Ubah Lahan Kosong Jadi Ladang Emas, Budidaya Talas Pratama Laku Keras di Pasar Lokal dan Internasional
Dia membudidaya talas di lahan kosong seluas 13,5 hektar karena memiliki peluang yang baik.
Dia membudidaya talas di lahan kosong seluas 13,5 hektar karena memiliki peluang yang baik.
Ubah Lahan Kosong Jadi Ladang Emas, Budidaya Talas Pratama Laku Keras di Pasar Lokal dan Internasional
Belasan tahun hidup sebagai kontraktor, Tri Herianto mulai merasa jenuh.
Tri kemudian banting stir menjadi petani talas Pratama.
Dilansir dari channel Youtube Cap Capung, Tri, bekerja sebagai kontraktor di Jakarta sejak 1993. hingga akhirnya pada 2012 ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan dan mengubah haluan hidupnya.
Kembali ke asalnya di Yogyakarta, ia memulai perjalanan baru sebagai petani dengan menanam talas pratama pada 2014.
Memanfaatkan lahan sekitar 13,5 hektar Tri memulai budidaya talas. Bukan tanpa alasan usaha ini dipilihnya lantaran melihat peluang usaha yang menjanjikan dari talas.
“Peluang usaha di tanaman jenis talas pratama ini sangat luar biasa, boleh dikatakan secara harga kemudian untuk bibitnya stabil harganya,” ungkap Tri dikutip Selasa (11/60).
Meskipun awalnya tanpa pengalaman yang luas dan target pasar yang jelas, Tri tetap nekat memulai budidaya talas dengan membeli 3.500 bibit. Tekadnya untuk berhasil tidak pernah luntur, perlahan tapi pasti Tri mempelajari cara penanaman talas.
Namun tidak ada perjalanan sukses tanpa rintangan. Demikian pula dengan budidaya talas, Tri mengalami kendala serangan ulat tanah dan hama.
Dengan kreativitas dan pengetahuan yang diperoleh secara otodidak, ia menemukan cara untuk mengatasi setiap tantangan yang muncul.
Salah satu hal yang membedakan Tri adalah inovasinya dalam budidaya talas Pratama. Dengan tiga varietas unggul dari tanaman ini, yaitu talas Pratama satu, dua, dan tiga talas budidayanya memiliki kekhasan tersendiri. Ukuran ubi talas hasil budidayanya bisa mencapai 6 sampai 10 kg menjadikannya pilihan yang menarik bagi pasar.
Keberhasilan Tri tidak hanya terletak pada budidaya yang baik, tetapi juga pada kecerdasannya dalam memasarkan hasilnya. Dengan memanfaatkan platform digital dan jejaring luas, selama sekitar 4 tahun ia mampu menjual produknya tidak hanya di sekitar Jogja, tetapi juga di daerah-daerah lain seperti Bandung, Malang, dan bahkan Jakarta.
“Awal mulanya memang saya tidak tahu pasarnya mau jual ke mana, tapi zaman sekarang dunia digital dan online saya cari peluang-peluang yang membutuhkan talas ini,” ungkapnya.
Permintaan yang terus meningkat menunjukkan bahwa talas pratama bukan hanya sekadar tanaman biasa, tetapi memiliki potensi besar untuk pasar lokal maupun internasional dan memiliki prospek yang menjanjikan.
Tri tidak hanya fokus pada kesuksesannya sendiri, tetapi juga ingin berbagi ilmu dan peluang dengan generasi muda. Ia mengajak mereka untuk terlibat dalam dunia pertanian, khususnya dalam budidaya talas yang menjanjikan.
Reporter Magang: Nur Pangesti