Kopi Priangan Merajai Pasaran Eropa
Sejarah kopi Priangan merajai pasar Eropa. Namun di Tanah Air meninggalkan kesengsaraan.

Hitam putih kopi, tak sesedap rasanya kini. Bicara kopi adalah mengenang sejarah keserakahan kolonial Belanda.

Sejarah Kopi Priangan Merajai Eropa
Dari Etiophia, kopi menyebar seiring perdagangan dan kolonialisme. Minuman 'ajaib' ini segera menjadi salah satu komoditi perkebunan paling laris di dunia.

Kopi adalah minuman paling populer dan digemari di dunia.

Tahun 1707, VOC membagikan bibit kopi kepada para bupati di Priangan. Dimulailah sejarah penanaman kopi di Nusantara. Tak semua berhasil. Namun di dataran tinggi kopi berkembang dengan baik.

Kopi ternyata sangat menguntungkan. Tahun 1720 VOC mewajibkan Preangerstelsel. Sistem tanam paksa pertama yang dilakukan kompeni di Jawa Barat.
VOC meraup keuntungan luar biasa dari kopi Priangan. Mereka menjadi salah satu eksportir kopi terbesar dunia. Kopi dari Jawa Barat ini sangat disukai di Eropa. Budaya minum kopi tumbuh subur di benua biru tersebut.


Kondisi sebaliknya terjadi di Tanah Air. Rakyat Priangan menderita & dipaksa menanam kopi oleh VOC dan para pembesar pribumi. Mereka dipaksa meninggalkan lahan pertanian mereka demi 'emas hitam'.

Karena terkenalnya kopi dari Jawa Barat, orang Eropa menyebutnya a cup of Java
Mereka tidak menggunakan istilah secangkir kopi, tetapi secangkir Java. Citra yang sangat kuat akan kelezatan kopi dari Priangan. A cup of java sangat digemari di Eropa.

Para aktivis di Paris pun konon gemar ngopi di kafe
Dari adu gagasan sambil minum kopi dari Jawa itu kabarnya Revolusi Prancis dimulai. Peristiwa ini mengubah wajah Eropa dan dunia. Siapa sangka ada andil dari kopi Priangan?
Kopi ini tidak bertahan lama. Produksinya tak pernah berlanjut. Liberika pun terkena hama daun seperti arabica. Tanaman kopi mati di mana-mana ketika itu.

Ternyata selain menanam Kopi Arabica dan Robusta, Belanda pun pernah menanam Kopi Liberika.
