Sejarah Kebun Teh Kayu Aro Jambi, Perkebunan Tertua di Indonesia Sejak Abad 20
Rupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.
Rupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.
Kedatangan kolonial Belanda ke Bumi Nusantara bukan hanya meraup keuntungan dari komoditi rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Melainkan, mereka juga melihat potensi bisnis khususnya di tanah subur Pulau Sumatera.
Kayu Aro, sebuah lahan luas yang terletak di kaki Gunung Kerinci ini menjadi saksi bisu perkembangan bisnis perkebunan yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Perkebunan teh di Kayu Aro ini bukanlah yang tertua saja, namun juga menjadi perkebunan teh tertinggi kedua di dunia setelah Darjeeling di Himalaya, India.
Kilas balik berdirinya perkebunan teh Kayu Aro ini menarik untuk diulas. Fenomena imigrasi buruh kebun besar-besaran dari Pulau Jawa juga berlangsung di tempat ini.
Penasaran dengan sejarah kebun teh di Kayu Aro Jambi? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Mengutip dari jurnal Universitas Jambi (2021), sebuah perusahaan swasta Belanda Namlosde Venotchaaf Handle Vereniging Amsterdam atau NV.HVA sangat tertarik untuk mendirikan perkebunan di kaki Gunung Kerinci. Sebelumnya, perusahaan ini sudah melakukan hal serupa di suatu daerah di Sumatera Timur namun hasilnya tidak sesuai harapan.
Pada tahun 1925, NV.HVA pun resmi mendirikan perkebunan teh yang diberi nama Kajoe Aro. Dalam menjalankan bisnis ini, mereka menggunakan sistem hak sewa agar menjaga penanaman modal keberlanjutan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Memulai penanaman perdana pada tahun 1928, daun teh yang dihasilkan di perkebunan ini cukup berkualitas. Melihat peluang bisnis yang besar, NV.HVA pun mendirikan sebuah pabrik di Bedeng Delapan yang menjadi pusat aktivitas perkebunan teh Kayu Aro.
Setelah mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnis ini, NV.HVA pun mencatatkan luas perkebunan mencapai 2.590 hektare pada tahun 1940. Perkebunan ini juga dinobatkan menjadi yang terbesar di Sumatera. (Foto: liputan6.com)
Meningkatnya hasil produksi teh khusus di perkebunan teh Kayu Aro mengakibatkan perusahaan mengalami kekurangan tenaga kerja. Hingga pada akhirnya dibutuhkan tenaga kerja kontrak.
Hal yang sama juga dirasakan oleh NV.HVA, mereka pun mendatangkan para pekerja yang siap kerja dari Pulau Jawa. Para imigran ini memang dipersiapkan untuk bekerja menjadi buruh di perkebunan teh Kayu Aro. Tercatat hampir ribuan buruh telah bekerja di Kayu Aro pada tahun 1950.
Hadirnya pekerja dari Jawa ini mengakibatkan terbentuknya komunitas atau kelompok etnis sendiri. Bahkan, para pekerja dari Jawa ini membawa budayanya masing-masing dari daerah asal. (Foto: Pixabay)
Melansir dari kanal Liputan6, perkebunan teh Kayu Aro mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia mulai tahun 1959. Kini, pengelolaan kebun teh berada di bawah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6).
Dari segi jenis daun teh yang ditanam di Kayu Aro kebanyakan adalah teh Ortodoks atau teh hitam. Berbicara segi rasa, teh yang satu ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Buktinya, produk teh ini menjadi langganan ratu Belanda dan Inggris.
Kualitas dari teh Kayu Aro ini juga diawasi dengan ketat. Para pekerjanya dilarang menggunakan kosmetik wajah agar terhindar dari kontaminasi pada teh. Selain itu, metode pembuatan teh ini menggunakan sistem Orthodox atau masih berbentuk daun.
Tidak hanya itu, teh ini juga diolah dengan strategi C-T-C atau crush-tear-curl yang memiliki arti peras-remas-keriting.
Perkebuanan teh tertua di Indonesia dan tertinggi kedua di dunia ini kini sudah menjadi bagian dari objek wisata di Provinsi Jambi. Lingkungannya yang sejuk dan sangat asri ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam.
Pengunjung bisa eksplor di antara lebatnya daun-daun teh sekaligus mendapatkan kesempatan untuk memetik langsung teh yang siap untuk diolah.
Perkembangan perkebunan karet di Aceh Timur kerap menggunakan kuli yang berasal dari luar daerah, seperti Jawa hingga Tiongkok.
Baca SelengkapnyaKebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaWilayah yang terletak di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) dulunya dikenal sebagai kota yang kaya akan rempah-rempah.
Baca SelengkapnyaSebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.
Baca SelengkapnyaJembatan ini diapit oleh kawasan perbukitan yang hijau, ditambah dengan aliran Sungai Serayu yang luas
Baca SelengkapnyaDulunya Kuningan merupakan wilayah permukiman dan kerajaan.
Baca SelengkapnyaPada 2024 ini Kabupaten Kediri berusia 1220 tahun.
Baca SelengkapnyaPerkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.
Baca SelengkapnyaTeramati kolom abu setinggi 800 meter dari puncak gunung dan guguran material ke arah Besuk Kobokan.
Baca Selengkapnya