Basuki bikin keki
Saat ini warga mulai lebih mencari perkembangan melalui media atau pun surat kabar.
Di bantaran kali Ciliwung wilayah Bukit Duri, seorang warga asyik mencuci pakaian di kamar mandi umum yang berseberangan langsung dengan Kampung Pulo, Jakarta Timur. Kini warga Bukit Duri mulai resah dengan rencana penggusuran bakal dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ke wilayahnya.
Sebagian warga bantaran lainnya seperti Bukit Duri mulai ketar ketir dengan urusan tempat tinggalnya. Saat ini warga mulai lebih mencari perkembangan melalui media atau pun surat kabar. Beberapa ibu-ibu juga mulai akrab dengan pemberitaan soal penggusuran wilayah Kampung Pulo dan sekitarnya.
"Sekarang kita mending milih nonton berita dibandingkan sinetron. Kita sudah mulai takut," ujar N saat berbincang dengan merdeka.com di Bukit Duri pekan kemarin.
Ibu dua anak itu mulai memikirkan hunian baru. N sudah tinggal lumayan lama. Tepatnya sejak menikah dengan suaminya yang merupakan warga asli kelahiran Bukit Duri. Tak cuma itu ibu-ibu lainnya khawatir rencana itu berdampak pada program arisan rutin bulanan sudah diadakan jauh hari sebelum rehabilitasi kali Ciliwung berjalan.
"Kita emang punya arisan, kecil-kecilan. Lumayan dapatnya, selesai arisan harus kita cepetin jadi enam bulan aja. Biasanya kan sampai setahun," ujar wanita berusia 36 tahun itu. Menurutnya hal tersebut menjaga warga mengikuti arisan tak menghilang akibat penggusuran.
Masih di tempat sama, malam hari, beberapa obrolan di warung nasi berubah drastis bisik-bisik warga mulai samar membicarakan rencana maupun batas penggusuran dampak rehabilitasi kali Ciliwung. "Batasnya jadinya sampai mana belum pasti? sahut Yani warga RT 10, Bukit Duri, Jakarta Selatan. Dia berbicara kepada sesama warga saat di warung nasi milik Yani.
Dari pengamatan merdeka.com di wilayah Bukit Duri, warga lebih tertutup dengan media. Beberapa kali pengusiran sejumlah awak media dilakukan warga. Mereka beralasan media banyak membuat pemberitaan tak berimbang terhadap penggusuran permukiman di sekitar Ciliwung.
"Saya memang perintahkan warga untuk tak bicara kepada wartawan, saya sendiri sudah menolak lima stasiun televisi buat di wawancara," ujar Ketua RT, 06 Mulyana di lokasi.
Warga pun mulai melakukan diskusi terhadap beberapa langkah dalam menghadapi rencana penggusuran. Hal tersebut terlihat pada Minggu malam (30/8). Puluhan warga di RT 6 hingga RT 10, Keluharan Bukit Duri, Jakarta Selatan dan perwakilan warga bantaran sisi lainnya, Bidara Cina. Di Bukit Duri sendiri cukup unik beberapa rumah merupakan aset PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Kalau rumah saya peninggalan orang tua memang karyawan kereta api," ujar Oneng.
Dia merasa aman rumahnya jauh dari batas sosialisasi penggusuran dan pembongkaran rumah. Wanita asli Jakarta itu mengaku pembongkaran huniannya harus seizin pihak terkait. "Dari tahun 1970 di sini masih bisa buat muter truk kontainer waktu saya masih kecil," ujarnya.