Melihat Satu-satunya Pura di Cirebon, Punya Nuansa Bali yang Kental
Saking kentalnya nuansa Hindu di sini, lokasi pura kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.

Saking kentalnya nuansa Hindu di sini, lokasi pura kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.

Melihat Satu-satunya Pura di Cirebon, Punya Nuansa Bali yang Kental
Hadirnya Pura Agung Jati Pramana, jadi salah satu bukti toleransi kuat di Kota Cirebon, Jawa Barat. Rumah ibadah ini selalu dipadati oleh umat Hindu saat jadwal bersembahyang tiba. Gaya bangunannya kental dengan nuansa Bali yang khas.
Kentalnya budaya pulau Dewata bisa terlihat dari gapura berbahan batu bata merah yang megah. Lalu di sampingnya terdapat bale kulkul yang tinggi menjulang, untuk sarana komunikasi dan peribadatan.

Pura Agung Jati Pramana terletak di Jalan Bali nomor 4, Merbau Asih, Kota Cirebon, dan jadi salah satu lokasi religi yang unik.
Sudah Ada Sejak 1994
Mengutip sindu.kemenag.go.id, bangunan Pura Agung Jati Pramana diketahui sudah ada sejak 1994 silam.
Pembangunan dilakukan oleh warga Bali dan bertahap.
Seiring berjalannya waktu, pembangunan bisa terus berkembang hingga bangunannya sudah megah seperti sekarang.

Dahulu Umat Hindu Beribadah di Rumah
Mengutip YouTube The Heritage, sebelum berdirinya pura ini, umat Hindu di Kota Cirebon terbiasa melaksanakan ibadah di rumah.
Setelah pendiriannya, mereka sudah nyaman dan memiliki tempat ibadah yang lengkap dan meningkatkan nilai spiritualitas.
Tak hanya umat Hindu Cirebon, pura ini juga didatangi oleh umat Hindu dari daerah tetangga seperti Kuningan, Indramayu dan Majalengka.
Makna Nama Agung Jati Pramana
Nuansa Bali juga terlihat dari pelinggih yakni area pemujaan padmasana, taman sari serta candi Prabu Siliwangi yang merupakan raja Sunda Hindu.
Penamaan Pura Agung Jati Pramana memiliki arti kuat, yakni “mengagungkan Tuhan”, ”meninggikan jati diri manusia” dan “kekuatan”.
Secara utuh, Agung Jati Pramana adalah kekuatan diri untuk memuja dan mengagungkan Tuhan.

Jadi Bali-nya Cirebon
Suasana kental khas agama Hindu di sana membuat pura ini kerap disebut sebagai Bali-nya Cirebon.
Ini juga yang kemudian membuat jalan di sekitar pura diubah namanya menjadi Jalan Bali. Digantinya nama juga akan memudahkan orang dari luar yang ingin mengunjungi pura ini.
Namun pura ini tidak dibuka untuk umum sebagai tempat wisata, dan kunjungannya hanya terbatas bagi umat Hindu yang ingin melaksanakan ibadah.