Saat Corona Jadi Langka dan Disalahgunakan, Ini Fungsi APD yang Sesuai Prosedur
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2010, APD merupakan alat untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh. Penggunaan APD merupakan sebuah prosedur utama dalam kegiatan pelayanan kesehatan.
Rumah sakit dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya melaporkan bahwa terjadinya kelangkaan Alat Pelindung Diri atau APD di tengah pandemi corona. Beberapa tenaga medis sebagai garda depan untuk penanganan corona dilaporkan terpaksa menggunakan barang pengganti seperti jas hujan dan masker kain.
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun 2010, APD merupakan alat untuk mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh. Penggunaan APD merupakan sebuah prosedur utama dalam kegiatan pelayanan kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi risiko keselamatan dan kesehatan kerja bagi para petugas, khususnya yang berupa bahaya biologi.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Penyediaan APD merupakan kewajiban perusahaan pemilik fasilitas kesehatan. Namun, permasalahannya, pasokan APD saat ini tidak mencukupi. Selain itu, harga APD di pasaran juga dilaporkan melonjak. Masalah tersebut bukan hanya terjadi di Indonesia, namun juga di berbagai belahan dunia.
Untuk mengetahui secara lanjut, berikut kami rangkum fungsi APD dalam penanganan virus Corona, yang dilansir dari berbagai sumber.
Kelangkaan APD di Tengah Pandemi
Menurut pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis akhir Februari lalu, stok APD tidak mencukup terutama untuk masker medis dan respirator. WHO juga sudah memperkirakan akan adanya kekurangan pasokan untuk jubah pelindung dan pelindung mata.
Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan permintaan. Di sisi lain, kemampuan produsen untuk memperbesar produksi terbatas. Lalu, meningkatnya permintaan global juga bukan hanya didorong oleh kasus Covid-19, melainkan misinformasi, panic buying (pembelian berlebihan karena panik), dan penimbunan.
Berdasarkan pemodelan oleh WHO, setiap bulannya penanganan virus corona di dunia akan memerlukan 89 juta masker medis, 76 juta sarung tangan, dan 1,6 juta pelindung mata. Untuk mengoptimalkan ketersediaan APD, WHO telah merekomendasikan tiga strategi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam penanganan pandemi corona.
Pertama, meminimalkan penggunaan APD dengan berbagai prosedur. Prosedur yang dimaksud seperti penggunaan pembatas dari gelas atau plastik di area yang pertama kali didatangi pasien. Kemudian, melarang petugas medis untuk memasuki ruang pasien bila tidak ada terlibat dalam pelayanan langsung.
Kedua, penggunaan APD harus disesuaikan dengan risiko. Ketiga, mengkoordinasikan rantai pasok APD baik dalam lingkup nasional ataupun internasional. Yang terakhir ini mencakup penghitungan perkiraan kebutuhan APD, pengawasan atas permintaan dan distribusi APD, serta penerapan manajemen permintaan APD yang tersentralisasi.
WHO merekomendasikan cara penggunaan APD dan fungsinya yang sesuai dengan prosedur, seperti di bawah ini:
1. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan yang Merawat Pasien Corona
Saat berada di ruang pasien, tiap tenaga kesehatan membutuhkan lima jenis APD yaitu masker medis, jubah pelindung, sarung tangan, pelindung mata, dan apron. Masker medis berjenis respirator N95 atau FFP2 standar akan dibutuhkan untuk penanganan prosedur yang melibatkan aerosol.
2. Kebutuhan Fasilitas Kesehatan yang Tidak Merawat Pasien Corona
Pada ruang konsultasi, tiap tenaga medis membutuhkan empat jenis APD yaitu masker medis, jubah pelindung, dan sarung tangan dan pelindung mata untuk memeriksa pasien dengan gejala gangguan pernapasan. Sedangkan untuk yang tidak memiliki gejala gangguan pernapasan, APD tergantung penilaian di lapangan.
2020 Merdeka.com
Selanjutnya, petugas kebersihan juga membutuhkan empat APD yakni masker medis, jubah pelindung, sarung tangan untuk tugas berat 9jika ada risiko percikan dari material organik ataupun kimia), serta boots atau sepatu kerja yang tertutup.
Jika dimungkinkan, masker akan perlu disediakan untuk pasien yang memiliki gejala gangguan pernapasan.
Sedangkan pekerja yang berada di area administrasi, ruang tunggu, dan triase yang tidak kontak dengan pasien, dinilai tidak memerlukan APD, namun menerapkan jarak aman dengan pasien setidaknya 1 meter.
3. Kebutuhan APD di Pintu Masuk Wilayah
Di area screening seperti bandara ataupun pelabuhan, staf yang melakukan screening temperatur, tanpa kontak langsung, dinilai belum memerlukan masker. Namun, masker dan sarung tangan akan direkomendasikan bagi staf yang melakukan screening lanjutan berupa wawancara dengan penumpang yang memiliki gejala mirip infeksi corona dan memiliki rekam jejak perjalanan ke wilayah dengan kasus corona.
Sedangkan, bagi para petugas kebersihan direkomendasikan untuk mengenakan empat APD yaitu masker medis, jubah pelindung, sarung tangan untuk tugas berat (jika ada risiko terjadinya percikan dari material organik ataupun kimia), serta boots atau sepatu kerja yang tertutup.
Di tempat isolasi sementara, staf yang memasuki ruang isolasi namun tidak memberikan pendampingan langsung kepada penumpang akan disarankan menggunakan masker medis dan sarung tangan. Di sisi lain, staf dan tenaga kesehatan yang melakukan pendampingan langsung akan disarankan mengenakan masker medis, jubah pelindung, sarung tangan, dan pelindung mata.
Pada ambulans atau kendaraan transfer, petugas kesehatan menggunakan masker medis, jubah pelindung, sarung tangan dan pelindung mata. Pengemudi yang mendampingi proses memasukkan ataupun mengeluarkan pasien yang terindikasi Corona juga disarankan mengenakan kelengkapan yang sama.
Jika pengemudi tidak melakukan fungsi pendampingan dan tempat mengemudi bersekat dengan tempat pasien, maka pengemudi dinilai tidak perlu menggunakan masker. Di sisi lain, jika tidak ada sekat, maka masker akan direkomendasikan.
4. Kebutuhan APD di Masyarakat
Masker medis direkomendasikan bagi investigator yang akan melakukan wawancara langsung dengan orang yang diduga terinfeksi corona ataupun positif corona. Wawancara langsung juga disarankan di lingkungan terbuka. Meski begitu, WHO lebih merekomendasikan wawancara secara tidak langsung, misalnya melalui telepon atau konferensi video.
Sedangkan, bagi mereka yang menjaga paien corona di rumah dan memberikan pelayanan langsung seperti menangani tinja, urin, ataupun sampah yang lainnya akan direkomendasikan untuk menggunakan masker medis, sarung tangan, dan apron (jika ada risiko cipratan). Bila tidak memberikan pelayanan langsung maka direkomendasikan menggunakan masker medis.