Prihatin dengan Pertanian di Tanah Air, Pria Brebes Ini Rela Pulang ke Indonesia Setelah 6 Tahun Kerja di Jepang
Sebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur.
Makmur Santoso adalah seorang petani padi asal Desa Cilibur, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sebelum terjun ke dunia pertanian, Makmur merantau ke Jepang dan bekerja di bidang manufaktur. Setelah enam tahun bekerja di Negeri Sakura, ia akhirnya memilih pulang ke kampung halamannya. Ia memilih pulang karena prihatin dengan kondisi pertanian di Indonesia.
“Saat ini banyak lahan pertanian di Indonesia, terutama di kampung halaman saya, yang terbengkalai. Dari sanalah saya berpikir kalau petani adalah profesi yang kelak akan saya geluti. Makanya saya mengajak istri saya untuk berbisnis yang murni untuk pertanian,” ujar Makmur seperti dikutip dari kanal YouTube Kementerian Pertanian RI.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Mengapa pemuda itu bekerja di pedesaan? Menurut pemberitahuan perekrutan yang diterbitkan pada Januari, dua orang akan direkrut untuk bekerja di kota-kota di wilayah Lingbi.
-
Mengapa Ken Ken memilih jadi petani? Bagi Herning Sukendro, itu adalah pilihan yang tepat. Meski tanpa pengalaman dalam dunia pertanian, ia belajar dari nol dan bergabung dengan komunitas petani.
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Bagaimana petani hidroponik di Indramayu ini bertani dari jarak jauh? Kombinasi NFT dan IoT tadi, di dalam green house ini bisa menciptakan suatu ekosistem hidroponik tersendiri. Dia tidak bergantung ke cuaca, musim sampai kondisi air, karena suhu sudah bisa diatur otomatis dengan adanya perangkat tadi melalui blower. Ini memungkinkan bisa dikontrol dari jarak jauh,' terangnya
-
Kenapa petani milenial ini memilih bertani pepaya? 'Ternyata di pepaya itu lebih menjanjikan dibandingkan dulu waktu masih di peternakan,' ungkap Aksin.
Profesi yang Paling Banyak Dicari
Makmur mengatakan, pada tahun 2025, pertanian merupakan profesi yang dicari orang. Di desanya, ia memiliki lahan seluas 1,5 hektar. Lahan seluas itu ia beli dari hasil menabung selama bekerja di Jepang. Dengan kata lain, saat bekerja di Jepang, Makmur sudah punya rencana suatu hari nanti ia akan pulang ke Indonesia untuk mengembangkan pertanian.
“Banyak sekali para petani, terutama petani muda, berpikir bahwa bertani padi itu kurang menguntungkan. Padahal turunan dari aktivitas ini sangat banyak, seperti beras, katul, sekam, dan lainnya,” kata Makmur.
Varietas yang Ditanam
Di lahan pertaniannya yang luas, Makmur menanam dua jenis varietas padi yaitu inpari 32 dan babilon. Ia memilih kedua varietas itu karena dua hal, yaitu tahan terhadap penyakit dan menguntungkan secara ekonomi. Selain itu ia kini dimudahkan dengan adanya pupuk bersubsidi yang untuk membelinya cukup dengan menunjukkan KTP.
“Tentu ini menjadi berita yang sangat menyenangkan bagi para petani. Bagaimana tidak, selama ini, petani itu bingung dengan pupuk subsidi. Apalagi sebagian besar dari mereka tidak punya kartu tani, sehingga mereka pun pada akhirnya membeli dengan pupuk non-subsidi,” ujarnya.
Memutus Mata Rantai
Makmur mengolah sendiri padi yang ia peroleh dari lahan pertaniannya untuk dijadikan beras. Hal ini berbeda dengan para petani lainnya di mana mereka langsung menjual hasil panennya dalam bentuk gabah. Menurutnya, dengan mengolahnya langsung menjadi beras, dia akan memutus mata rantai tengkulak yang kadang suka memainkan harga.
“Produk yang kami jual beruba beras. Dan yang ada saat ini adalah beras medium. Kemudian saya juga jual katul dan sekam. Ada sekam bakar dan sekam busuk untuk lahan pertanian,” imbuhnya.
Bersahabat dengan Alam
Bagi Makmur, menjadi seorang petani merupakan profesi yang membahagiakan. Ia pun merasa dengan menjadi petani ia tidak memiliki musuh. Ia pun mengajak anak-anak muda milenial untuk menekuni usaha di bidang pertanian.
“Bertani itu pekerjaan yang mulia. Karena dengan jadi petani, kita ikut andil menjadi pahlawan pangan, kita juga melestarikan alam, serta menurunkan hal-hal baik pada anak cucu kita. Selain itu kita juga bersahabat luar biasa. Sungguh ini kenikmatan yang luar biasa,” kata Makmur dikutip dari kanal YouTube Kementerian Pertanian RI.