Kena PHK Akibat Pandemi, Khairul Kini jadi Petani Ubi Madu dan Diekspor ke Singapura dan Korea Selatan
Keputusannya menjadi petani justru memberikan pendapatan lebih dibanding menjadi karyawan dengan upah minimum.
Keputusannya menjadi petani justru memberikan pendapatan lebih dibanding menjadi karyawan dengan upah minimum.
Kena PHK Akibat Pandemi, Khairul Kini jadi Petani Sekaligus Eksportir Ubi Madu ke Singapura dan Korea Selatan
Khairul Sukses jadi Petani dan Eksportir Ubi Madu ke Singapura dan Korea Selatan
Sejak dirumahkan dari pekerjaannya akibat dampak pandemi Covid-19, Khairul beralih menjadi petani umbi-umbian hingga cabai.
Keputusannya menjadi petani justru memberikan pendapatan lebih dibanding menjadi karyawan dengan upah minimum.
Nama Khairul masuk dalam daftar karyawan yang dirumahkan sampai batas waktu tak tertentu.
Tak ada pekerjaan di Jakarta, Khairul memutuskan kembali ke kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah.
Selama berada di Magelang, dia mengamati aktivitas warga setempat yakni bertani. Dia pun tergerak menjadi petani.
Namun, bukan sebatas petani. Khairul ingin hasil pertaniannya memiliki kualitas premium hingga dapat diekspor.
Berkat sejumlah referensi dari beberapa channel di YouTube, Khairul memulai langkahnya menjadi petani umbi-umbian.
Alasan Khairul memilih umbi-umbian, karena orientasinya untuk menjadikan hasil taninya sebagai komoditas ekspor.
Saat itu, modal yang dia keluarkan Rp11 juta.
Biaya itu diperuntukan sewa traktor Rp600.000 untuk menggarap tanah 1 hektar, Rp4 juta untuk jasa cangkul, Rp2 juta untuk bibit, sisanya untuk pendangkiran.
Namun, untuk melakukan ekspor bukan semudah yang dibayangkan Khairul.
Perlu ada jejaring dan informasi luas tentang ekspor.
merdeka.com
"Saya tanya-tanya ke komunitas ekspor, komoditas apa yang bisa diekspor, katanya ubi madu. Akhirnya saya fokus ubi madu untuk ekspor," kata Khairul dikutip pada Jumat (17/11).
Keuletan dan keluwesan Khairul berbuah manis, ubi madu yang dia tanam mampu menembus pasar Singapura dan Korea Selatan.
Modal yang dikeluarkan Khairul untuk memulai bertani pun meraup untung melimpah hingga ratusan juta per bulan.
Khairul berpesan kepada generasi muda, agar tergerak menjadi petani demi kemandirian pangan nasional.
"Di samping itu, selama orang masih makan bertani itu usaha yang menguntungkan. Jika di perjalanan menjalani naik turun, itu biasanya,"
pesan Khairul.