Jokowi masih konsisten
Saya terus terang kasihan sama Jokowi. Persoalan apa saja selalu kita arahkan ke dia.
Nama Abdee Negara, personel grup Band Slank memang tak asing di telinga. Apalagi, pemegang gitar melodi Slank ini juga aktif di berbagai kegiatan sosial termasuk juga menjadi ketua sayap kanan relawan Jokowi saat pemilihan presiden tahun lalu. Abdee di sebut-sebut ikut menyukseskan Joko Widodo menang dalam pemilihan presiden.
Konser bertajuk "Salam Dua Jari" merupakan hasil buah karya dia bersama para relawan pendukung Jokowi. Saat pemerintah membuat ide untuk membangunkan Badan Ekonomi Industri Kreatif, nama Abdee muncul untuk menduduki posisi. Namun, Abdee menolak lantaran tujuan mendukung Jokowi bukan untuk mendapat imbalan.
Dia hanya mengatakan, jika dukungan itu adalah bentuk atas harapan-harapan mendapatkan pemimpin yang ideal. Lalu bagaimana tanggapan Abdee sebagai orang yang kini mengawal Jokowi agar tidak salah langkah. Kepada merdeka.com, Abdee mengatakan jika sejauh ini Jokowi masih konsisten dengan janji-janjinya saat kampanye dulu.
"Yang saya lihat dia masih konsisten apa yang dia janjikan. Konsentrasi melakukan apa yang diharapkan," katanya saat berbincang dengan merdeka.com di Cafe and Bar Hotel JS Luwansa, Jalan H.R Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu, kemarin.
Berikut penuturan Abdee Negara kepada Arbi Sumandoyo dari merdeka.com dalam wawancara khusus soal pandangan dia sebagai bekas relawan terhadap pemerintahan Jokowi.
Kemarin anda ditunjuk mengisi posisi di Badan Ekonomi Kreatif, kemudian anda tolak, kenapa?
Banyak alasan sih.
Apa yang paling mendasar?
Yang paling mendasar adalah saya tidak pernah berpikir soal itu. Bahwa yang saya lakukan sama seperti yang jutaan orang lain lakukan, untuk mencari harapan. Dan harapan itu tidak akan tercapai kalau kita tidak ikut berjuang di dalamnya. Itu yang kita lakukan. Dan yang tidak pernah terpikir, sama seperti teman-teman yang lain untuk mendapatkan reward atau mendapat jabatan atau apalah.
Kedua banyak orang, ini seperti tadi obyektifnya adalah Indonesia menjadi baik. Saya melihat banyak orang-orang hebat yang bisa menduduki posisi-posisi itu, yang agar tujuang awal menjadikan Indonesia lebih baik itu tercapai. Karena belum tentu saya duduk disitu impian awal kita jadi tercapai. Ada orang-orang yang lebih berkompeten untuk menduduki posisi itu.
Penunjukan itu dilakukan langsung oleh Jokowi?
Oh tidak, itupun saya tidak ada. Kan nama-nama diusulkan, teman-teman yang di kreatif yang tergabung di Badan Ekonomi Kreatif meminta saya. Saya enggak tahu. Harusnya itu tidak keluar sampai ke media tapi ternyata ada yang bicara.
Jokowi sudah 6 bulan menjabat. Sebagai bekas sayap relawan, anda melihat kebijakan-kebijakannya sesuai dengan harapan?
Yang saya lihat dia masih konsisten apa yang dia janjikan. Konsentrasi melakukan apa yang diharapkan. Memang, saya pikir kita terlalu berharap besar. Terlalu over expected, terlalu berharap banyak karena masalah yang bertahun-tahun menumpuk itu masih banyak yang harus dibereskan. Dan masalah itu menumpuk bukan hanya, saya ibaratkan persoalan Indonesia itu seperti di rumah saja. Misalnya di rumah tangga, coba saja di dalam satu rumah kita tidak mengepel, tidak bersih-bersih, piring yang tidak dicuci, itukan numpuk semuanya.
