Situs Liyangan di Temanggung Akan Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini Faktanya
Banyak hal menarik yang bisa diteliti di Situs Liyangan.
Banyak hal menarik yang bisa diteliti di Situs Liyangan
Situs Liyangan di Temanggung Akan Jadi Cagar Budaya Nasional, Ini Faktanya
Arkeolog Senior Junus Satrio Atmojo mengatakan bahwa Situs Liyangan di lereng Gunung Sindoro akan dijadikan cagar budaya nasional.
Menurutnya, Situs Liyangan memiliki informasi yang berharga, khususnya untuk melihat peradaban masa lalu.
“Kita ingin mengetahui kenapa daerah ini dipilih sebagai daerah suci atau keagamaan sampai orang di abad VII-IX membangun kompleks ini. Tentu mereka punya alasan yang kuat dikaitkan dengan sistem kepercayaan waktu itu, terutama agama Hindu.”
kata Junus dikutip dari ANTARA pada Selasa (1/8).
-
Dimana Situs Liyangan berada? Situs Liyangan merupakan salah satu situs purbakala yang berada di Dusun Liyangan, Desa Purbasari, Kecamatan Ngadirejo, Temanggung.
-
Apa yang ditemukan di Situs Liyangan? Selain arca-arca itu, ada pula peninggalan berupa beras yang diduga berasal dari era Mataram Kuno. Beras itu berwarna hitam, diduga berubah warna karena terbakar erupsi Gunung Sindoro.
-
Kapan Situs Liyangan berkembang? Situs ini diduga merupakan sebuah desa yang berkembang saat era Mataram Kuno di mana ajaran Hindu dan Buddha berkembang pesat pada masa itu.
-
Dimana Ngagotong Lisung dilestarikan? Khas Pondok Pesantren Al Fath Mengutip Instagram Budaya Jabar, Rabu (20/9), seni Ngagotong Lisung masih terus dirawat oleh Pondok Pesantren Dzikir Al Fath di Desa Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh.
-
Di mana Situs Tembong Agung berada? Sebuah gundukan besar menyerupai bukit berada di tengah jalan Kampung Karamat, Desa Cigintung, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Kapan Situs Sangiran ditetapkan sebagai warisan dunia? Pada tahun 1996, UNESCO menetapkan Sangiran sebagai warisan budaya dunia.
Ia mengatakan bahwa di Situs Liyangan terdapat banyak peninggalan peradaban Hindu. Salah satunya adalah penemuan lingga, yoni, dan arca nandi yang tersebar di berbagai titik. Hanya saja banyak penemuan itu yang kondisinya telah rusak.
Junus menduga dahulu penduduk Liyangan cukup banyak. Selain itu, hubungan dengan dunia luar cukup erat. Hal ini ditandai dengan ditemukannya benda-benda buatan Cina dan Timur Tengah.
“Hal ini menarik untuk kajian arkeologi dan sejarah, bagaimana dulu ada keterhubungan antara peradaban pantai, peradaban dataran rendah, dengan pegunungan.”
kata Junus terkait hal menarik yang bisa dikaji di Situs Liyangan.
Junus mengatakan bahwa kegiatan Tim Ahli Cagar Budaya di sana salah satunya mengecek batas-batas dari daerah yang akan diusulkan menjadi cagar budaya nasional.
“Situs harus ada batas-batasnya. Mana yang akan dikonservasi dan mana yang tidak dikonservasi. Tugas kami mengecek semuanya. Ada berapa banyak tinggalan di sini dan sebarannya di mana. Kemudian kalau akan diproteksi batas-batasnya seperti apa,”
Arkeolog Senior Junus Satrio Atmojo