Menyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya Untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota
Perkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Perkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari desa ke kota.
Menyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota
Kereta api sudah sejak lama menjadi transportasi darat andalan untuk mengangkut penumpang atau barang-barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Kini, kereta api sudah modern, dengan pelayanan yang lebih baik dan menjadi andalan masyarakat Indonesia. Menengok sejenak ke belakang, lahirnya kereta api di Pulau Sumatera tak lepas dari peran kolonial Belanda sebagai moda transportasi mengangkut logistik dari perkebunan untuk dikirim ke kota. (Foto: Wikipedia) Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
Semua wacana ini berubah ketika salah satu wilayah telah geger penemuan batu bara, tepatnya di daerah Ombilin. Dari sinilah, pemerintah Belanda begitu tergiur untuk membangun akses rel kereta api untuk menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain.
Sempat Tuai Perdebatan
Dengan gegernya penemuan tambang batu bara di Ombilin, pemerintah Belanda bergegas untuk membangun akses jalur rel kereta api. Mereka meminta insinyur dari Inggris untuk merancang jalur kereta dengan geografis di Minangkabau yang cenderung banyak bukit dan lembah.
Kemudian, di parlemen Belanda sempat terjadi perdebatan terkait biaya yang dikeluarkan untuk membangun moda transportasi ini sangat besar, melebihi biaya yang sudah disediakan.
-
Kenapa Belanda membangun jalur kereta di Sumatra Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Dimana letak kebun kopi tertua? Salah satu kebun kopi tertua di Indonesia ada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, namanya De Karanganjar Koffieplantage.
-
Kapan kebun kopi De Karanganjar didirikan? Salah satunya, perkebunan De Karanganjar yang didirikan pada tahun 1874 oleh H. J. Velsink dan Hendrik Van Vredenberg.
-
Di mana kopi Temanggung dibudidayakan? Kopi merupakan komoditas andalan Kabupaten Temanggung setelah tembakau. Selain bertani tembakau, para petani Temanggung juga menanam kopi.
-
Siapa pemilik pertama pabrik kopi di Semarang? Pemilik pertamanya adalah Tan Tiong Ie.
-
Kenapa VOC menanam kopi di Priangan? Tahun 1707, VOC membagikan bibit kopi kepada para bupati di Priangan. Dimulailah sejarah penanaman kopi di Nusantara. Tak semua berhasil. Namun di dataran tinggi kopi berkembang dengan baik. Kopi ternyata sangat menguntungkan.
Pada saat itu, pembangunan jalur Lubuk Alung-Padang Panjang bisa diselesaikan pada tanggal 1 Juli 1891. Dari Padang Panjang dibuatkan sebuah jalur menuju Fort de Kock atau Bukittinggi pada 1 November 1891.
Puncaknya, ketika pengelola kereta api belanda yaitu Sumatera Staats Spoorwegen (SSS) membangun jalur-jalur kereta api dari Teluk Bayur ke Sawahlunto mulai dari Stasiun Pulo Aer menuju Padang Panjang. Setelah itu, pembangunan berkelanjutan masih terus dilakukan.
Terjadi Gempa Bumi
Sekitar tahun 1926, jalur rel kereta api ini sempat terhenti mobilitasnya setelah terjadi gempa bumi berkekuatan 7,6 SR. Banyak kerusakan di berbagai tempat dan getarannya terasa hingga Bukittinggi, Singkarak, Solok, dan sebagainya.
Gempa ini juga membuat fasilitas sarana dan prasarana kereta api di Padang Panjang mengalami kerusakan. Dan beberapa ruas rel juga sempat mengalami kerusakan karena tanah longsor.
Di masa penjajahan Jepang, seluruh aset milik SSS otomatis jatuh ke tangan Rikuyu Kyoku atau pemerintahan militer. Pihak Jepang menghapus seluruh lokomotif dan membongkar rel lalu dikirimkan ke luar negeri.
Dari sinilah, banyak infrastruktur kereta apo yang mengalami kerusakan di beberapa ruas jalurnya. Untuk jalur Padang Panjang menuju Muaro Sinjunjung dan Payakumbuh masih berfungsi untuk membawa tawanan Romusha.
Eksistensi Menurun
Memasuki masa Orde Baru tepatnya pada tahun 1986, penggunaan transportasi kereta api sedang merosot karena kebanyakan orang memilih untuk naik mobil yang semakin digandrungi masyarakat.
Akses jalur rel kereta api ini hanya digunakan untuk mengangkut batu bara serta kereta api wisata ketika akhir pekan. Pengangkutan kereta api batu bara ini terancam pada tahun 2002-2003 karena perusahaannya diambang kebangkrutan.
Jalur ini kemudian sempat aktif pada 2006 untuk kereta wisata. Tahun 2009, muncul Kereta Wisata Danau Singkarak yang dijalankan dari Padang Panjang dari Stasiun Sawahlunto. Tahun 2014, kereta ini berhenti beroperasi karena sepi peminat dan berujung akses rel ditutup.