Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran: Ada Nama Tito, Fadli Zon dan Pratikno
Dua menteri kabinet Jokowi yang juga masuk jajaran menteri Prabowo-Gibran
Dua menteri kabinet Jokowi yang juga masuk jajaran menteri Prabowo-Gibran
Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran: Ada Nama Tito, Fadli Zon dan Pratikno
Di tengah guyuran hujan, mobil Alphard putih berhenti di halaman salah satu rumah di Puri Cikeas, Bogor.
Capres Prabowo Subianto keluar dari mobil dipayungi sang ajudan.
Sang tuan rumah, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyambut. Prabowo langsung salam hormat kepada sang Jenderal senior. Lalu disambut saling tawa keduanya.
- Tak Ada di Kertanegara saat Prabowo Panggil Calon Menteri, Ternyata Gibran Lagi Ada Di Sini
- Bocoran Nama Menteri Kabinet Prabowo: Budi Gunawan Jadi Menko Polkam
- Jika Diminta, Jokowi Tak Masalah Memberi Saran Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran
- Kabar Jokowi Titip Nama Menteri di Kabinet Prabowo, Budi Arie: Enggaklah, Gosip
"Selamat malam bapak Prabowo, minal aidzin walfaizin," kata SBY bersalaman dengan Prabowo.
"Maaf lahir batin pak," jawab Prabowo.
Pertemuan dilakukan di momen lebaran 2024. Prabowo menyambangi rumah SBY untuk halal bihalal pada 12 April lalu. Dibalut jamuan makan malam, dengan menu fish and chips dan steak wagyu.
Seseorang yang tahu isi pertemuan tersebut bercerita, Prabowo membahas kabinet satu per satu dengan partai pendukung.
Prabowo mulai menanyakan kepada partai-partai soal kader potensial untuk membantunya di pemerintahan mendatang.
Demokrat telah memilih kader terbaiknya. Termasuk Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya.
“AHY Menko, Sekjen Menteri ATR,” kata seorang politikus pendukung Prabowo-Gibran. Demokrat dikabarkan bakal dapat Jatah empat pos menteri di kabinet.
"Positif (Sekjen Demokrat dapat kursi menteri). Kita terima saja apa adanya, sudah pokoknya demokrat siap ditugasi apa saja," ujar Hinca.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani tak membantah atau membenarkan kabar sejumlah nama elite Demokrat yang bakal diplot sebagai menteri.
“Belum ada posisi yang pasti, karena ini semua masih di-exercise ya, masih terus ‘ini pas atau nggak’,” kata Muzani. Sumber ini juga menyampaikan info serupa. Nantinya, Prabowo akan menambah dua menko dalam kabinetnya. Dan, beberapa kementerian juga akan dipisah dan dilebur. Seperti akan ada Kementerian Pangan.
Sementara nama Pratikno juga dikabarkan akan kembali masuk kabinet Prabowo-Gibran. Pratikno akan menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Kesra).
Selain Pratikno, ada nama Tito Karnavian. Ia akan kembali menjadi Menteri Dalam Negeri, kementerian yang sama seperti sekarang ini.
Saat dikonfirmasi terkait namanya disebut sebagai calon menteri, Pratikno tak membalas pesan singkat yang dikirim merdeka.com.
Politiku Golkar Idrus Marham menilai, Pratikno layak kembali menjadi menteri di Kabinet Prabowo. Idrus mengaku paham betul kualitas dan kredibilitas Pratikno sebagai pembantu presiden.
"Saya kira sangat layak kalau Pak Pratikno masuk lagi," ungkap Idrus.
Sedangkan seorang petinggi parpol Koalisi Prabowo-Gibran menambahkan, nama Fadli Zon juga bakal masuk kabinet. Dia akan jadi Menteri Luar Negeri.
“Fadli Zon Menlu, Iwan Bule (Mochamad Iriawan) Menhub,” kata salah satu petinggi parpol koalisi Prabowo-Gibran ini.
