Ketum Projo Budi Arie Setiadi: Kami Tunggu Perintah Jokowi sebagai King Maker
Projo, relawan Jokowi di pemilu 2014 dan 2019 masih menunggu hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di berbagai provinsi. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menargetkan, paling lambat bulan Oktober tiga nama capres akan diserahkan kepada Presiden Jokowi.
Projo, relawan Jokowi di pemilu 2014 dan 2019 masih menunggu hasil Musyawarah Rakyat (Musra) yang digelar di berbagai provinsi. Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi menargetkan, paling lambat bulan Oktober tiga nama capres akan diserahkan kepada Presiden Jokowi.
Sebelum diumumkan, Projo akan berkonsultasi dulu dengan Jokowi. Tiga nama yang unggul di Musra adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Airlangga Hartarto.
-
Mengapa Budi Arie menilai Jokowi pantas menjadi Wantimpres? Menurutnya, Jokowi masih sangat terlalu muda untuk pensiun mengingat usianya yang baru menginjak 63 tahun."Ya layak dong, kan beliau masih terlalu muda untuk pensiun. Masih muda, umur 63," kata Budi Arie, kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9).
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang dilakukan Menhan Prabowo Subianto bersama Kasau Marsekal Fadjar Prasetyo? Prabowo duduk di kursi belakang pesawat F-16. Pilot membawanya terbang pada ketinggian 10.000 kaki.
-
Kapan Budi Arie memberikan tanggapan tentang usulan Jokowi menjadi pemimpin koalisi Prabowo-Gibran? Ketua Umum relawan Pro Jokowi (ProJo) Budi Arie Setiadi menanggapi kabar Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi pemimpin koalisi besar Prabowo-Gibran. Dia menilai usulan tersebut merupakan aspirasi dan pendapat dari sejumlah pihak. "Yang namanya aspirasi, yang namanya pendapat, untuk hal-hal tertentu seperti tadi presiden. Ya enggak apa-apa dinamika aja," kata Budi Arie di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 13 Maret 2024.
"Itu kita lihat waktunya bisa Agustus bisa September, bisa last minute Oktober, tergantung dinamika yang terjadi," kata Budi Arie saat diwawancara merdeka.com.
Pelaksanaan Musra menurut Budi, merupakan interpretasi Projo atas pesan Jokowi agar tidak terburu-buru soal capres. Musra juga amanat rakernas agar Projo mengumpulkan dan mendengarkan suara rakyat.
Meski Jokowi belum menyampaikan siapa capres yang diendorse, Projo mencoba membaca dari kode-kode yang disampaikan Jokowi.
"Pak Jokowi semua diberi kesempatan lah ya. Memang begitu pak presiden mau berdiri di atas semua kelompok dan memang tepatnya begitu. Kan enggak mungkin Pak Jokowi mendukung satu atau dua kubu atau orang tertentu," kata Budi.
Berikut wawancara khusus wartawan merdeka.com Ronald dan Genantan Saputra dengan Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi:
Pilpres sudah dekat, siapa yang akan didukung Projo di 2024?
Kami menunggu hasil Musra (musyawarah rakyat) karena kami sepakat bahwa Musyawarah Rakyat Indonesia yang kami gelar di seluruh Indonesia menjadi alat rekam yang paling jujur, alat rekam yang paling obyektif bagaimana suara rakyat terhadap berbagai isu-isu strategis termasuk isu mengenai kepemimpinan nasional.
Siapa nama-nama capres yang unggul di Musra?
Sampai saat ini masih Pak Prabowo, Pak Ganjar, sama Pak Airlangga yang paling kuat.
Kalau Anies Baswedan?
Anies nomor 6, nomor 7, kalau hasil Musra kita ya.
Sudah berapa daerah yang menggelar Musra?
Ini yang Sulawesi tenggara 19, berarti sudah 18 daerah. Kita target 29. Yang Papua kita jadiin satu khusus Papua berarti 5 provinsi. Karena faktor teknis.
Kalau Projo ini sudah dapat arahan dari Jokowi?
Belum, belum, masih dalam kalkulasi. Beliau juga kan pasti memperhitungkan juga.
Kalau kode dari Jokowi?
