Pancasila Kekuatan Utama untuk Satukan Perbedaan di Masyarakat
Kebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan
Pancasila lahir sebagai jembatan adanya perbedaan suku, ras, bahkan agama di Tanah Air. Saat ini Indonesia sudah semakin matang belajar dari sejumlah insiden dipicu isu keagamaan.
Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Leonard Chrysostomos Epafras melihat adanya kasus intoleransi karena adanya relasi mayoritas-minoritas, atau kecemburuan pihak tertentu di suatu wilayah.
"Ketimpangan yang awalnya murni karena faktor ekonomi, menjadi semakin melebar karena dikait-kaitkan dengan isu perbedaan agama, bahkan seolah menjadi legitimasi atas kecemburuan sosial yang dirasakan," ujar Leonard, Minggu (6/10).
Leonard berharap masyarakat bisa lebih matang dan bijaksana dalam menghadapi isu yang berpotensi menimbulkan polarisasi dan gesekan horizontal.
Menurutnya, kebersamaan yang dinaungi Pancasila sebagai ideologi telah berkali-kali melewati ujian kebangsaan dan hendaknya tetap kuat dalam menghadapi tantangan berikutnya.
"Jangan sampai kita mundur ke era pra-Pancasila, ketika kita tidak punya konsep bersama. Pancasila mungkin bisa ditafsirkan dengan bermacam cara, tetapi tetap menjadi cara untuk saling terikat dan berhasil menjadi Indonesia seutuhnya," tegas Leonard.
Dia juga mengingatkan agar masyarakat dapat hidup berdampingan di tengah keberagaman. Perlu juga mewaspadai upaya dari kelompok tertentu untuk mengadu domba memakai isu agama.
"Setiap insan harus sadar bahwa kita adalah keluarga besar dalam kemanusiaan," tandasnya.