Keramat makam Raden Sungging
"Warga kampung sini percaya itu, kalau orang sombong bakal umur pendek. Kalau pelit bakal jatuh miskin," ujarnya.
Nama Raden Sungging memang tak asing bagi warga Desa Bojong Pondok Terong. Dulunya nama desa itu merupakan dua nama kampung berbeda. Desa Bojong Pondok Terong, dulunya bernama Kampung Bojong. Sedangkan Kampung Pondok Terong kini berubah nama menjadi Desa Pondok Jaya. Kedua desa itu kini berada di satu naungan Kecamatan Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat.
Cukup bertanya Komplek Pemakaman Raden Sungging di perlintasan rel kereta api Pondok Terong, warga langsung menunjuk jalan menuju area pemakaman. Komplek Pemakaman Raden Sungging berada di Desa Pondok Jaya, Kecamatan Cipayung, Kota Depok. Letaknya berada dekat dengan jembatan gantung penghubung antara Desa Pondok Jaya dengan Komplek Pemakaman Pahlawan Pondok Rajeg, Kota Depok.
Ada cerita menarik di balik keramat makam Raden Sungging yang lokasinya masih diteduhi hutan bambu itu. Menurut Rusnadi, 44 tahun, keturunan juru kunci makam Raden Sungging, keramat makam ulama sakti itu bukan isapan jempol. Jika jodoh, para peziarah yang datang terkadang mendapatkan benda-benda keramat. Misalnya keris dan batu.
"Kalau peninggalan Raden Sungging tidak ada," kata Rusnadi saat berbincang dengan merdeka.com di kediamannya kemarin.
Rusnadi bercerita, jika saban malam jumat, makam Raden Sungging kerap didatangi para penziarah. Bahkan dari para penziarah itu ada yang sampai bermalam berhari-hari di Komplek Pemakaman. Rusnadi sendiri tak mau disebut sebagai juru kunci. Sebagai keturunan, dia hanya menjaga makam Raden Sungging karena berada di wilayahnya.
Maklum, Rusnadi menjabat sebagai Ketua Rukun Tetangga di Komplek pemakaman itu. Menurut cerita Rusnadi, salah seorang warga Kampung Pondok Terong pernah mendapatkan karomah dari Makam Raden Sungging. Cerita ini sudah menjadi buah bibir warga dan diketahui jelas oleh orang asli yang tinggal di sekitaran makam. Bahkan Rusnadi menunjuk salah satu rumah yang dimiliki warga tersebut. Rumah itu berada di pintu masuk Komplek Pemakaman Raden Sungging.
Cerita soal warga asli Pondok Terong mendapatkan karomah dari makam Raden Sungging terjadi puluhan tahun silam. Menurut dia, salah seorang warga yang menjadi ahli waris keturunan Komplek Makam Raden Sungging saban hari datang untuk membersihkan dan menyapu makam.
Warga yang namanya dirahasiakan ini, dikenal warga selalu hidup dalam kesulitan. Bahkan untuk membeli beras saja boleh dibilang tidak mampu. Namun kejadian aneh terjadi, ketika usai membersihkan makam tiba-tiba orang yang disebut Rusnadi mengalami kesurupan. Logat bicaranya berubah. Wanita itu tiba-tiba berbicara dengan logat Bahasa Jawa.
Setelah kejadian itu, banyak yang memercayai jika wanita itu kemasukan arwah Raden Sungging. Dari sana, wanita itu kerap kedatangan orang untuk meminta pertolongan menyembuhkan penyakit dan konsultasi usaha. Hasilnya warga yang datang sakit menjadi sembuh. Bahkan menurut Rusnadi, kehidupan wanita berserta keluarganya itupun berubah. Mereka hidup berkecukupan. Namun sayang wanita yang disebut Rusnadi sudah meninggal dunia.
Namun bagi warga sekitar Komplek Pemakaman Raden Sungging cerita itu memang benar adanya. Bahkan dari wanita itu juga diketahui jika Raden Sungging benar-benar keturunan Majapahit. "Dia kesurupan dan berbicara dengan logat Jawa. Banyak orang sakit yang bisa disembuhkan," tutur Rusnadi.
Cerita lain soal keramat makam Raden Sungging, pantang bagi warga untuk hidup sombong dan kikir. Bahkan hingga saat ini warga sekitar memercayai hal tersebut. Jangan heran jika ada orang yang sombong dan kikir bakar ketulah. Menurut Rusnadi, tulah itu berupa umur pendek dan jatuh miskin.
"Di sini sekarang sudah bercampur dengan pendatang. Ada keramatnya kalau di sini. Warga kampung sini percaya itu, kalau orang sombong bakal umur pendek. Kalau pelit bakal jatuh miskin," ujarnya. "Ya kalau dia usaha apapun bakal enggak berhasil," katanya menambahkan.
Namun di balik itu semua, kehidupan di Kampung Pondok Terong berjalan religius. Di lain sisi orang percaya ngalap berkah dengan menziarahi makam Raden Sungging. Namun orang-orang Kampung Pondok Terong berjalan dengan hidup semestinya. Tidak mentang-mentang dan berbuat baik jika itu untuk beramal.
Sejatinya hikmah yang bisa dipetik adalah. "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka," kata Rusnadi.