Kemarin dipanggil Pak Prabowo berbicara dengan Pak presiden empat mata.
Apa yang dibahas?
Omongannya cuma mereka berdua doang yang tahu tapi yang pasti politik nasional kan artinya mau bilang Pak Prabowo juga oke. Waktu ketemu, Pak Prabowo selalu bilang saya memuji kepemimpinan Pak Jokowi yang berhasil dan saya siap menjadi penerusnya kan begitu kan itu statementnya beliau ya kan saya cuma mengulangi saja.
Usai pertemuan Jokowi dengan Prabowo adakah yang disampaikan ke Projo?
Saya pikir ini masih on the right track. Kita masih nunggu waktunya karena politik itu suatu momentum. Jangan terlalu cepat juga, tapi jangan terlalu lama.
Kalau sampai pilpres Jokowi tidak menyebut capres yang didukung?
Begini, Pak Presiden Joko Widodo sebagai presiden, sebagai kepala negara, pasti bersikap netral. Karena etikanya begitu kan. Enggak mungkin Pak Jokowi secara terbuka bilang saya dukung si A, si B. Tapi Pak presiden punya referensi-referensi nanti kan bisa dilihat dari operasi di lapangannya. Begitu loh.
Jokowi kan pernah kasih kode soal rambut putih, atau bilang Prabowo yang jadi penerus di 2024?
Pak Jokowi semua diberi kesempatan lah ya. Memang begitu pak presiden mau berdiri di atas semua kelompok dan memang tepatnya begitu. Kan enggak mungkin Pak Jokowi mendukung satu atau dua kubu atau orang tertentu.
Jadi Projo hanya menunggu?
Iya dan kami kan masih menunggu Musra. Kita perlu waktu sedikit lagi enggak lama juga dan hasilnya akan selalu disampaikan. Penutupan Musra mungkin kita estimasi di bulan Mei ya, 3 bulan lagi lah. Kita akan memberikan tiga nama kepada bapak presiden
Setelah itu?
Ya terserah ini hasil rekaman kita
Kenapa mesti tiga nama?
Ya enggak elok lah kalau satu nama.
Tiga nama di luar Anies ya?
Bukan soal Anies atau bukan, siapa pun kita lihat hasil rekaman Musra saja.
Kondisi relawan Jokowi masih solid kah? Kenapa Joman kini mendukung Prabowo?
Kalau Projo solid. Kalau relawan yang lain kan soal organisasi. Publik juga menilai kan yang paling solid terorganisir ya kita. Kita terorganisir bukannya kerumunan atau gerombolan. Bahwa ada pandangan yang berbeda, biasalah. Partai aja banyak perbedaan sudah koalisi, iya kan. Apalagi relawan.
Perbedaan apa yang muncul di kalangan relawan Jokowi?
Dalam beberapa hal lah, berbagai isu termasuk soal dukung mendukung tapi itu biasa saja. Dinamika, jangankan relawan, partai politik pendukung pemerintah aja beda-beda apalagi relawan ya kan, logikanya begitu. Sudah jelas dia partai koalisi pendukung pemerintah beda-beda.
Komunikasi Projo dengan Jokowi masih intens?
Masih jalan lah, masih intens dan kita selalu melaporkan langkah-langkah Musra kita.
Ada arahan dari Jokowi soal Musra?
Enggak. Pokoknya rekam saja hasilnya begini daerah sini provinsi ini begini-begini dan kita tidak mengatur hasil Musra. Apapun yang direkam ya kita rekam saja.
Jadi siapa nih yang pantas jadi penerus Jokowi?
Tiga orang itu saya rasa oke. Pak Prabowo, Mas Ganjar, Pak Airlangga.
Dari tiga nama itu, ada yang sempat mendekati Projo meminta dukungan?
Dinamikanya kan biasa, politik juga kan kerja sama. Enggak bisa kan kalau politik dikerjakan sendiri. Kami kan juga selalu bilang ya pasti kita akan mempertimbangkan hasil Musra dan pada waktunya hasil Musra akan kita sampaikan ke publik. Dan nanti penutupan Musra di bulan Mei, setiap organ terutama Projo akan menyelenggarakan rakernas khusus untuk memberikan atau menyatakan dukungan kepada siapa calon yang akan kita dukung.