Begitu kita mau mencuci, begitu banyak piring, begitu banyak debu yang harus dibersihkan itu tidak bisa sekaligus. Perlu waktu dan itu yang dilakukan Jokowi. Memang butuh waktu, tapi paling tidak program-program yang dijalankan itu kelihatan dan itu sangat berpihak pada keinginan rakyat yang memang berharap dia bisa melakukan itu. Di luar itu ada faktor-faktor lain, seperti harga BBM sempat turun naik lagi, ekonomi Amerika meninggi dollar membaik lagi, ya banyak persoalan-persoalan yang dihadapi. Lucunya kita menumpukkan semua persoalan itu ke Jokowi.
Saya terus terang kasihan sama Jokowi. Persoalan apa saja, tadinya dia harapan kita, jadi persoalan apa saja yang terjadi kita selalu berharap dia yang menyelesaikan dan kesalahan apa saja yang terjadi, selalu kita arahkan ke dia. Itu kan enggak fair juga, saya sempat bertanya apakah Pak Jokowi tidak seperti yang kita harapkan atau kita yang harapannya terlalu tinggi. Dan kita harapannya terlalu tinggi akhirnya kita tidak melihat situasi kondisi di negara ini. Setelah kita coba diskusi berkali-kali, memang ini butuh proses yang lama.
Satu hal yang saya pegang bahwa Jokowi itu orang baik. Memang tidak butuh orang baik saja dalam menjalankan pemerintahan, butuh leadership. Tantangan Jokowi adalah menunjukkan leadershipnya. Dengan berbagai macam persoalan. Kalau dia berhasil satu tahun ini dia bisa menjadi pemimpin yang terbaik. Kalau dia bisa lolos dari berbagai macam persoalan. Politik, Ekonomi, Sosial.
Artinya di 2019, Jokowi bisa dicalonkan dan terpilih lagi?
Ya kalau mungkin bisa melewati, pemimpin kita bisa melewati masa-masa kritis ini, akan menjadi besar. Saya masih percaya itu.
Tadi anda mengatakan jika Jokowi masih konsisten, bagaimana dengan janji tidak bagi-bagi kursi?
Artinya begini. Itukan bagian dari realitas politik ya yang harus kita pahami juga. Tapi kan, pada saat pemilihan dia menggunakan hak prerogatif dia untuk, saya enggak tahu persis seperti apa situasi pemilihan. Tapi saya pikir pasti setiap partai mengajukan beberapa nama, yang pasti ada yang ditolak dan diterima Jokowi. Saya pikir seperti yang seperti itu, dia tidak menyalahi janjinya. Mungkin masyarakat saja tidak puas dengan apa yang dia pilih. Kita enggak puas bahwa yang dipilih si A bukan si B.
Artinya soal bagi-bagi kursi sesuatu yang wajar?
Terlepas apapun itu, realitasnya seperti itu.
Kabarnya Slank menarik dukungan ketika Jokowi menaikkan BBM?
Slank tidak pernah menarik dukungan kepada Jokowi. Kita hanya, pernyataan Slank adalah setelah mendukung beliau menjadi Presiden kita akan memposisikan diri sebagai bagian dari masyarakat yang mengawal. Mengawal pemerintahan dalam arti mengkritisi kalau ada yang perlu dikritik dan memberikan dukungan jika memang ada program dia yang perlu didukung.
Apa yang anda lihat dari kebijakan Jokowi yang tidak berpihak pada rakyat?
Soal ketegasan soal memberantas korupsi, mari kita turun memberantas itu. Karena persoalan Polri dan KPK kan terlalu berlarut-larut. Bukan hanya menghambat semua, bukan hanya meresahkan masyarakat tapi memperlambat kinerja pemerintah sendiri. Itu yang salah satu kita kritisi habis. Harus tegas.