Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan
Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan.
Menilik Sejarah Stasiun Medan, Peninggalan Perusahaan Kereta Api Milik Kolonial Belanda
Pada zaman kolonial Belanda, aktivitas perdagangan di Tanah Deli semakin berkembang pesat. Pemerintah kolonial pun berinisiatif untuk membuka jalur rel kereta api agar memudahkan mobilitas perdagangan dari satu daerah menuju daerah lainnya. Kemudian, pemerintah kolonial mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM) pada tahun 1883. DSM adalah sebuah perusahaan kereta api swasta yang beroperasi di dekat pantai Timur Sumatera atau di sekitar Deli (Kota Medan). Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
Simak sejarah singkat Stasiun Medan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Kemajuan Teknologi
Sebelum dibangunnya Stasiun Medan, perusahaan perkebunan milik kolonial bernama Deli Maatschappij mendesak pemerintah untuk segera membangun jalur rel kereta api, mengingat meningkatnya permintaan komoditas dan aktivitas perdagangan.
-
Kenapa Belanda membangun jalur kereta di Sumatra Barat? Sumatra Barat menjadi salah satu lokasi yang dipilih Belanda untuk dibangun jalur kereta di sana. Pasalnya, di daerah tersebut ditemuan sebuah pertambangan batu bara tepatnya di Sawahlunto tahun 1868.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Mengapa kereta api dibangun di Padang Panjang? Di Sumatera Barat, wacana pembangunan rel kereta api oleh kolonial Belanda digunakan untuk distribusi kopi dari daerah pedalaman, seperti Bukittinggi, Payakumbuh, Tanah Datar, hingga Pasaman menuju ke pusat kota yaitu Padang.
-
Siapa yang membangun Stasiun Kemidjen? Stasiun yang dibangun perusahaan swasta Belanda, Nederlandsch Indische Maatschappij (NIS) pada tahun 1867 itu juga dikenal dengan nama Stasiun Samarang.
-
Kenapa jalur kereta api Solo-Boyolali penting bagi Belanda? Tujuan NIS mengakuisisi jalur kereta api Solo-Boyolali adalah karena daerah tersebut dianggap penting oleh Belanda. Selain daerah yang subur, Boyolali juga memiliki beberapa sumber air bersih dan beberapa pabrik gula.
-
Apa fungsi rel kereta api di Bandung dulu? Dahulu jalur tersebut difungsikan sebagai lalu lintas hasil perkebunan dari dataran tinggi Bandung.
Melansir dari artikel 'Sejarah Perkeretaapian Medan (1886-1942)', pemerintah Belanda memenuhi permintaan Deli Maatschappij dengan mendirikan Deli Spoorweg Maatschappij (DSM). Jalur kereta api pertamanya menghubungkan wilayah Medan-Labuhan yang diresmikan pada tahun 1886.
Sejalan dengan dibukanya rute Medan-Labuhan, maka harus ada stasiun sebagai tempat pemberhentiannya. Dari sinilah didirikan Stasiun Medan yang diresmikan oleh DSM pada 25 Juli 1886.
Seiring berjalannya waktu, jalur kereta api ini diperpanjang dari Stasiun Labuhan hingga Stasiun Belawan pada tahun 1888. Bahkan, sempat melayani rute Medan-Aceh menggunakan Atjeh Stoomtram Staatspoorwegen.
Stasiun Penting
Dengan dibukanya akses jalur kereta api di Tanah Deli, akses dan mobilisasi kegiatan perdagangan serta mengangkut hasil perkebunan dari daerah pedalaman ke pelabuhan Belawan semakin lancar.
Stasiun Medan ini dulunya menjadi saksi bisu perkembangan kereta api dari masa ke masa. Bahkan, berperan penting dalam berlangsungnya aktivitas perkebunan yang akan di distribusikan ke luar negeri.
Sisa Peninggalan
Mengutip dari beberapa sumber, satu-satunya peninggalan yang masih bertahan yaitu menara jam kuno yang terletak di bagian depan stasiun. Kemudian bagian atap peron yang bercirikan arsitektur Belanda masih dapat dijumpai.
Selain itu, terdapat lokomotif kuno yang terpajang di kawasan Stasiun Medan, bernama Lokomotif DSM 38. Lokomotif ini sengaja didatangkan oleh perusahaan DSM untuk menarik gerbong penumpang dan barang.
Lokomotif ini dulunya berjumlah 8 unit yang didatangkan dari pabrik Hartmann di Jerman. Dengan tipe C2, lokomotif ini dilengkapi rem tangan dan rem vakum. Bahan bakarnya pun masih menggunakan kayu jati.