Kapan?
Itu kita lihat waktunya bisa Agustus bisa September, bisa last minute Oktober, tergantung dinamika yang terjadi.
Jadi enggak nunggu keputusan Jokowi?
Ya pasti dong kita konsultasi dong.
Internal Projo ada desakan umumkan capres?
Enggak. Teman-teman projo kan mendengar langsung perintah Pak Jokowi, ojo kesusu, waktu rakernas.
Jadi kompak menunggu komando?
Iya dong. Karena kan perintah Pak Jokowi belum dicabut ojo kesusu. Kami menerjemahkan ojo kesusu pakai Musra.
Berapa relawan Jokowi yang masih eksis?
Banyak dari relawan nasional, relawan kota, relawan kampung, sudah ribuan relawan Jokowi. Cuma kan ada yang tingkatnya. Kalau Projo levelnya tingkat nasional. Bisa bikin Musra seluruh Indonesia ini kan kerja organisasi. Musra ini kalau kita enggak punya jaringan, enggak punya influence ke daerah, ya enggak bisa bikin Musra. Lihat saja animonya, makin banyak, lihat di Jawa Tengah, Jawa Timur.
Sudah berkomunikasi dengan Ganjar?
Iya komunikasi dengan Mas Ganjar.
Misalnya PDIP usung Ganjar, Projo akan dukung juga?
Ya kita hitung, kita pertimbangkan. Kalau kami patokannya sudah jelas, satu hasil Musra, kedua perintah Jokowi. Jadi kita mendukung tunggu perintah Pak Jokowi saja.
Jika hasil Musra berbeda dengan keinginan Jokowi gimana?
Enggak dong. Saya yakin karena kan tagline kita sudah jelas: Suara Rakyat Suara Jokowi Suara Kita. Pilihan rakyat, pilihan Jokowi, pilihan kita. Pak Jokowi pasti mengikuti pilihan rakyat dong. ya kan ingat dong pilihan rakyat depannya kalau kita ikut rakyat masak kita kalah.
Joman jadi Prabowo Mania 08 gimana ceritanya?
Kan semua orang punya organisasi, punya gaya, biar aja pilihannya begitu. Enggak apa-apa.
Joman terlibat Musra?
Enggak ikut, justru dari awal Joman enggak diajak di Musra karena dia sudah mendukung Ganjar. Semua relawan yang di Musra ini kan ikut perintah Pak Jokowi ojo kesusu.
Ada atensi dari Jokowi soal Joman?
Yang buru-buru kan cuma itu. Yang lain kan tetap sabar menanti berita Pak Jokowi termasuk Projo tunggu.
Bagaimana peran relawan di Pemilu 2024, masih efektif seperti di pemilu sebelumnya?
Efektif. Ini kan pilpres serentak. Partai pasti kan konsentrasi terbagi untuk pemilu legislatif, sedangkan relawan pilpres kan relawan politik kan fokus pilpres. Mohon maaf kalau partai politik kan paling enggak separuhnya sudah konsentrasi ke pilegnya juga ya. Itu normal, partai juga enggak mau suara pilegnya jelek kan.
Cara bergerak para relawan saat ini seperti apa?
Pasti caranya berbeda karena orangnya beda waktunya beda caranya. Mungkin enggak seperti dulu waktu Pak Jokowi kita main duluan sudah dukung Jokowi di 2013 dan 2014. Kalau 2024 kan enggak ya kita mau Musra saja. Dulu main deklarasi saja. Kalau saya enggak mau, kita tunggu saja. Kita mau deklarasi kita mesti tahu dulu suara rakyat ke mana.
Setelah Jokowi selesai di 2024 relawan akan bubar atau bagaimana?
Itu yang masih menjadi hipotesa atau analisis bagaimana wujud relawan politik pasca Jokowi. Itu masih Jadi pertanyaan sebenarnya. Kan begini, awal munculnya relawan begitu masif di era presiden Joko Widodo ini kan yang lahir dari rakyat. Sehingga gerakan rakyat muncul.
