Beredar Kabar Status Gunung Slamet Meningkat, Ini Tanggapan BPBD Banyumas
BPBD Bayumas memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
BPBD memastikan kondisi Gunung Slamet masih aman.
Beredar Kabar Status Gunung Slamet Meningkat, Ini Tanggapan BPBD Banyumas
Pada Selasa (1/8), beredar kabar status Gunung Slamet mengalami peningkatan dari Level I menjadi Level III atau Siaga tanpa melewati Level II atau waspada.
Terkait hal tersebut, BPBD Kabupaten Banyumas memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada peningkatan aktivitas vulkanis di Gunung Slamet.
“Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG dan mendapat informasi jika Gunung Slamet saat ini masih berstatus Level I atau normal,”
kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho dikutip dari ANTARA pada Rabu (2/8).
-
Apa yang terjadi dengan Gunung Slamet? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2). Setelah lima tahun tak terlihat ada gejolak, kini gunung tertinggi di Jawa Tengah itu seolah telah terbangun dari tidur panjangnya.
-
Kenapa Gunung Slamet dinaikkan statusnya? Peningkatan aktivitas Gunung Slamet ditandai dengan peningkatan amplitudo tremor secara terus-menerus diikuti terekamnya gempa tremor harmonik dalam durasi yang panjang.
-
Kapan status Gunung Slamet dinaikkan? Pada Kamis (19/10), Gunung Slamet resmi naik level dari berstatus normal (level I) menjadi waspada (level 2).
-
Bencana apa yang diantisipasi oleh BPBD Banyumas? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menyiapkan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi seperti tanah longsor dan banjir karena BMKG memprakirakan wilayah itu memasuki awal musim hujan pada dasarian ketiga bulan Oktober.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Apa yang diyakini berada di puncak Gunung Slamet? Konon, puncak Gunung Slamet menjadi pusat peradaban sebuah kerajaan gaib. Cerita ini dipercaya oleh masyarakat karena kerap melihat fenomena alam yang mendukung cerita itu.
Terkait dengan kabar tersebut, Budi mengimbau pada masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing. Menurutnya, setiap informasi kebencanaan harus menggunakan sumber informasi yang pasti baik itu dari pemerintah, BPBD, maupun PVMBG.
Saat dihubungi, salah seorang tokoh masyarakat Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi, memastikan hingga saat ini Gunung Slamet masih berstatus normal atau level I.
“Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga,"
kata Sukedi dikutip dari ANTARA.
Sukedi mengatakan, ia sering ikut membantu pengamatan terhadap aktivitas Gunung Slamet karena secara kebetulan rumahnya cukup dekat dengan Pos PGA Slamet. Menurutnya, jika jumlah gempa di Gunung Slamet mencapai ratusan kali, hal itu merupakan gempa-gempa embusan yang diduga muncul akibat pelepasan gas di sekitar puncak dan tidak sampai menimbulkan bahaya. “Meskipun demikian masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet,” kata Sukedi.
Lebih lanjut, Sukedi mengakui berdasarkan pengamatan dalam 20 tahun terakhir, peningkatan aktivitas Gunung Slamet terjadi hampir tiap lima tahun sekali, yakni pada tahun 2004-2005, 2018-2009, 2014, dan terakhir pada bulan Agustus 2018 hingga 2019. "Namun sampai saat ini, belum ada peningkatan aktivitas maupun status Gunung Slamet, sehingga masyarakat diimbau untuk tetap tenang," pungkasnya.