Harmoni di Desa Krimun
"Di sini tidak ada hubungannya dengan Suku Dayak Kalimantan, karena di sini kebanyakan orang-orang Jawa," kata Wardi.
"Jangan sungkan di sini, apa yang dibutuhkan kalau kami sanggup akan kami berikan," kata Wardi, 40 tahun, murid sekaligus Juru Bicara Masyarakat Dayak Hindu Budha Bumi Segandu Indramayu membuka perbincangan dengan merdeka.com, Sabtu pekan kemarin.
Wardi mempersilakan masuk ke dalam bangunan bernama Punden Gunung Krakatau, sebuah tempat yang dijadikan oleh Masyarakat Dayak Indramayu untuk melakukan ritual pujian. Saban Jumat Kliwon mereka melakukan ritual pujian yang dimulai pada malam hari.
Penampilan mereka memang unik, hanya mengenakan celana berwarna hitam putih ditambah aksesoris gelang dan kalung layaknya Suku Dayak di Kalimantan. Namun Masyarakat Dayak Indramayu bukanlah suku etnis dalam terminologi suku bangsa. Melainkan istilah yang diambil berasal dari bahasa-bahasa Jawa. Kebanyakan anggota mereka merupakan orang Jawa.
Cikal bakal mereka memang berasal dari Desa Krimun, Blok Tanggul, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Kelompok masyarakat yang mendiami bangunan seluas 800 meter per segi di pinggiran aliran air Kementerian Pekerjaan Umum ini memang eksklusif. Meski begitu mereka tetap berbaur dengan warga sekitar yang kebanyakan memiliki keyakinan berbeda.
Bahkan, mereka hidup dalam toleransi antar umat beragama. Ajarannya lebih memercayai kepada alam. Mereka memercayai alam dan wanita sebagai sumber kehidupan.
Jangan heran jika aktivitas sehari-hari seperti memasak, mencuci pakaian dan mencari nafkah untuk keluarga dilakukan oleh kaum laki-laki. Menurut Wardi, Dayak Indramayu bukanlah turunan dari Suku Dayak di Kalimantan. Anggota kelompok ini, kata dia, merupakan orang-orang Jawa. "Di sini tidak ada hubungannya dengan Suku Dayak Kalimantan, karena di sini kebanyakan orang-orang Jawa," kata Wardi menegaskan.
Bagi Dayak Indramayu, siapapun boleh mendatangi pendopo. Bahkan mereka sangat senang jika anggotanya bisa membantu dengan sesama. Di Desa Krimun, Dayak Indramayu memang hidup dalam toleransi yang harmoni. Warga sekitar yang tinggal dekat dengan pendopo bebas masuk untuk bermain atau sekadar duduk. Bentuk toleransi itu pun tergambar dalam sebuah bangunan yang dinamai Lebak Keraton Bumi Segandu.
Bangunan beratap bulat mirip kubah masjid itu merupakan tempat untuk menginap bagi siapa saja yang datang ke Dayak Losarang. Bangunan itu, kata Wardi, memiliki filosofi; Lebak yang berati lautan, Kerton berarti tempat sedangkan bentuk bangunan bulat merupakan wujud dari bumi.
Sementara di sisi bangunan terdapat empat pintu yang menggambarkan sisi bumi yang berarti timur, barat, selatan dan utara. "Silakan bagi siapa saja yang datang bisa ibadah di sana sesuai dengan kepercayaan masing-masing," ujar Wardi.
Sebagai bentuk nyata dari ajaran Dayak Indramayu setelah menjalani ritual ngaji rasa, biasanya mereka sering memberikan bantuan kepada warga Desa Krimun yang kesusahan. Bahkan untuk pembangunan masjid, Ki Takmad, kepala Masyarakat Dayak Indramayu tidak sungkan-sungkan untuk mengulurkan bantuan berupa semen. "Bahkan diundang tahlilan pun Pak Takmat datang," ujarnya.
Harmoni kehidupan Dayak Indramayu dengan warga sekitar memang terlihat saling menghormati. Meski pakaian mereka boleh dibilang memiliki keanehan, namun warga sekitar pendopo hidup tanpa batas perbedaan. Karena menurut Wardi, ajaran Dayak Indramayu sejatinya sangat menjunjung tinggi nilai toleransi terhadap sesama.
Bagi mereka yang sudah berkeluarga sangat menjunjung tanggung jawab terhadap keluarganya. Selain itu mereka juga sangat menjaga terhadap kelestarian lingkungan sekitar. "Kami tidak memotong hewan sekecil apapun," tutur Wardi.
Baca juga:
Ngaji rasa karena panggilan Jiwa
Ajaran hidup mengabdi untuk anak dan istri
Mengenal lebih dekat Masyarakat Dayak Indramayu
Kemolekan penari cantik 1.000 Barong Nusantara di Kediri
Melihat gaya kuno rumah adat Lampung di Negara Batin
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Bagaimana cara warga Indramayu merayakan tradisi Ngunjung? Mengajak Generasi Muda untuk Berjuang Terdapat makna di balik acara Ngunjung. Para orang tua ingin mengenalkan semangat perjuangan para leluhur di masa silam, sehingga kondisi kehidupan saat ini berjalan aman, damai, dan tenteram.
-
Kenapa warga Indramayu mengadakan Tradisi Ngunjung? Selain itu, mereka juga ingin mengucapkan rasa terima kasih karena berkat tokoh tersebut kampungnya menjadi bebas dari penjajahan dan semakin makmur.
-
Di mana Tradisi Nadran Indramayu dilakukan? Pelaksanaan nadran digelar di Pantai Dadap, Indramayu.
-
Dimana letak Museum Wayang Jakarta? Ornamen budaya sangat kental terasa di Museum Wayang Jakarta, kawasan Kota Tua, Kota Jakarta Barat. Di sini pengunjung akan diajak melihat berbagai koleksi wayang lokal sampai mancanegara.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.