Status Naik Jadi Awas, Ini 5 Fakta Terbaru Erupsi Gunung Semeru
Pada Minggu (4/12), Gunung Semeru kembali bergejolak. Mulai pukul 2 dini hari tadi, aktivitas gunung meningkat dengan ditandai oleh keluarnya awan panas guguran dari puncak. Hingga berita ini diturunkan, aktivitas Gunung Semeru masih tinggi. Bahkan statusnya kini naik jadi Siaga (level III) menjadi Awas (level IV).
Pada Minggu (4/12), Gunung Semeru kembali bergejolak. Mulai pukul 2 dini hari tadi, aktivitas gunung meningkat dengan ditandai oleh keluarnya awan panas guguran dari puncak.
Hingga berita ini diturunkan, aktivitas Gunung Semeru masih tinggi. Bahkan statusnya kini naik jadi Siaga (level III) menjadi Awas (level IV).
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru? Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur (Jatim), kembali erupsi disertai dengan letusan abu vulkanik.
-
Kapan Gunung Semeru meletus? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Bagaimana tinggi kolom letusan Gunung Semeru? Tinggi Letusan Menurutnya, tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak Semeru atau sekitar 4..476 meter di atas permukaan laut.
-
Apa yang menjadi cerita seram dari jalan Gunung Gelap? Selain kondisi jalan yang memang tanpa penerangan, keengganan warga melewati rute sepanjang sekitar 7 km itu lantaran cerita seramnya di masa silam. Konon, di era 1980-an, kawasan ini dijadikan tempat pembuangan mayat.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Semeru pada tanggal 31 Desember 2023? Gunung Semeru terus bergejolak dalam beberapa pekan terakhir. Terbaru gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi pada Minggu (31/12) dini hari. Letusannya disertai lontaran abu yang mengarah ke arah selatan dan barat daya.
-
Apa yang terjadi pada Gunung Slamet menurut informasi yang beredar? Pada Selasa (1/8), beredar kabar status Gunung Slamet mengalami peningkatan dari Level I menjadi Level III atau Siaga tanpa melewati Level II atau waspada.
Jarak aman pun ditingkatkan menjadi radius 13 km dari puncak gunung. Warga yang berada dalam jarak tidak aman mulai diungsikan. Material panas terindikasi masih menumpuk pada kawah gunung.
Lalu seperti apa fakta-fakta terkini terkait erupsi Gunung Semeru? Berikut selengkapnya:
Status Naik Menjadi Awas
©2022 Merdeka.com
Pada Minggu siang (4/12) pukul 12.00, status Gunung Semeru yang tadinya Siaga (level III) meningkat menjadi Awas (level IV). Kepala PVMBG, Hendra Gunawan meminta agar tidak ada aktivitas dalam radius 8 km dari puncak dan sektoral ke arah tenggara 19 km dari puncak.
Hendra mengatakan, erupsi disertai awan panas guguran itu terjadi mulai pukul 2.46 WIB dini hari dengan tinggi kolom erupsi mencapai 1.500 meter di atas puncak. Sumber awan panas itu berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berjarak 800 meter dari puncak.
Proses Suplai Magma Masih Terjadi
©2022 Merdeka.com
Awan panas itu berlangsung terus-menerus dan hingga pukul 06.00 dengan jarak luncur mencapai 7 km dari puncak ke arah Besuk Kobokan. Hendra mengatakan situasi itu menunjukkan aktivitas erupsi dan awan panas guguran di Gunung Semeru masih sangat tinggi.
Pemantauan deformasi masih menunjukkan terjadinya inflasi atau peningkatan tekanan yang menunjukkan masih terjadinya proses suplai magma ke dalam kantong magma ke permukaan.
“Selain berpotensi terjadi awan panas, potensi terjadinya aliran lahar juga masih tinggi mengingat curah hujan yang masih tinggi di kawasan Semeru,” kata Hendra.
Luncuran Awan Panas
©2022 Merdeka.com
Berdasarkan laporan Badan Geologi Kementerian ESDM, sumber awan panas guguran berasal dari tumpukan material di ujung lidah lava yang berada sekitar 800 meter dari puncak. Awan panas ini meluncur hingga 7 km ke arah Besuk Kobokan.
Pada pukul 08.00, awan panas ini sudah terurai di atas Watu Telu kaki Gunung Semeru. Luncuran awan panas ini masih berlangsung dengan jarak luncur 4 sampai 5 kilometer.
“Jalur penyeberangan Kali Lanang Curah Kobokan ditutup sementara demi keamanan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Lumajang, Joko Sambang.
Hujan Abu di Malang
©2021 Merdeka.com
BPBD Kabupaten Malang menyatakan bahwa hujan abu terjadi di Kecamatan Ampelgading, sebagai dampak dari erupsi Gunung Semeru. Camat Ampelgading, Stefanus Lodewyk mengatakan bahwa hujan abu tidak terlihat karena kondisi hujan. Tidak ada laporan kerusakan terkait erupsi tersebut.
“Hujan abu sedikit sekali. Tadi dari salah satu desa ada laporan, abu ada di daun pisang, tapi aman tidak ada kerusakan. Laporan dari Desa Argoyuwono,” kata Stefanus.
Seruan Pemkab Lumajang
©2022 Merdeka.com
Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati meminta semua warga yang berada di zona merah erupsi awan panas guguran Gunung Semeru dikosongkan dan dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
“Warga di zona merah seperti Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Dusun Kajarkuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro kami minta untuk melakukan evakuasi ke tempat yang lebih aman,” kata Indah.
Ia mengatakan Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang mencatat masyarakat Desa Supiurang mengevakuasi diri di beberapa titik yakni SD Supiturang 04, SMP 2 Pronojiwo, Balai Desa Oro-oro ombo dan Masjid Supiturang. Sedangkan warga di Dusun Kajar Kuning di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro sebagian mengevakuasi diri ke Pos Pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur.