Sejarah Kebun Teh Kayu Aro Jambi, Perkebunan Tertua di Indonesia Sejak Abad 20
Rupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.
Rupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.
Sejarah Kebun Teh Kayu Aro Jambi, Perkebunan Tertua di Indonesia Sejak Abad 20
Kedatangan kolonial Belanda ke Bumi Nusantara bukan hanya meraup keuntungan dari komoditi rempah-rempah dan hasil bumi lainnya. Melainkan, mereka juga melihat potensi bisnis khususnya di tanah subur Pulau Sumatera.
Kayu Aro, sebuah lahan luas yang terletak di kaki Gunung Kerinci ini menjadi saksi bisu perkembangan bisnis perkebunan yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda. Perkebunan teh di Kayu Aro ini bukanlah yang tertua saja, namun juga menjadi perkebunan teh tertinggi kedua di dunia setelah Darjeeling di Himalaya, India.
-
Dimana letak kebun kopi tertua? Salah satu kebun kopi tertua di Indonesia ada di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, namanya De Karanganjar Koffieplantage.
-
Kapan Kebun Teh Jangkung Malabar mulai ditanami? Menurut sebuah plang penanda di lokasi tertulis jika kebun teh sudah ditanami oleh para petani setempat sejak tahun 1896, dengan luas total sekitar 1 hektare.
-
Bagaimana Tembakau Jember berkembang di awal abad 19? Saat itu, perusahaan perkebunan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh Undang-Undang Agrarian yang memberikan kesempatan pada pengusaha untuk menggunakan tanah dalam jangka waktu 75 tahun.
-
Kapan perkebunan Sirah Kencong menjadi kebun teh? Pada tahun 1915 perkebunan Sirah Kencong mulai melakukan rotasi tanaman karena kina sudah melewati usia produktif. Selanjutnya perkebunan mengganti tanaman kina dengan tanaman kopi.
-
Kapan perusahaan Tembakau Jember didirikan? Pada 21 Oktober 1859, ia bersama Mathiesen dan van Gennep mendirikan sebuah perusahaan tembakau bernama NV Landbouw Maarschapij Oud Djember (LMOD).
-
Kapan Kebun Teh Kemuning pertama kali dibuka? Mengutip Puromangkunegaran.com, wilayah perkebunan Kemuning pertama kali dibuka untuk perkebunan kopi pada 1814.
Kilas balik berdirinya perkebunan teh Kayu Aro ini menarik untuk diulas. Fenomena imigrasi buruh kebun besar-besaran dari Pulau Jawa juga berlangsung di tempat ini.
Penasaran dengan sejarah kebun teh di Kayu Aro Jambi? Simak ulasannya yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.
Didirikan Perusahaan Swasta
Mengutip dari jurnal Universitas Jambi (2021), sebuah perusahaan swasta Belanda Namlosde Venotchaaf Handle Vereniging Amsterdam atau NV.HVA sangat tertarik untuk mendirikan perkebunan di kaki Gunung Kerinci. Sebelumnya, perusahaan ini sudah melakukan hal serupa di suatu daerah di Sumatera Timur namun hasilnya tidak sesuai harapan.
Pada tahun 1925, NV.HVA pun resmi mendirikan perkebunan teh yang diberi nama Kajoe Aro. Dalam menjalankan bisnis ini, mereka menggunakan sistem hak sewa agar menjaga penanaman modal keberlanjutan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Memulai penanaman perdana pada tahun 1928, daun teh yang dihasilkan di perkebunan ini cukup berkualitas. Melihat peluang bisnis yang besar, NV.HVA pun mendirikan sebuah pabrik di Bedeng Delapan yang menjadi pusat aktivitas perkebunan teh Kayu Aro.
Setelah mengalami pasang surut dalam menjalankan bisnis ini, NV.HVA pun mencatatkan luas perkebunan mencapai 2.590 hektare pada tahun 1940. Perkebunan ini juga dinobatkan menjadi yang terbesar di Sumatera. (Foto: liputan6.com)
Imigran Orang Jawa
Meningkatnya hasil produksi teh khusus di perkebunan teh Kayu Aro mengakibatkan perusahaan mengalami kekurangan tenaga kerja. Hingga pada akhirnya dibutuhkan tenaga kerja kontrak.
Hal yang sama juga dirasakan oleh NV.HVA, mereka pun mendatangkan para pekerja yang siap kerja dari Pulau Jawa. Para imigran ini memang dipersiapkan untuk bekerja menjadi buruh di perkebunan teh Kayu Aro. Tercatat hampir ribuan buruh telah bekerja di Kayu Aro pada tahun 1950.
Hadirnya pekerja dari Jawa ini mengakibatkan terbentuknya komunitas atau kelompok etnis sendiri. Bahkan, para pekerja dari Jawa ini membawa budayanya masing-masing dari daerah asal. (Foto: Pixabay)
Kualitas Teh Terjamin
Melansir dari kanal Liputan6, perkebunan teh Kayu Aro mulai diambil alih oleh pemerintah Indonesia mulai tahun 1959. Kini, pengelolaan kebun teh berada di bawah PT Perkebunan Nusantara VI (PTPN 6).
Dari segi jenis daun teh yang ditanam di Kayu Aro kebanyakan adalah teh Ortodoks atau teh hitam. Berbicara segi rasa, teh yang satu ini sudah tidak perlu diragukan lagi. Buktinya, produk teh ini menjadi langganan ratu Belanda dan Inggris.
Kualitas dari teh Kayu Aro ini juga diawasi dengan ketat. Para pekerjanya dilarang menggunakan kosmetik wajah agar terhindar dari kontaminasi pada teh. Selain itu, metode pembuatan teh ini menggunakan sistem Orthodox atau masih berbentuk daun.
Tidak hanya itu, teh ini juga diolah dengan strategi C-T-C atau crush-tear-curl yang memiliki arti peras-remas-keriting.
Jadi Objek Wisata
Perkebuanan teh tertua di Indonesia dan tertinggi kedua di dunia ini kini sudah menjadi bagian dari objek wisata di Provinsi Jambi. Lingkungannya yang sejuk dan sangat asri ini sangat cocok bagi wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam.
Pengunjung bisa eksplor di antara lebatnya daun-daun teh sekaligus mendapatkan kesempatan untuk memetik langsung teh yang siap untuk diolah.