Berawal Dititip di Warung Kopi, Intip Strategi Penjualan Keripik Ubi Ungu Bisa Tembus Pasar Hongkong
Sukamdi menceritakan awal mula dia merintis usaha keripik.
Sukamdi menceritakan awal mula dia merintis usaha keripik.
Berawal Dititip di Warung Kopi, Intip Strategi Penjualan Keripik Ubi Ungu Bisa Tembus Pasar Hongkong
Strategi Sukamdi Jual Keripik Ubi Ungu hingga Tembus ke Pasar Hongkong
Bergelut sebagai pengrajin marmer, Sukamdi merasa aktivitas tersebut tidak cukup baik bagi kesehatannya di masa depan. Dia pun mencari alternatif pekerjaan lain.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Sukamdi menceritakan awal mula dia merintis usaha keripik. Keputusan itu diambil setelah berhenti menjadi pengrajin marmer.
Saat itu, Sukamdi yang juga berprofesi sebagai petani pisang memanfaatkan hasil panennya untuk dijadikan keripik.
"Saya berpikir bisnis kuliner tapi apa yang awet karena kuliner basah usianya pendek. Jadi saya keripik saja karena pikir saya risikonya (makanan rusak) kecil," kata Sukamdi dikutip dari akun YouTube Pecah Telur, Kamis (14/9).
Di awal merintis bisnis keripik, Sukamdi memproduksi dalam jumlah yang masih sedikit. Hasil produksinya kemudian dititip ke warung-warung kopi yang berada di Tulungagung, Jawa Timur.
Respon masyarakat terhadap keripik pisang produksi Sukamdi ternyata banyak disukai.
Warung-warung tempat Sukamdi menitip dagangannya, meminta stok keripik ditambah.
Sambil memproduksi keripik pisang,
Sukamdi juga rajin mengikuti kegiatan seminar UMKM yang digelar oleh komunitas yang memiliki jejaring dengan dinas-dinas di Pemkab Tulungagung.
Dari seminar tersebut, Sukamdi meningkatkan kualitas keripik pisangnya baik dari sisi kemasan, rasa, termasuk menambah varian keripik.
Semula Sukamdi hanya menjual keripik pisang.
Kini varian keripik produksi Sukamdi sudah mencapai 14 macam dari sayuran hingga buah.
Keripik produksi Sukamdi juga dapat ditemui di minimarket.
Namun, keripik yang menjadi favorit di sebagian masyarakat saat ini adalah keripik ubi ungu.
Sukamdi juga aktif mengikuti kegiatan bazar setiap kali Pemkab atau komunitas yang dia ikuti menggelar bazar atau pameran.
Dari sini, produk keripik Sukamdi yang diberi nama merek Nadasuka semakin tersohor.
"Setiap kali ikuti bazar saya semakin banyak pesanan," kata dia.
Dari sana pula, Sukamdi mampu menembus pasar ekspor ke Hongkong.
Hal ini diawali ketika dia mengikuti kurasi produk yang digelar oleh komunitas, untuk diproyeksikan sebagai komoditas ekspor ke Hongkong.
Sekarang, Sukamdi setiap bulan mengirim keripik ubi ungu ke Hongkong.
Katanya, 80 persen keripik yang dia kirim ke Hongkong, dikonsumsi warga negara Indonesia.
"Jadi orang yang punya outlet tersebut tahu lidah Indonesia bagaimana. Permintaan semakin tinggi menjelang lebaran," ucapnya.
Omset yang dia dapat dari ekspor keripik ubi ungu bahkan tembus Rp15 juta hingga Rp20 juta per bulan.