Jadi Simbol Toleransi, Ini Fakta Menarik Pura Agung Kertajaya di Tangerang
Lokasi ini juga jadi salah satu tempat wisata religi yang ada di Kota Tangerang.
Lokasi ini juga jadi salah satu tempat wisata religi yang ada di Kota Tangerang.
Jadi Simbol Toleransi, Ini Fakta Menarik Pura Agung Kertajaya di Tangerang
Di salah satu sudut Kota Tangerang berdiri bangunan rumah ibadah Pura Agung Kertajaya. Lokasi itu menjadi salah satu simbol toleransi karena berdekatan dengan tempat ibadah agama lain.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
-
Apa makna nama Pura Agung Jati Pramana? Penamaan Pura Agung Jati Pramana memiliki arti kuat, yakni 'mengagungkan Tuhan', 'meninggikan jati diri manusia' dan 'kekuatan'. Secara utuh, Agung Jati Pramana adalah kekuatan diri untuk memuja dan mengagungkan Tuhan.
-
Dimana letak Pura Agung Jati Pramana? Pura Agung Jati Pramana terletak di Jalan Bali nomor 4, Merbau Asih, Kota Cirebon, dan jadi salah satu lokasi religi yang unik.
-
Kenapa Pura Parahyangan Agung dibangun? Mereka menginginkan tempat ibadah lainnya, yang kemudian didirikanlah bangunan Parahyangan Agung Jagatkarta di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Desa Warung Loa, Kelurahan Ciapus.
-
Kenapa Pura Tanah Lot terkenal? Itulah yang menjadi alasan pura ini wajib dikunjungi para wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
-
Apa saja yang ada di Pura Suci Gunung? Terdapat Pura Suci Gunung yang Sakral Gunung Agung dipercaya sebagai gunung yang sakral bagi masyarakat Bali, terutama umat Hindu.
Mengenal Pura Agung Kertajaya
Mengutip laman Pemkot Tangerang, Pura Agung Kertajaya sudah berdiri sejak 1989 di Jalan KS Tubun nomor 108, Koang Jaya.
Bangunan ini merupakan tempat beribadahnya komunitas Hindu, sekaligus menjadi tempat interaksi sosial dan kegiatan terkait lainnya.
Secara keseluruhan, luas bangunan Pura Agung Kertajaya mencapai 3.200 meter persegi.
Berdampingan dengan Vihara
Salah satu ciri toleransi dari pura tersebut adalah keberadaannya yang berdampingan dengan Vihara Boen San Bio.
Walau letaknya saling berdekatan, kedua rumah ibadah ini saling menghargai dan berkomunikasi saat mengadakan kegiatan.
"Paling utama adalah kita harus saling berkomunikasi. Dengan komunikasi yang baik, tentu terjalin hubungan yang baik. Tidak hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia dan lingkungan. Jadi di Kota Tangerang ini damai dan saling menghargai," kata Wakil Ketua Pura Agung Kertajaya, I Nyoman Maharsa.
Jadi wisata religi di Kota Tangerang
Sebagai rumah ibadah, lokasi ini juga bisa jadi salah satu lokasi wisata religi di Kota Tangerang.
Pihak pengelola sangat terbuka bagi siapapun yang ingin mengunjungi dan melihat bangunan pura untuk saling menjalin persaudaraan.
"Tentu kami menerima siapa saja yang ingin berkunjung selama dengan maksud yang positif. Sebelumnya, kami juga menerima kunjungan dari murid sekolah hingga mahasiswa," ujarnya lagi.
Bangunannya bergaya Hindu Bali
Saat mengunjungi lokasi Pura Agung Kertajaya, pengunjung seolah diajak mengunjungi Bali.
Di tiap sudutnya ornamen Bali amat terasa, terutama dari bangunan utama Pura yang kokoh dan megah. Diharapkan rumah ibadah tersebut bisa terus menyebar kebaikan dan jadi lambang toleransi di Kota Tangerang.
"Baik secara internal kami sebagai umat Hindu dan juga seluruh masyarakat Kota Tangerang agar saling menghargai, bertoleransi, mengasihi, dan berkomunikasi. Sehingga, kedamaian di Kota Tangerang ini dapat tercapai dengan utuh dan terus bertahan," tambah dia.
Berawal dari wadah perantau asal Bali
Adapun bangunan Pura ini mulanya diinisiasi oleh para perantau asal Bali yang menetap di Tangerang.
Mereka kebanyakan bekerja di sektor publik seperti TNI, Polri dan ditugaskan dari daerah asalnya di Bali.
“Jika ingin berkunjung, silahkan bersurat kepada kami agar nanti dijadwalkan dengan tanggal yang sudah ditentukan dan tidak bertabrakan dengan kegiatan peribadahan di sini,” kata dia menambahkan.