Mengunjungi Kebun Teh Panglejar di Bandung Barat, Pernah Alami Kebakaran Hebat pada Era Penjajahan Belanda
Kebakaran itu menyebabkan kerugian yang cukup besar, yaitu hampir mencapai 35.000 gulden.
Kebakaran itu menyebabkan kerugian yang cukup besar, yaitu hampir mencapai 35.000 gulden.
Foto: YouTube Jejak Siborik
Mengunjungi Kebun Teh Panglejar di Bandung Barat, Pernah Alami Kebakaran Hebat pada Era Penjajahan Belanda
Kebun Teh Panglejar berada di Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat. Dulunya tempat itu merupakan area perkebunan kopi. Namun kopi yang ditanam di sini mengalami kemunduran yang cukup parah.
-
Di mana kebakaran hebat terjadi di Jakarta pada masa kolonial? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana lokasi Kebun Teh Pagilaran? Letak Kebun Teh Pagilaran berada di ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut, sehingga pengunjung bisa menikmati udara sejuk dan segar.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Kenapa Kebun Teh Jangkung menarik untuk dikunjungi? Walau tidak seterkenal kawasan Lembang maupun Ciwidey, kebun teh Jangkung tak kalah menarik untuk dikunjungi.
-
Dimana kebun teh Jangkung Malabar berada? Salah satu di antaranya adalah Kebun Teh Jangkung di Malabar, Kecamatan Pangalengan.
Kemudian pada 1893 hingga 1911, kebun itu mulai ditanami tanaman teh. Melalui seorang pengusaha asal Inggris, DC Boutmy, kebun teh itu mengalami kemajuan yang signifikan. Apalagi lokasinya cukup dekat dengan Stasiun Kereta Api Padalarang.
Dalam sebuah video yang diunggah pada 29 Mei 2024, kanal YouTube Jejak Siborik berkesempatan untuk mengunjungi Kebun The Panglejar. Tampak di bagian atas bangunan utama kebun teh tertulis angka “1925”.
Tapi kalau kebun itu sudah ada sejak tahun 1893, lantas kenapa di bangunannya baru tertulis angka “1925”. Apa gerangan yang terjadi pada waktu itu?
Berdasarkan arsip dari Harian De Locomotif, pada saat itu pabrik pengolahan teh di kebun itu mengalami kebakaran hebat.
Kebakaran itu menyebabkan kerugian yang cukup besar, yaitu hampir mencapai 35.000 gulden. Setelah kebakaran, pabrik itu dibangun kembali dan diresmikan pada 24 Maret 1925.
Salah seorang administratur yang pernah bertugas di kebun tersebut adalah Botmi. Ia sempat menghidupkan lagi bisnis perkebunan yang mulai lesu. Saat Botmi bertugas, perkebunan itu kembali bergeliat.
Selain bangunan utama, di area tersebut masih banyak terdapat bangunan lain seperti bangunan pembangkit diesel, dan juga area perumahan kepala pabrik.
Area perumahan itu tepat persis berada di samping pabrik. Ada salah satu bangunan yang dulu berfungsi sebagai rumah pengelola pabrik. Saat ini bangunan tersebut tampak masih utuh.
Di sekitar bangunan itu sebenarnya masih ada beberapa bangunan lain, namun sayang banyak bangunan rumah di sana yang telah hancur.
Di bagian atas area perkebunan, terdapat bangunan khas Hindia Belanda milik para juragan perkebunan. Di sana terdapat sebuah koridor yang digunakan untuk masuk ke rumah.
Lantai koridor itu masih asli peninggalan Belanda.
Di salah satu bagian, terdapat bangunan garasi yang cukup luas. Selain garasi, bangunan itu juga difungsikan sebagai istal kuda.
Lahannya Komoditas Unggulan
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, wilayah Bandung Barat merupakan area yang cukup strategis untuk ditanami komoditas unggulan.
Di sana terdapat banyak bangunan pabrik dan perumahan karyawan yang cukup modern. Komoditas yang ditanam juga cukup bervariasi antara lain teh, kopi, karet, cokelat, dan kina.
Untuk menunjang pengangkutan komoditas di Bandung Barat, perusahaan kereta api Hindia Belanda, Staatsporwegen (SS) membangun jalur kereta api yang melewati area perkebunan itu.
Hal ini membuktikan bahwa keberadaan perkebunan pada saat itu sangat menguntungkan bagi pihak kolonial.