Fakta Keraton Kasepuhan Cirebon yang Jarang Diketahui, Ada Ornamen Keramik Berisi Kisah dari Al Kitab
Keramik ini tersebar di bagian dinding pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon
Keramik ini tersebar di bagian dinding pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon
Fakta Keraton Kasepuhan Cirebon yang Jarang Diketahui, Ada Ornamen Keramik Berisi Kisah dari Al Kitab
Keraton Kasepuhan selama ini identik sebagai pusat penyebaran Islam di Cirebon.
Di sini nuansa Timur Tengah cukup terasa, terutama di kompleks Siti Inggil yang berisi ornamen rukun Iman dan rukun Islam.
Keraton ini dahulu pernah dipegang penuh oleh pemerintahan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah.
-
Dimana letak Keraton Kasepuhan Cirebon? Keraton Kasepuhan Ini adalah keraton tertua dan terluas di Cirebon, yang dibangun pada tahun 1529 oleh Pangeran Mas Mochammad Arifin II, cicit dari Sunan Gunung Jati.
-
Kenapa Keraton Kasepuhan menarik dikunjungi? Keraton ini memiliki arsitektur unik, yang mencerminkan akulturasi budaya Jawa, Sunda, Cina, India, Arab, dan Eropa.
-
Siapa yang membangun Keraton Kasepuhan di Cirebon? Setelah menikah, Sunan Gunung Jati ditetapkan sebagai Sultan Cirebon 1 dan resmi menentap di Keraton Pakungwati yang kemudian hari berubah nama menjadi Keraton Kasepuhan.
-
Di mana lokasi Keraton Kaibon? Keraton Kaibon sendiri letaknya berada di Kampung Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten.
-
Apa daya tarik utama Tebing Keraton? Daya tarik utama Tebing Keraton adalah keindahan alamnya yang menakjubkan.
-
Dimana Kasepuhan Ciptagelar berada? Masyarakat adat Kasepuhan Ciptagelar yang berada di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, masih memegang adat dan tradisi yang diwariskan leluhur.
Namun terdapat fakta yang jarang diketahui dari keraton tertua di Cirebon itu, yakni adanya beberapa hiasan keramik yang berisi kisah dari Al Kitab.
Di keramik itu tergambar secara jelas tentang kisah masa lalu kebudayaan Kristen di Eropa seperti Tuhan Yesus yang memanggul salib, gereja dan proses penyaliban.
Penasaran dengan faktanya? Yuk simak informasi selengkapnya berikut ini.
Tertempel di Bangunan Keraton Kasepuhan
Mengutip buku Seni Hias Tempel Keramik di Cirebon yang diterbitkan Kementerian Budaya dan Pariwisata, hiasan keramik itu banyak tertempel di dinding Keraton Kasepuhan.
Keramik dengan motif tersebut terdiri dari jenis piring, cawan, tutup cepuk, vas bunga dan jenis-jenis lainnya. Sebelum digunakan sebagai seni hias tempel, keramik konon difungsikan sebagai alat perlengkapan rumah tangga di Keraton Kasepuhan.
“Keramik-keramik tersebut berbentuk segiempat, seperti halnya tegel keramik yang banyak digunakan untuk bangunan rumah; berukuran 13 x 13 cm, tebal 0,3 cm; warna biru-putih serta coklat-putih,” kata Nanik Harkatiningsih Wibisono, selaku penulis.
Dibuat dengan Gaya Islam
Yang menarik adalah bentuk susunan keramiknya, di mana hiasan-hiasan dinding itu dibuat dengan gaya Agama Islam.
Keramik ditumpuk dalam beberapa susunan, kemudian di bagian atasnya dibuat mengerucut layaknya kubah masjid.
Dari bentuk tersebut dapat terlihat bahwa arsitektural keraton ini tidak ingin menghilangkan budaya Islam yang sudah melekat sebelumnya di Keraton Kasepuhan Cirebon.
Ceritakan Kisah Al Kitab
Di sana disebutkan Nanik bahwa sebagian besar keramik menceritakan kisah Al Kitab, selain juga berornamen kerajaan Tiongkok.
Penggalan yang disampaikan adalah seputar Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, seperti Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden oleh seorang malaikat (Kejadian 3:23-24), Kain berupaya membunuh Habel (Kejadian 4:8), Yakub bergumul dengan Allah di Yabok (Kejadian 32:22-32).
Kemudian Maria didatangi Malaikat Gabriel (Lukas 1 :26-38), Yusuf didatangi malaikat memberitahu hak kelahiran Yesus (Marius 1: 18- 25), Yesus dibapris oleh Yohanes Pembapris, tampak merpari di atas kepala Yesus (Markus 1 :9-11) dan yang lainnya.
Merupakan Pemberian VOC
Jika dilihat dari sejarah, hadirnya keramik Eropa tersebut tak lepas dari kekuasaan VOC di banyak daerah, terutama pelabuhan Cirebon.
VOC yang mengakomodir berbagai perdagangan internasional di Indonesia berhasil menjalankan misi dengan baik, salah satunya karena bantuan dari Keraton Kasepuhan.
Ini yang kemudian membuat bangsa kolonial memberikan hadiah, berupa perlengkapan dapur seperti piring, cawan, mangkuk, dan sejenisnya untuk digunakan oleh keluarga keraton.
Sesuai misi utamanya, yakni Gold, Gospel dan Glory, mereka juga menyisipkan budaya dari Al Kitab sebagai bentuk pertukaran informasi tentang tradisi agama Kristen yang dibawa oleh para penjajah Eropa tersebut.
Pelopor Toleransi di Cirebon
Menurut kanal YouTube Dutch Studies Universitas Indonesia, keramik berisi kisah kitab suci Al Kitab itu sebagian besar diproduksi di Amsterdam. Coraknya seperti yang ditemukan di kerajaan Belanda pada saat itu.
Ini sekaligus sebagai salah satu upaya toleransi yang digaungkan Keraton Kasepuhan agar masyarakat bisa bersatu padu. Dalam buku tersebut, Nanik juga menyebut jika keramik Eropa di Keraton Kasepuhan jadi bukti toleransi kuat di Cirebon.
“Apabila boleh diartikan, ini menunjukkan adanya toleransi ataupun kebersamaan antar agama (di Keraton Kasepuhan Cirebon),” tulis Nanik