Belajar Toleransi dari 2 Kampung Moderasi Agama di Serang, Rukun dan Harmonis
Kampung ini berhasil menjaga toleransi meski terdiri dari beragam penganut agama, etnis, adat dan budaya.
Kampung ini berhasil menjaga toleransi meski terdiri dari beragam penganut agama, etnis, adat dan budaya.
Belajar Toleransi dari 2 Kampung Moderasi Agama di Serang, Rukun dan Harmonis
Dua kampung moderasi beragama baru saja diresmikan di wilayah Serang, Provinsi Banten, Selasa (4/7). Di sana turut ditampilkan suasana yang rukun dan harmonis antar umat beragama. Peresmian dua kampung moderasi ini dihadiri oleh sejumlah pihak seperti Wali kota Serang, Kemenag Kota Serang, dan perwakilan umat beragama di sana. Adapun kedua kampung toleransi itu berada di Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Serang dan Kelurahan Banten Lama, Kecamatan Kasemen. Berikut informasi selengkapnya.
-
Bagaimana toleransi dibangun di kampung Kristen? Warganya Ramah Sesama warga dengan berbeda latar belakang saling berinteraksi satu sama lain, dan membangun kebersamaan sosial.
-
Siapa yang mengajarkan toleransi di Kudus? Ajaran toleransi itu pertama kali diajarkan oleh Sunan Kudus sewaktu mengajarkan Islam di Kudus.
-
Mengapa klenteng ini menjadi simbol toleransi di Tangerang? Berdiri persis di dekat Masjid Kalipasir dan Gereja Santa Maria, Klenteng Boen Tek Bio menjadi salah satu simbol toleransi di Kota Tangerang.
-
Kenapa toleransi di Kampung Susuru tinggi? Adanya perbedaan justru membuat masyarakat saling merangkul dan menghormati setiap kehidupan sosial dari masing-masing golongan.
-
Bagaimana toleransi di Pura Agung Kertajaya? 'Paling utama adalah kita harus saling berkomunikasi. Dengan komunikasi yang baik, tentu terjalin hubungan yang baik. Tidak hanya dengan Tuhan, tetapi juga dengan sesama manusia dan lingkungan. Jadi di Kota Tangerang ini damai dan saling menghargai,' kata Wakil Ketua Pura Agung Kertajaya, I Nyoman Maharsa.
-
Bagaimana kerukunan umat beragama di Sekar Gadung? Mereka semua hidup damai tanpa konflik.
Ciptakan kondisi rukun dan harmonis di Kota Serang
Pendirian dua kampung tolerasi ini sebagai upaya menciptakan kondisi yang rukun dan harmonis di ibu kota Provinsi Banten itu. Hal ini turut disampaikan oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Serang, Abdul Rojak. “Jadi dari kampung moderasi ini masyarakat tidak melihat agamanya apa, suku apa,” katanya, mengutip ANTARA
Tidak ada diskriminasi
Menurut Rojak, masyarakat di dua kampung moderasi tersebut berupaya menciptakan kondisi yang aman, damai serta menghilangkan segala bentuk diskriminasi yang akan memicu munculnya konflik sosial. “Sehingga tidak ada diskriminasi dan tercipta suasana yang rukun dan harmonis antar umat beragama,” katanya. Adapun peresmian kampung tersebut berlangsung di Aula Wihara Avalokitesvara Banten di Kota Serang.
Masyarakat antar agama hidup harmonis
Rojak mengungkapkan jika Kelurahan Kota Baru dan Banten lama merupakan pelopor kelompok kerja atau Pokja Moderasi Beragama yang ada di Kota Serang. Hal ini membuat seluruh umat beragama dari kalangan Buddha, Kristen sampai Muslim hidup rukun berdampingan. “Karena Kasemen dan Serang ini masuk ke dalam kategori Kampung Moderasi Beragama, di dalamnya ada Muslim, Buddha, dan Kristen tapi masyarakatnya harmonis,” kata Rojak lagi.
Jadi simbol kerukunan di Serang
Hadirnya dua kampung moderasi beragama ini turut disambut baik oleh Wali Kota Serang, Syafrudin. Menurutnya, diresmikannya dua permukiman moderasi beragama akan semakin menambah suasana kebersamaan antar umat.
Apalagi, kata dia, selama ini Kota Serang sudah dikenal sebagai daerah yang rukun. Ini dibuktikan dengan berdirinya beberapa tempat beribadah dari agama yang berbeda dan saling berdekatan. “Sebelum 'launching' (peluncuran) kampung beragama ini belum pernah ada permasalahan antarumat beragama, namun dengan di-'launching'-nya kegiatan ini semakin mempererat kita dalam satu wadah negara NKRI, bahwa Kota Serang tidak ada perbedaan,” katanya.