Keberagaman Dinilai Kekuatan Bangsa Harus Dijaga untuk Amalkan Nilai Pancasila
Perlu dipahami bahwa keberagaman adalah ruh Pancasila yang harus dijaga dan dipertahankan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
Keberagaman menjadi salah satu fondasi utama dalam pengamalan Pancasila. Terutama dalam menjaga persatuan bangsa mencegah paham radikalisme serta terorisme.
Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Philip Kuntjoro Widjaja berpendapat keberagaman adalah kunci menciptakan masyarakat adil dan beradab. Serta menjadi kekuatan menghadapi ancaman ideologi yang dapat merusak keutuhan bangsa.
"Menghormati dan mengakui perbedaan adalah langkah mendasar dalam membangun masyarakat yang adil. Keberagaman bukanlah hambatan, melainkan kekuatan yang harus dijaga," ujar Philip, Minggu (25/8).
Philip menjelaskan, keberagaman penting sekali dalam pengamalan Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara telah diterima secara luas oleh seluruh elemen masyarakat mencakup aspek keadilan sosial, persatuan, dan penghormatan terhadap perbedaan.
"Dalam konteks keadilan sosial, keberagaman menjadi cerminan dari komitmen bangsa untuk menjunjung tinggi keadilan bagi seluruh rakyatnya, tanpa memandang suku, agama, atau ras," tuturnya.
Lebih lanjut, Philip menekankan bahwa keberagaman tidak boleh dianggap sebagai tantangan, melainkan sebagai kekayaan yang harus dirawat dan dikembangkan. Menurutnya, keberagaman adalah kekuatan bangsa Indonesia dalam mengamalkan nilai-nilai Pancasila.
Sebagai seorang akademisi aktif memperhatikan isu toleransi dan keberagaman, Philip menyampaikan pendapatnya tentang isu pemaksaan penggunaan atribut agama tertentu.
"Beragama dan berkeyakinan tidak mungkin dilakukan secara sehat jika masing-masing pihak ingin menang sendiri. Karena itu, moderasi dalam beragama adalah kunci untuk menciptakan keharmonisan di tengah keberagaman," terangnya.
Menurut Philip, pemerintah perlu proaktif dalam memediasi konflik yang muncul akibat perbedaan pemahaman, serta memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya moderasi dalam beragama.
"Pemerintah harus adil dalam penegakan hukum dan memberikan pendidikan yang memadai untuk mengurangi potensi konflik," tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya komunikasi dan kolaborasi antara tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk menciptakan rasa saling menghormati dan menghargai di tengah perbedaan.
Mengenai relevansi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menangkal ideologi transnasional seperti ISIS, Philip dengan tegas menyatakan bahwa Pancasila adalah pondasi yang kuat untuk melawan berbagai bentuk ideologi radikal.
"Pancasila adalah visi dan pondasi negara yang harus dipahami dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Penting bagi Pemerintah untuk mendorong masyarakat agar mengamalkan Pancasila melalui pendidikan dan contoh nyata bisa diikuti semua elemen masyarakat," jelasnya.
Philip juga menyampaikan harapan agar seluruh elemen bangsa terutama generasi muda dapat berperan aktif dalam mengamalkan Pancasila. Ia menekankan bahwa mengamalkan Pancasila tidak harus dilakukan dengan hal-hal besar, tetapi bisa dimulai dari tindakan-tindakan kecil yang berdampak positif bagi masyarakat.
"Dengan semangat gotong royong dan pengamalan Pancasila yang nyata, saya yakin bahwa Indonesia akan terus maju dan kuat dalam menghadapi tantangan global," tandasnya.