Iwan Bule menolak menjawab isu dirinya menjadi Menhub.
Iwan menyerahkan keputusan soal bongkar pasang kabinet menjadi wewenang Prabowo sebagai Presiden RI terpilih.
"Mohon maaf ini bukan kapasitas saya," kata Iwan Bule saat dihubungi merdeka.com.
Nama lainnya, orang kepercayaan Prabowo, yakni Sugiono. Wakil Ketua Umum Gerindra itu kabarnya akan mengisi pos Sekretaris Kabinet (Seskab). “Sugiono Seskab,” kata sumber itu.
Merdeka.com juga telah mencoba menghungi Fadli Zon maupun Tito Karnavian. Namun, keduanya tak menjawab panggilan telepon.
Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani enggan membeberkan siapa kader terbaik Gerindra yang bakal diplot jadi menteri.
Menurut dia, Prabowo akan memperhitungkan orang yang ahli di bidangnya untuk mengisi jabatan menteri.
“Yang akan kita perhitungkan adalah orang-orang yang mendapatkan rekomendasi dan orang-orang yang dianggap memiliki keahlian di bidang yang akan dijabat atau yang diusulkan,” kata Muzani.
PAN Minta Tiga Kursi?
PAN juga mulai berkomunikasi dengan Prabowo membahas kabinet. PAN disebut minta tiga pos menteri.
"PAN minta kursi Mensos, Menag sama Menteri Desa," ujar sumber merdeka.com.
Namun, Waketum PAN Yandri Susanto menegaskan, partainya tidak pernah mematok jumlah kursi menteri ke Prabowo.
"Kita serahkan ke Pak prabowo," klaim Yandri.
Yandri mengungkapkan, komunikasi antara Zulkifli Hasan dan Prabowo berjalan progresif. Salah satunya, ketika Prabowo dan Zulhas bertemu dalam acara buka puasa bersama di DPP PAN, Jalan Warung Buncit, Jakarta Selatan pada (22/3) lalu.
Berikutnya, Prabowo dan Zulhas bertemu di Kompleks Menteri, Widya Candra, Jakarta Pusat. Pertemuan itu membicarakan rencana pemerintahan ke depan dalam membangun bangsa bersama koalisi.
"Persolaan kabinet, PAN sudah memberikan kepercayaan penuh kepada Bang Zul 100 persen, komunikasi dengan Pak Prabowo sangat intensif. Tetapi, berapa jatah menteri dan siapa kader PAN, kita serahkan ke Pak Prabowo," tegas Yandri.
Keputusan tersebut dibuat karena Prabowo nyaman bekerjasama dengan PAN. Prabowo menyebut, PAN juga selalu hadir dalam kampanyenya di daerah-daerah.
"Jadi nanti Pak Zulkifli Hasan dan Pak Hatta akan mungkin kaget dalam menyusun atau mengajukan, mungkin yang diminta X, mungkin yang dikasih bisa-bisa lebih dari X," kata Prabowo.
Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai, kesepakatan soal kursi kekuasaan di koalisi Indonesia Maju telah terjadi sebelum mendukung Prabowo-Gibran.
Sehingga tidak mengagetkan bila Golkar menagih lima jatah menteri ke Prabowo.
"Sudah ada pasti itu dealnya, tanda tangan kesepakatan antara Prabowo dengan partai-partai itu," kata Ujang.
Soal kabinet, Ujang memprediksi Prabowo akan memadukan tokoh dari unsur profesional dan partai politik di pemerintahannya.
Penyusunan kabinet bisa juga dilakukan dengan persilangan antara tokoh partai dan profesional sesuai keahlian masing-masing.
"Nama-nama yang cocok ya tentu kembali kepada presiden ya, presiden yang mempunyai hak prerogatif untuk menempatkan siapa pun," tutup Ujang.