Melihat Keunikan Vihara Hemadhiro Mettavati di Cengkareng, Vibesnya Berasa di Thailand
Selain mengadopsi budaya Thailand, di vihara ini jua terdapat masjid yang diperuntukkan bagi pengunjung Muslim.
Selain mengadopsi budaya Thailand, di vihara ini jua terdapat musala yang diperuntukkan bagi pengunjung Muslim.
Melihat Keunikan Vihara Hemadhiro Mettavati di Cengkareng, Vibesnya Berasa di Thailand
Sebuah vihara yang terletak di Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, terbilang unik. Rumah ibadah yang memiliki nama Hemadhiro Mettavati ini menawarkan vibes ala negara Thailand dengan mayoritas umat Buddhanya.
Di sana, pengunjung bisa menyaksikan ratusan patung Buddha yang berderet dan berlapis cat emas. Nuansa bangunan vihara juga memiliki motif khas negeri gajah putih, dengan ornamen candi dan ukiran kayu yang ikonik.
-
Kenapa Vihara Buddhayana menarik dikunjungi? Uniknya, vihara ini sudah berusia lebih dari 250 tahun dan menjadi salah satu vihara terbesar dan tertua di Pulau Belitung.
-
Apa yang unik dari Masjid Perahu Tebet? Sebuah masjid di wilayah Tebet, Kota Jakarta Selatan memiliki desain yang unik. Desainnya menyerupai perahu, dengan detail mirip aslinya.
-
Di mana Vihara Satya Budhi berada? Posisi Vihara Satya Budhi sangat strategis yakni di Jalan Kelenteng nomor 10 23A.
-
Dimana Masjid Perahu Tebet berada? Persisnya, masjid perahu ini berada di Jalan Raya Menteng Pulo, Kelurahan Menteng Dalam.
-
Kenapa Vihara Satya Budhi jadi tempat ibadah tiga agama? Setelah tahun 1960-an, Vihara Satya Budhi bisa digunakan untuk peribadatan tiga agama di Indonesia.
-
Apa itu Chattra di Candi Borobudur? Ide pemasangan chattra di Candi Borobudur pertama kali dicetuskan oleh insinyur Belanda, Theodor van Erp. Saat itu, van Erp diduga terinspirasi oleh Relief Gandawyuha yang berada di lorong dua Candi Borobudur.
Tak sampai di situ, karena pengunjung juga bisa menyaksikan langsung sisi toleransi yang disuguhkan di sana melalui sebuah musala yang masih berada di lingkungan vihara.
Dibangun dengan tiga lantai, Vihara Hemadhiro Mettavati jadi salah satu destinasi wisata religi yang wajib dikunjungi jika tengah berkunjung ke Jakarta Barat. Yuk kenalan dengan sederet keunikannya.
Adopsi Gaya Thailand
Secara sepintas, sudah dapat ditebak jika gaya bangunan mengadaptasi penuh dari kebudayaan Thailand.
Gambar: Youtube Vihara Hemadhiro Mettavati
Ini tidak terlepas dari sosok guru hingga keanggotaan yang mengadopsi Buddha Sangha yang memang dari negara tersebut.
Bentuk ornamen Thailand juga menggambarkan sisi spiritualisme jemaah di vihara tersebut. Ini sebagai upaya agar mereka lebih dekat dengan sang pencipta.
Sebelumnya vihara ini dimulai pengerjaannya pada 2015 lalu dan diresmikan fungsinya sebagai rumah ibadah pada 2019. Vihara ini kerap jadi destinasi religi bagi penganut kepercayaan Buddha dari berbagai daerah di Indonesia.
Disambut oleh Patung Dewa di Lantai Bawah dan Atas
Mengutip situs Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta, para pengunjung akan langsung disambut oleh patung Dewa Yakkha di lantai bawah dan 108 patung Buddha.
Di bagian bawah juga terdapat ruang ibadah serta ruang meditasi yang juga jadi spot favorit para umat yang berkunjung ke sana.
Nuansa Buddha yang kental membawa suasana khidmat bagi para jemaah yang akan melaksanakan ibadah.
Biasanya kebaktian digelar pada hari Minggu dimulai pukul 09:00 WIB pagi hingga tengah hari pukul 12:00 WIB.
Di hari yang sama juga dibuka sekolah bagi masyarakat umum. Kebaktian sendiri diketahui digelar di ruang Baktisala Utama.
Mencoba Tradisi Ramal Memakai Uang Koin
Selain beribadah dan menikmati keindahannya, pengunjung juga biasanya tertarik untuk menjajal tradisi meramal di sana.
Uniknya, peramalan dilakukan dengan menggunakan uang koin yang sudah tersedia di vihara.
Cara menjalankan tradisi ini adalah dengan cara memasukkan uang koin ke dalam mangkuk logam.
Kemudian sisa koin bisa dihitung dan terakhir pengunjung diharuskan mengambil kertas dengan urutan nomor sesuai jumlah sisa uang koin yang dimiliki.
Terdapat Bangunan Musala di Area Vihara
Keunikan lain dari vihara ini adalah adanya pesan toleransi yang dibawa oleh pendiri vihara melalui sebuah bangunan musala yang berada di lingkungan vihara.
Musala bernama Yafat Bin Mustafa ini memang sengaja dibangun untuk umat muslim yang berkunjung dan berada di sekitar lokasi vihara.
Saat jam-jam salat, musala akan mengumandangkan azan dan melaksanakan salat.
Vihara ini pun dibuka secara gratis untuk umum, sebagai salah satu langkah merawat toleransi antar umat beragama sesuai namanya yakni Hemadhiro yang berarti "aura" Mettavati yang berarti "Cinta Kasih"