Kenapa gerakan rakyat muncul ya karena mau melahirkan kepemimpinan rakyat. Pak Jokowi bukan ketua umum partai, Pak Jokowi bukan pemilik partai, sehingga gerakan rakyat menjadi masif. Projo ini kan gerakan rakyat. Pak Jokowi kan lahir dari gerakan rakyat
Relawan kan nanti bisa juga transformasi bentuk ya. kita belum tahu. Kalau saya sih sudah serahkan sama takdir sejarah saja.
Projo bakal jadi partai?
Ya semua berspekulasi begitu tapi menurut saya partai sudah banyak
Buruh saja berani buat partai?
Ya itu kan semua bertransformasi ya semua nggak ada salahnya semua kan selama undang-undang kewarganegaraan membuat partai ya boleh. Kita ini kan lain, dari gerakan rakyat yang menghendaki kepemimpinan rakyat. Energi kita ini energi rakyat, Pak Jokowi seperti itu.
Apa benar hubungan PDIP dengan relawan Jokowi tidak harmonis?
Saya enggak tahu, tanya aja PDIP. Kalau soal relawan kita kan enggak ada memusuhi siapa-siapa, kita menghormati partai politik. Ya aneh juga masa relawan dimusuhin, ya kan.
Apakah relawan minta izin partai dulu sebelum bergerak?
Relawan Jokowi anak buahnya Pak Jokowi semua dong. Kulonuwunnya sama Pak Jokowi. Komandonya kan Pak Jokowi, masak komandonya yang lain. Relawan Jokowi kok underbouw partai, ya enggak bener dong namanya. Relawan Jokowi ya bos-nya Jokowi dong, masak relawan Jokowi lapor sama partai atau sama siapa. Ya enggak dong.
Ada yang membenturkan relawan dengan partai?
Loh kita nggak mau benturin, kita nggak pernah mau benturan sama partai politik, dalam pengertian kita setia sama gagasan bukan mau benturan sama partai politik. Kita sadar betul posisi partai politik dalam demokrasi itu penting. Cuma gerakan sipil sosial itu juga penting karena demokrasi ini akan berkualitas kalau ada partisipasi publik.
Nah partisipasi publik lewat apa, kan demokrasi berkualitas kalau ada partisipasi. Nah Musra ini bagian meningkatkan kualitas demokrasi dalam hal ini menumbuhkan, menggerakkan munculnya partisipasi publik.
Jadi inisiasi Musra itu relawan enggak ada perintah pak Jokowi?
Enggak dong. Kita menerjemahkan perintah Pak Jokowi. Pak Jokowi bilang ojo kesusu. Kedua ini perintah waktu rakernas Projo, tolong dengar lagi, serap lagi, aspirasi rakyat. Nanti saya tanya terus mekanismenya apa dengarkan dan rekam suara rakyat itu mekanismenya apa ya Musra.
Soal King Maker bagaimana?
Pak Jokowi kingmaker. Pak Jokowi kan punya jaringan, Pak Jokowi punya kemewahan sebagai presiden yang berhasil sehingga endorsement dia akan mempengaruhi hasil.
Siapa nih yang diendorse?
Belum tapi kan paling nggak kisi-kisi kalau nggak rambut putih ya, 08 ya kan ke Prabowo.
Ada info Jokowi dukung Anies?
Enggak lah
Hasil Musra kemarin kok dikasih Prabowo di Kartanegara padahal baru mulai Musra?
Bukan kasih, cuma menjelaskan kami mau menyelenggarakan mekanisme ini lewat musyawarah rakyat Indonesia. Itu kita kasih hasil yang sudah dilakukan 5 itu 5 provinsi
Projo melihat sosok Prabowo dan Ganjar bagaimana?
Pokoknya kita puji dua-duanya. Pak Prabowo dan Pak Ganjar ini orang-orang yang mengerti tentang bagaimana bangsa ini dan juga nasib rakyat jadi Pak Prabowo apa Ganjar Pak Airlangga bisa diberikan kepercayaan oleh rakyat untuk menjadi pemimpin Indonesia ke depan.
Pokoknya mereka adalah figur figur yang mengerti negara ini mau dibawa ke mana dan bagaimana nasib kesejahteraan rakyat.
(mdk/bal)