Nini Thowok di Kediri.
Magis
Lihat postingan ini di InstagramAdvertisement
Penampilan Didik Niki Thowok di Pura Calonarang Putuk Kediri merupakan rangkaian dari perayaan tradisi Tumpek Landep Purnama. Dikutip dari akun Instagram @didikninithowok, Tumpek Landep Purnama terjadi setiap tujuh tahun sekali berdasarkan Lunar Kalender.
Sementara itu, pada Sabtu malam itu, Didik Ninik Thowok tampil menyita perhatian para audiens. Ia tampil memakai dua topeng berbeda, topeng pertama menggambarkan sosok Calonarang yang memiliki muka seram, sementara topeng kedua menunjukkan sosok Ratu Calonarang yang cantik jelita.
Sebagaimana kekhasan Didik Nini Thowok hampir pada setiap karya tarinya, saat membawakan karya "Dwimuka Ardhanareswari", sang maestro juga tampil luwes menari dengan posisi tubuh membelakangi audiens.
Kekayaan Kediri
©2023 Merdeka.com/Dok. Pura Calonarang Putuk
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri Adi Suwignyo menuturkan, kisah Ratu Calonarang merupakan kekayaan tutur yang terkenal di Kabupaten Kediri.
"Kami mengapresiasi pagelaran ini, sebab merupakan kekayaan tutur yang sangat terkenal di Kabupaten Kediri bahkan mendunia sejak ribuan tahun. Pelurusan sejarah seiring berkembangnya zaman juga perlu dilakukan," ungkap Adi, dikutip dari Antara.
Banyak wisatawan-wisatawan dari Bali berkunjung ke Situs Calonarang dan Pura Calonarang di Kediri.
Penanggung jawab Pura Dalem Calonarang di Desa Putuk, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Jero Wayan Suranta menjelaskan bahwa selama ini doktrin yang berkembang di masyarakat menyatakan bahwa Ratu Calonarang atau Nyi Girah adalah seorang yang jahat.
"Munculnya hal jelek kepada Ratu Calonarang itu tak lebih karena faktor politik di era kekuasaan Raja Kahuripan Airlangga. Raja tersebut memiliki darah Bali dan berkuasa di Dhaha Kediri dengan ibukota Dhahanapura. Kekuasannya berakhir pada tahun 1042," terang Jero Wayan.
Pengalaman Pribadi
Pria asal Bali itu mengungkap bahwa ia pernah ditolong oleh Ratu Calonarang. Saat itu, istri Jero Wayan sedang koma dan kemudian sembuh setelah dirinya mengklaim bertemu dengan Ratu Calonarang.
"Saya mencari di mana Ratu Calonarang itu berada, dan ternyata ada di Situs Calonarang di Desa Sukorejo, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri," ujar Jero Wayan.
Dia pun menambahkan, Walu Nata ing Dirah/Ratu Calonarang bukan rajanya ratu hitam/raja ilmu leak. Kedua, Ratu Calonarang bukanlah janda karena beliau merupakan istri dari Mpu Kuturan. Ketiga, sebutan Ratu Dirah harus diluruskan sesuai yang berkembang di Kediri yakni Ratu Girah yang menjadi toponim wilayah saat ini yakni Gurah Kabupaten Kediri.