Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah
Indonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci.
Jangan melukai mereka yang memiliki pandangan atau keyakinan berbeda.
Perbedaan Jangan Buat Masyarakat Terpecah Belah, Gencarkan Semangat Perdamaian
Pola pikir mandiri dan inklusif perlu ditumbuhkan para generasi muda agar bisa menyaring berbagai pengaruh yang menggerus keragaman budaya bangsa. Tantangan ideologi transnasional dengan harus dijawab dengan semangat perdamaian.
Diperlukan sikap toleransi untuk bersama membangun peradaban dalam perbedaan. Baik generasi muda maupun pemuka agama apapun latar belakangnya perlu menyebarkan konten berisi kebaikan.
Biksu Muda, Bhante Dhirapunno menjelaskan bahwa kedamaian dan keharmonisan bisa terwujud apabila umat manusia bisa menghargai semua kehidupan.
Dengan memiliki rasa toleransi yang tinggi bisa menenangkan mereka yang belum toleran. Ancaman terjadinya perpecahan bisa diredam.
Menurutnya, segala bentuk kekerasan tidak berlandaskan pada nilai-nilai luhur dalam agama walau pelakunya menjual jargon-jargon agama dalam tindak kekerasannya.
"Salahnya, terkadang kita justru membenci orang yang intoleran. Kebencian yang dibalas dengan kebencian akan melahirkan kebencian lebih besar lagi. Kita harus bisa menerima kehadiran mereka. Perlahan kita coba menyadarkan tanpa perlu menghujatnya atau memberikan perlakuan buruk lainnya."
terang Bhante Dhirapunno
merdekacom
Dia menambahkan bahwa orang-orang yang rentan melakukan tindak kebencian dan kekerasan adalah mereka yang pernah menjadi korban kekecewaan. Maka sudah seharusnya jangan melukai orang yang memiliki pandangan atau keyakinan berbeda.Bhante Dhirapunno bercerita semasa dirinya tinggal di Thailand. Warga Thailand bingung, Indonesia bisa damai padahal negaranya begitu besar, banyak pulau, banyak suku banyak budaya berbeda-beda lagi.
"Waktu saya masih menetap di Thailand, saya belajar bahwa di masa lalu, Thailand, Kamboja, dan Vietnam itu adalah satu kesatuan. Nyatanya, hari ini kita bisa sama-sama menyaksikan bahwa mereka sudah terpecah dan memiliki negaranya masing-masing."
Menurutnya, Indonesia menjadi contoh masyarakatnya tidak terpecah karena saling membenci. Di Kota Medan memiliki pluralisme sangat baik. Di sana terdapat Masjid Al Osmani yang jaraknya cukup berdekatan dengan Vihara Siu San Keng.
"Masyarakat di sana bisa pulang dan pergi ke rumah ibadahnya masing-masing tanpa harus takut akan kehadiran kelompok agama yang berbeda."
Bhante Dhirapunno melihat tolernasi yang sudah ada sehingga harus terus dijaga.
Bhante Dhirapunno pun menganalogikan kitab suci bagi para pemeluknya ibarat aplikasi Google Maps yang menunjukkan arah tujuan penggunanya.
Walaupun mengikutinya, seorang yang beragama sangat mungkin untuk tersasar jika tidak tepat dalam memahami kitab sucinya sendiri.
"Jika ayat-ayat agama tidak mampu membuat kita damai dalam kebersamaan, mungkin ayat-ayat cinta lah yang bisa mempersatukan kita. Hiduplah dengan damai dan cinta kasih hingga tidak ada lagi perasaan kita untuk membenci," tandasnya.