Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Teh salah satu komoditas unggul yang tumbuh subur di kaki Gunung Dempo, Sumatera Selatan.
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Rempah-rempah adalah komoditi yang begitu berharga bagi bangsa Barat dengan daya nilai jual tinggi. Tanah yang subur tidak hanya ditanami oleh rempah-rempah saja, melainkan komoditas lain yang juga tak kalah berharga. (Foto: Pixabay)
-
Dimana Gunung Dempo terletak? Gunung Dempo Pagaralam, Sumatera Selatan, mengalami erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak, Selasa (25/7) pukul 21.15 WIB.
-
Apa yang menarik dari Kebun Teh Kemuning? Pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, dan suasana yang asri menjadi daya tarik utama kebun teh tersebut.
-
Apa yang unik tentang Gunung Dempo? Uniknya, gunung ini memiliki 2 puncak. Salah satunya terdapat kawah yang menjadi spot wisata bagi para pendaki. Kawah yang mengundang minat para pendaki itu mampu menghasilkan beragam warna, mulai dari hijau, biru muda, hingga abu-abu.
-
Dimana Gunung Dempo berada? Kegagahannya itu berdiri di perbatasan Pagar Alam dengan Provinsi Bengkulu.
-
Bagaimana menikmati Perkebunan Teh Gunung Gambir? Selain bisa melihat proses pembuatan daun teh mulai dari pemetikan, penjemuran, dan pengemasan, anda juga bisa mencicipi masakan teh yang dihasilkan dari perkebunan teh di sini.
Salah satu perkebunan teh legendaris di Indonesia berada di Gunung Dempo, Sumatera Selatan. Memiliki luas lebih dari 1.500 hektare dengan melibatkan pekerja yang tidak sedikit, kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Seperti apa sejarah perkebunan teh Gunung Dempo? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com dari kanal Youtube KRONIK NUSANTARA berikut ini.
Dibawah Perusahaan Belanda
Kebun teh Gunung Dempo dibangun oleh perusahaan Belanda bernama NV Lanbou Maatschappij pada tahun 1929. Seiring berjalannya waktu, tepat pada saat perang dunia, lahan ini sempat dikuasai oleh tentara Jepang.
Tepat tahun 1949, pabrik teh Gunung Dempo sempat dibumihanguskan dan kembali dibangun pada tahun 1951 oleh Cultuur NV Soerabaja yang juga milik kolonial Belanda.
Mulai setelah kemerdekaan, Pemerintah Pusat gencar melakukan proses pindah tangan perusahaan-perusahaan Belanda yang masih beroperasi di Indonesia. Salah satunya pengelolaan perkebunan teh di Gunung Dempo Pagar Alam ini.
Tahun 1963, perkebunan teh ini berhasil dinasionalisasikan dan berada di bawah naungan perusahaan Perkebunan Negara Baru Sumsel hingga tahun 1996. Setelah itu, kebun beserta pabriknya pun berpindah tangan ke PTPN VII sampai sekarang.
Kental dengan Fasilitas Kuno
Alih-alih sudah silih berganti perusahaan, akan tetapi pabrik beserta fasilitas di dalamnya pun masih kental dengan suasana zaman Belanda. Hampir seluruh konstruksi bangunan pabrik masih orisinil.
Seiring berkembangnya zaman tak menutup kemungkinan jika sebuah pabrik memiliki mesin-mesin yang modern. Tetapi tidak dengan pabrik teh di Gunung Dempo yang masih mempertahankan mesin-mesin klasik ala Belanda.
Dengan mengandalkan fasilitas kuno, tentu menambah kesan klasik dan kental sekali dengan nilai sejarah sekaligus berbeda dari pabrik-pabrik teh yang ada di Indonesia. (Foto: Youtube/KRONIK NUSANTARA)
Komoditas Ekspor
Kualitas daun teh yang bernilai tinggi membuat aktivitas perdagangan teh meluas dengan sendirinya. Hebatnya, produksi daun teh di Pagar Alam ini sudah tembus pasar luar negeri, seperti India dan Eropa.
Selain itu, beberapa produk teh dari luar negeri juga tidak ragu untuk menunjuk pabrik teh yang satu ini sebagai bahan utamanya. Maka dari itu, produknya tidak main-main.
Keunikan teh dari Gunung Dempo adalah warnanya pekat dengan aroma tajam membuat minuman seduh ini berbeda dari yang lain.