Mirip sinetron, demi harta melupakan saudara
"Ya keluarga kami ini, saudara enggak diakui," kata Soedomo.
Beberapa hari di Indonesia, Wu Yuee atau Go Gwat Ngo akhirnya kembali ke China setelah gugatannya ditolak oleh Mahkamah Agung (MA) pada 2014. Perempuan itu menggugat enam adiknya; Soetikno Gunawan, Indra Boediono, Soedomo Mergonoto, Singgih Gunawan, Lenny Setyawati dan Wiwik Sundari, agar membagi harta warisan orangtua mereka, Goe Soe Loet.
Goe Soe Loet merupakan pendiri perusahaan kopi Hap Hoo Tjan--konon cikal bakal PT Santos Jaya Abadi atau kopi Kapal Api--pada 1927 di Surabaya. Dalam dokumen putusan MA, Wu Yuee yang lahir pada 10 Oktober 1938 mengatakan datang ke Indonesia ketika bisnis ayahnya sukses. Dia datang bersama ibunya, Po Guan Cuan. Saat itu, Po Guan Cuan juga mengajak anak pungut yang disahkan oleh pengadilan bernama Go Tek Yok atau Soetikno Gunawan ke Surabaya.
Di Indonesia, Po Guan Cuan kembali melahirkan lima anak, yakni; Indra, Soedomo, Singgih, Lenny dan Wiwik. Oleh sebab itu, Wu Yuee menggugat bahwa sebenarnya ahli waris Goe Soe Loet dan Po Guan Cuan itu ada tujuh anak. Dia menuntut agar peninggalan orangtuanya dibagi; misalnya tanah dan bangunan di Desa Huangshi, Kota Quanzhou, China; tanah dan bangunan di Jalan Panggung IX Nomor 12, Surabaya; serta tanah dan bangunan di Jalan Sidodadi, Surabaya.
Kemudian seluruh aset-aset baik barang bergerak maupun tidak bergerak milik Perusahaan Kopi Bubuk Hap Hoo Tjan yang diklaim sebagai cikal bakal berdirinya Santos Jaya Abadi. Dengan demikian Wu Yuee menuntut pembagian saham milik Indra, Soedomo dan Singgih di Santos. Selain itu, Wu Yuee juga menuntut perhiasan emas dan berlian milik mendiang Po Guan Cuan yang dikuasai enam adik-adiknya.
Namun gugatan Wu Yuee itu tidak dikabulkan oleh MA karena saat ini Mahkamah sedang menangani kasasi kasus serupa (masalah warisan saham) yang dilayangkan Lenny dan Wiwik. Kasus sengketa warisan ini didaftarkan Lenny dan Wiwik pada 2013 ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya.
Dalam persidangan gugatan Wu Yuee di MA itu juga muncul fakta-fakta ganjil. Singgih, Lenny dan Wiwik misalnya, tidak mengakui Wu Yuee sebagai saudara kandung mereka. Ketiganya juga menolak semua gugatan yang dilayangkan Wu Yuee. Sementara itu Soetikno, Soedomo dan Indra justru bersikap sebaliknya.
"Tes DNA jelas 99 persen saudara kandung, masak bohong. Waktu mama masih hidup, dia (Wu Yuee) sering datang ke Surabaya. Waktu mama sakit, dirawat di Singapura, juga datang menjenguk," kata Soedomo kepada merdeka.com, akhir bulan kemarin.
Bahkan, Soedomo melanjutkan, Wu Yuee juga pernah datang ke Indonesia menjadi wali pernikahan anaknya Singgih. "Tapi kok tidak diakui. Saya punya bukti-buktinya," terang Soedomo sambil menunjukkan bukti-bukti file foto di tabletnya.
Soedomo lalu menceritakan perjalanan Wu Yuee. Setelah beberapa tahun tinggal di Surabaya, kakaknya itu kembali ke China untuk melanjutkan kuliah. Sementara Go Tek Yok atau Soetikno tinggal di Surabaya. Selepas kuliah di China, Wu Yuee juga bekerja sebagai guru di sana, kemudian menikah dan menetap di sana.
Dalam dokumen perjalanan (travel documen) Po Guan Cuan ke Indonesia pada 17 September 1947, memang terdapat keterangan foto wajah Wu Yuee dan Soetikno. Dia datang ke Indonesia setelah situasi perang di China dan tinggal di Surabaya beberapa tahun.
"Jadi kalau anda melihat sinetron, ada cerita gara-gara harta tidak mengakui saudara ya ini kejadiannya, seperti ini, iya kan? Ya keluarga kami ini, saudara enggak diakui. Nah, kakak saya ini kan menuntut, saya tidak masalah. Anehnya pengadilan belum melihat bukti-buktinya sudah diputuskan."
Soetikno, Indra dan Soedomo memberikan tanggapan serupa soal gugatan Wu Yuee itu. Keduanya bersedia membagi warisan orangtua berupa tanah atau lahan, rumah, emas serta berlian. Sementara untuk saham, Soedomo mengatakan Santos Jaya Abadi bukanlah warisan dan sama sekali tidak berkaitan dengan Hap Hoo Tjan. Menurut dia, perusahaan kopi bubuk Hap Hoo Tjan yang didirikan pada 1927 oleh ayahnya itu bangkrut pada 1981.
Di sisi lain, pada 1979 Soedomo mendirikan perusahaan baru bersama saudaranya, Indra, yakni PT Santos Jaya Cofee Company. Ketika Hap Hoo Tjan dinyatakan bangkrut, justru PT Santos Jaya Abadi yang berkembang. "Itu perusahaan yang didirikan bersama dari awal. Bukan warisan dari orang tua," tuturnya.
-
Bagaimana ular sowo kopi berburu mangsanya? Ular sowo kopi merupakan ular tidak berbisa. Mereka cenderung mengandalkan gigitan dan lilitannya untuk berburu mangsa.
-
Di mana letak Kampoeng Kopi Banaran? Ini adalah destinasi wisata yang populer di Semarang, tepatnya berlokasi di Jl. Raya Bawen - Solo KM 1,5 Bawen, Gentong, Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
-
Kapan Kapolda Kepri mencium istrinya? Kapolda Kepulauan Riau, Irjen Yan Fitri Halimansyah tertangkap kamera sedang mencium istrinya saat melantik ratusan calon anggota Polri di Polda Kepri.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
-
Di mana Kopi Arabika Aceh Gayo dipanen? Kopi ini adalah salah satu jenis kopi arabika yang dipanen di Gayo, Aceh Tengah.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Baca juga:
Sejarah logo Kapal Api
Menanti babak akhir perseteruan sedarah
Trah 'raja' kopi Indonesia rebutan warisan