Pemasok buah ke Pasar Minggu
Jagakarsa dulunya dikenal sebagai areal pertanian dan perkebunan buah.
Era 1980-an, di sepanjang Jalan Raya Lenteng Agung, mulai perbatasan Depok hingga Pasar Minggu, memang dikenal sebagai kebun buah. Paling banyak kebun jambu. Pada 1995, ruas jalan itu cuma bisa dilintasi satu mobil. Namun kini Jalan itu merupakan akses utama warga Depok menuju Jakarta selain Jalan Raya Bogor.
Begitulah cerita soal wilayah Jagakarsa puluhan tahun lalu. Daerahnya membentang dari perbatasan kota Depok, tepatnya pagar Kampus Universitas Indonesia hingga wilayah Tanjung Barat. Kecamatan Jagakarsa menaungi kampung Kandang, Ciganjur, Cipedak, Srengseng Sawah, Lenteng Agung dan Jagakarsa.
Di Kampung Jagakarsa kini masih terdapat sisa-sisa kebun di antara padanya rumah warga. Salah satunya di Gang Keramat. Di sana masih terdapat kebun jambu biji merah milik warga. Tepat di dekat kantor Kelurahan Jagakarsa, masih ada kebun rambutan. Katanya usianya sudah seabad.
"Itu pohon rambutan dari saya kecil juga udah ada," kata Muin, penduduk asli Jagakarsa, saat ditemui merdeka.com di Jalan Belimbing Senin lalu. Dia membenarkan Jagakarsa dulunya memang perkebunan buah sekaligus lahan pertanian.
Tamin, juru kunci Makam Keramat Raden Jagakarsa, menjelaskan penduduk Jagakarsa dulu bertani. Di sepanjang Kampung Jagakarsa memang banyak terdapat perkebunan buah. "Sejarah Jagakarsa merupakan areal pertanian. Makanya ada lagu 'pepaya, mangga, pisang jambu, dibeli dari Pasar Minggu," kata Tamin menyanyikan satu bait lagu dipopulerkan oleh Koes Plus.
Warga Jagakarsa adalah pemasok buah bagi Pasar Minggu.Sebelum pemekaran wilayah Jakarta Selatan, Jagakarsa merupakan sebuah kelurahan. Namun sekitar 1990, Jagakarsa berubah menjadi kecamatan. "Tadinya Jagakarsa masih masuk wilayah Pasar Minggu. Tapi kini hanya Ragunan dan Jati Padang masih ikut kesana," ujarnya.
Rachmat Ruchiyat, penulis buku Asal-Usul Nama Tempat di Jakarta, mengatakan sejarah Jagakarsa dulunya memang tanah pertanian dan perkebunan. Pada abad ke-17, tanah di Jagakarsa dimiliki oleh para tuan tanah. "Dulunya tanah partikelir," kata Rachmat saat dihubungi melalui telepon selulernya semalam.