Melihat Sisa Kejayaan Jalur Kereta Api Rangkasbitung - Pandeglang, Rel Ditumbuhi Pohon dan Tembus ke Rumah Warga
Rel bahkan sudah ditumbuhi pohon di bagian tengahnya yang berarti usia rel sudah lebih tua dari tumbuhan besar tersebut.
Rel bahkan sudah ditumbuhi pohon di bagian tengahnya yang berarti usia rel sudah lebih tua dari tumbuhan besar tersebut.
Melihat Sisa Kejayaan Jalur Kereta Api Rangkasbitung - Pandeglang, Rel Ditumbuhi Pohon dan Tembus ke Rumah Warga
Bekas rel kereta api masih terlihat di kawasan Rangkasbitung hingga Pandeglang. Kondisinya tampak usang dan sebagian besar berkarat. Bahkan ada beberapa rel sudah hampir terkubur hingga tembus ke rumah-rumah warga.
Jalur kereta api sepanjang 37,9 kilometer itu saat ini memang sudah tidak aktif. Dahulu, fungsinya sangat vital bagi mobilitas masyarakat hingga lalu lintas barang.
-
Di mana rel kereta api di Bandung melewati rumah warga? Di kawasan permukiman padat penduduk, Kelurahan Maleer, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat, terdapat sisa rel kereta api yang tembus ke rumah-rumah warga.
-
Bagaimana rel kereta api di Padang Panjang rusak? Gempa ini juga membuat fasilitas sarana dan prasarana kereta api di Padang Panjang mengalami kerusakan. Dan beberapa ruas rel juga sempat mengalami kerusakan karena tanah longsor.
-
Dimana Jembatan Kereta Api Rancagoong berada? Posisinya terhubung dengan permukiman warga di Rancagoong, Sukajadi, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
-
Mengapa kereta api dibangun di Padang Panjang? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Mengapa Jembatan Kereta Api Rancagoong penting? Di masa silam, jembatan ini memiliki peran penting dalam perkembangan industri transportasi di Priangan. Kehadirannya dianggap vital, karena menghubungkan Bandung dengan Batavia secara cepat tanpa melalui jalan darat.
-
Apa yang terjadi pada kereta api di Rancaekek? Akibatnya, kereta sampai terguling ke sawah dan menyebabkan kepanikan.
Orang-orang tua di dua kabupaten itu masih ingat betul suara hingga bentuk kereta api yang dahulu melintas di sana. Sayangnya, kereta api semakin lama semakin jarang melintas hingga berhenti total pada tahun 1980-an silam.
Bagaimana kisah jalur kereta api yang melegenda di tanah Banten tersebut? Yuk simak informasi selengkapnya.
Bekas Rel Hampir Terkubur di Wilayah Rangkasbitung
Mengutip Youtube Oyan Spoorweg, sisa fisik jalur kereta api Rangkasbitung – Pandeglang saat ini bisa disaksikan.
Bentuknya di beberapa titik masih tampak utuh, bahkan dengan bantalan kayunya yang rapuh.
Salah satu lokasi yang sisa relnya masih terlihat adalah di Kampung Rumput, Kecamatan Rangkasbitung, Lebak. Terlihat rel samar-samar masih tampak dan melintasi perkampungan warga.
Diduga rel yang termasuk Wilayah Aset Jakarta ini dibiarkan begitu saja setelah jalur tidak aktif di tahun 1984 silam.
Masih ada Jembatan Besi di Wilayah Warunggunung
Rel itu kemudian hilang setelah masuk di kawasan permukiman. Masuk kawasan Warunggunung, rel kembali terlihat di perkebunan warga dalam bentuk jembatan.
Di kanal Youtube itu, rel terhubung ke jembatan baja yang saat ini tersisa rangkanya saja. Bagian bawah rangka, masih terlihat pondasi beton tebal sebagai penopang yang kokoh.
Sayangnya, jembatan tersebut sudah tidak terurus dan dalam kondisi usang karena berkarat.
Rel Ditumbuhi Pohon dan Tembus ke Rumah Warga
Saking lamanya rel terbengkalai, bagian atas jalur kereta api itu lambat laun dijadikan permukiman oleh warga sekitar.
Deretan rumah pun tampak berdiri, hingga rel kereta api terlihat menembus bangunan tempat tinggal milik warga.
Tak sampai di situ, rel bahkan sudah ditumbuhi pohon di bagian tengahnya yang berarti usia rel sudah lebih tua dari tumbuhan besar tersebut.
Mengutip kanal Youtube SCTV Banten, rel yang masuk ke rumah-rumah warga ini berada di Kabupaten Pandeglang.
Jadi Tempat Bermain Anak
Posisi jalur yang melintasi permukiman membuat aktivitas warga menjadi beriringan. Tak sedikit anak-anak menjadikan bekas perlintasan sebagai lokasi bermain.
Anak-anak tampak asyik bersenda gurau dan duduk-duduk di besi pinggiran rel sembari memakan es krim dan bersantai.
Anak-anak tak khawatir bermain di atas perlintasan kereta lantaran sudah tidak ada kereta api yang melintas.
Wacana Reaktivasi
Sementara itu, santer terdengar wacana reaktivasi rel kereta api jalur Rangkasbitung – Pandeglang sejak 2015 silam. Kabar ini terus dinanti oleh warga sampai awal 2020 lalu.
Namun sayang, hingga saat ini belum ada upaya lebih lanjut terkait kabar reaktivasi perlintasan kereta api. Padahal menurut warga, saat jalur kembali aktif perekonomian bisa kembali berputar untuk membantu pemenuhan warga sekitar.
“Ini adalah proyek strategis nasional yang tertunda sejak 2016 lalu, dan kita sudah pernah turun bareng dengan Kementerian Perhubungan lalu ada anggaran cut and fill kita juga sudah pernah rapat dengan Polda Banten, dan mudah-mudahan saja didorong lagi setelah Covid-19 ini, supaya indikator makronya tidak jomplang secara perekonomian,” kata Bupati Pandeglang, Irna Narulita.
Sejarah Jalur Rangkasbitung – Pandeglang
Sementara itu, jalur kereta api Rangkasbitung – Pandeglang sempat menjadi primadona transportasi massal darat medio 1908 hingga 1983. Ketika itu, lalu lintas kereta api cukup ramai dimulai sejak pukul 05.13 dari Labuan dan tiba sekitar pukul 07.51 pagi di Rangkasbitung.
Kereta didominasi untuk angkutan penumpang kelas II, kelas III, serta kereta khusus untuk inlanders (warga pribumi). Kereta terakhir berangkat sekitar pukul 4 petang dari Rangkasbitung dan tiba senja hari, 18.24 di Labuan, Pandeglang.
Sayangnya, sejak 1980-an, mode transportasi darat terus berkembang dan mengaspal di wilayah Banten. Karena biaya dan fleksibilitas, warga kemudian mulai meninggalkan kereta api hingga sepi peminat dan ditutup oleh pemerintah.