Disebut Bisa Tingkatkan Perekonomian Warga, Ini Fakta di Balik Wacana Reaktivasi Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo
Usulan reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo juga telah dikoordinasikan ke berbagai kementerian.
Wacana reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo kembali berembus. Anggota DPD RI, Abdul Kholik, mengharapkan usulan reaktivasi jalur rel kereta api itu dapat terlaksana pada masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
“Yang pertama, perkembangan usulan program itu sudah terus kita gulirkan. Sementara di tingkat provinsi sudah masuk ke dalam daftar evaluasi oleh BPKP agar prioritasnya bisa didahulukan,” kata Abdul Kholik dikutip dari ANTARA pada Senin (23/9).
-
Kapan jalur kereta api Banjarnegara-Wonosobo dibuka? Stasiun itu dibuka pada 1 Mei 1916 bersamaan dengan dibukanya jalur kereta api Banjarnegara-Wonosobo segmen Banjarnegara-Selokromo.
-
Kenapa KCIC yakin Kereta Cepat bisa mendongkrak ekonomi? PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yakin Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) bakal mendongkrak perkonomian dan sektor pariwisata Indonesia.
-
Kenapa Jembatan Kereta Api di Maguwo dibangun? Fly over atau jembatan itu perlu dibangun untuk menyesuaikan letak peron jalur kereta api di Stasiun Yogyakarta.
-
Kenapa Trans Jateng Solo-Wonogiri diluncurkan? Peluncuran layanan transportasi itu merupakan jawaban dari pemerintah untuk memberi akses bagi masyarakat di tiga daerah.
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Apa itu kereta api wisata? Kereta api wisata bisa menjadi pilihan rekreasi menarik untuk dicoba.
Ia mengatakan, usulan reaktivasi jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo juga telah dikoordinasikan ke berbagai kementerian. Walau begitu, semua itu masih menunggu menteri-menteri baru yang akan membidangi kabinet mendatang.
Berikut selengkapnya:
Tentang Jalur Kereta Api Purwokerto-Wonosobo
Jalur kereta api Purwokerto-Wonosobo pertama kali dibangun oleh perusahaan kereta api Belanda Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS) antara tahun 1896-1917. Saat itu, pembangunan jalur sejauh 88 kilometer itu dilakukan guna mengintegrasikan perusahaan-perusahaan gula di wilayah itu dan selanjutnya dikembangkan untuk pengangkutan hasil bumi seperti teh, kayu manis, dan tembakau.
Namun jalur itu dinonaktifkan pada tahun 1978 karena dinilai kalah saing dengan moda transportasi lain. Jalur kereta api itu terakhir kali dilintasi kereta api pada tahun 1986 di mana kereta api terakhir itu berhenti di Stasiun Mantrianom atau 8 kilometer sebelah barat pusat kota Banjarnegara.
Ekspedisi Jalur Kereta
Pada Juli 2024 lalu, petugas gabungan dari berbagai instansi telah melakukan ekspedisi di eks jalur kereta api dari Purwokerto hingga Wonosobo. Ekspedisi itu diprakarsai oleh Abdul Kholik sendiri, dengan menyusuri sejumlah bekas jalur baik yang relnya masih tersisa maupun telah berubah jadi pemukiman penduduk.
Dalam ekspedisi itu, ditemukan masih terdapat beberapa bangunan sisa seperti jembatan maupun bekas stasiun. Ekspedisi itu melibatkan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah, PT KAI Daop 5 Purwokerto, Dinas Perhubungan Kabupaten Wonosobo, Dinhub Banjarnegara, dan Dinhub Purbalingga.
Terkait dengan ekspedisi ini, Manajer Pengamanan PT KAI Daop 5 Purwokerto, Agus Listyono mengatakan bahwa kondisi jalur rel antara Purwokerto hingga Wonosobo sebenarnya masih utuh.
“Namun seiring berkembangnya waktu, relnya banyak yang tertimbun jalan raya dan ada yang sudah didirikan bangunan. Namun secara track masih utuh, dan juga secara yuridis formil ada sertifikat maupun bukti kepemilikan tanah dari Purwokerto hingga Wonosobo,” kata Agus.
Bisa Tingkatkan Perekonomian Warga
Abdul Kholik mengatakan, jalur rel Purwokerto-Wonosobo akan sangat potensial untuk angkutan sektor pertanian dan sektor pariwisata. Ia membayangkan jika reaktivasi itu bisa terealisasi, akan ada kereta panoramic yang dapat digunakan wisatawan untuk menikmati keindahan kawasan Dieng dan Baturraden. Selain itu, reaktivasi jalur rel kereta api tersebut juga mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Jateng bagian selatan.
"Bahkan, orientasi ekspor produk agro, maritim, dan pengembangan pariwisata akan sangat terbantu," pungkasnya dikutip dari ANTARA.