Kisah “Profesor” Melon dari Perdesaan Bojonegoro, Telaten Rawat Buah Premium Cuan Puluhan Juta per Bulan
Sempat susah dapat kerja, pemuda 26 tahun ini memutuskan jadi petani melon. Kini penghasilannya mencapai Rp45 juta per bulan.
Pemuda 26 tahun ini pilih jadi petani karena melihat peluang bisnisnya di masa depan
Kisah “Profesor” Melon dari Perdesaan Bojonegoro, Telaten Rawat Buah Premium Cuan Puluhan Juta per Bulan
Krekkk... krekk...
Aplikasi petunjuk arah google maps memberitahu bahwa saya sudah tiba di lokasi tujuan, Greenhouse Fatkul Ilma Djoyo Tani. Saat itu, saya persis berada di bawah pohon bambu yang rimbun di kawasan persawahan Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Sesekali terdengar krekkk… krekkk… suara pohon bambu tertiup angin. Saya menikmati suasana khas perdesaan itu sembari menunggu Fatkul Ilma, petani milenial yang menekuni tanaman melon.
-
Melon apa yang dibudidayakan? Melon yang ditanam berasal dari varietas Hamigua.
-
Siapa yang membudidayakan melon? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Melon jenis apa yang dibudidayakan? Dikutip dari Instagram @humasjogja, budidaya melon di Gunungkidul masih terbilang jarang sehingga hasil panen melon berjenis golden kinanti dan sweet lavender saat dijual langsung ludes dalam kurun waktu satu sampai dua hari.
-
Dimana Rohmat membudidayakan melon? Salah satu warga di Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu bernama Rohmat, mampu membuktikan jika bertani hidroponik di rumah jadi semakin mudah.
-
Bagaimana cara budidaya melon? Dua petani muda di Semarang sukses mengembangkan budidaya tanaman melon dengan sistem “dutch bucket hidroponik“. Ditanam secara khusus, budidaya ini berhasil mengembangkan melon segar varietas Hamigua hingga berat mencapai 5,8 kilogram.
-
Mengapa budidaya melon di Gunungkidul menguntungkan? Dikutip dari Instagram @humasjogja, budidaya melon di Gunungkidul masih terbilang jarang sehingga hasil panen melon berjenis golden kinanti dan sweet lavender saat dijual langsung ludes dalam kurun waktu satu sampai dua hari. Hasil penjualannya menghasilkan keuntungan berlipat dari modal yang dikeluarkan.
Selang beberapa menit, Fatkul datang mengendarai motor bebek warna hitam. Ia mengenakan kaus dipadu dengan sarung, serta penutup kepala bucket hat dengan tulisan “Djoyo Tani” di bagian depan. Pemuda 26 tahun itu meminta saya membuntutinya menuju greenhouse miliknya.
Dari areal pohon bambu, kami naik motor melewati pematang sawah sepanjang 100 meter. Motor kemudian diparkir di salah satu sisi pematang sawah. Dari situ, kami berjalan kaki sekitar 10 meter untuk sampai di greenhouse Djoyo Tani.
Dihadapkan dengan greenhouse yang berdiri di lahan seluas 1.000 meter persegi, saya penasaran berapa biaya pembangunan fasilitas pertanian modern ini.
“Semuanya sekitar Rp500 juta, uangnya dari KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan hasil nabung setiap panen,” ungkap Fatkul, Minggu (19/11/2023) siang.
(Foto: Rizka Nur Laily M)
Manfaat KUR BRI
Fatkul mengajukan KUR di Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan mendapatkan nominal sebesar Rp50 juta. Uang itu ia gunakan untuk membangun greenhouse pertama di lahan sawah milik orang tuanya. Dari hasil panen melon yang ditanam di greenhouse pertama, Fatkul konsisten menabung untuk membangun greenhouse baru di lahan yang sama.
Menurut Fatkul, keberadaan KUR BRI sangat membantu dirinya sebagai petani.
“Pertanian dengan konsep modern seperti ini (greenhouse) modalnya besar, jadi KUR BRI sangat membantu karena saya tidak punya modal sendiri,” terangnya di gubuk bambu depan greenhouse Djoyo Tani.
Manfaat KUR BRI untuk pengembangan kebun melon juga dirasakan Mujito, petani holtikultura yang sudah menekuni tanaman melon sejak tahun 1996. Mujito pertama kali mengajukan KUR BRI pada 2014 silam. Saat itu, ia butuh modal lebih besar karena baru pertama kali menanam melon premium golden.
(Foto: Rizka Nur Laily M)
“Saya ucapkan terima kasih, BRI punya program KUR yang sangat membantu petani. Saya sudah pakai KUR bertahun-tahun, sekarang banyak teman petani melon juga (mengajukan KUR),” ujar Ketua Paguyuban Petani Kecamatan Dander Kabupaten Bojonegoro itu saat ditemui di lahan persawahannya, Minggu (19/11/2023) pagi.
Mujito mengungkapkan, ia dan empat petani melon binaannya memanfaatkan KUR BRI untuk cadangan jika sewaktu-waktu mereka kekurangan modal di tengah jalan. Mengingat varietas melon yang dikembangkan adalah jenis premium, perawatannya pun membutuhkan biaya ekstra. Ada kalanya uang KUR BRI baru dimanfaatkan pada fase akhir sebelum tanaman melon memasuki masa panen.
Jatuh Bangun
Gagal Berulang Kali
Perkenalan Mujito dengan melon berawal dari ketidaksengajaan. Pada tahun 1995, Mujito bermain ke rumah temannya di Kawasan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di sana, ia disuguhi buah melon. Itu pertama kalinya Mujito melihat dan makan buah melon.
(Foto: Dok. Fatkul Ilma)
Terkesan dengan rasa manis dan segar buah melon, Mujito izin membawa pulang biji melon tersebut. Ia kemudian menanamnya di lahan persawahan milik orang tuanya.
Saat itu, di daerahnya buah melon masih langka dan belum banyak orang tahu. Berbeda dengan panen semangka yang selalu ludes terjual saat masih di ladang, pada tahun 1996 saat panen melon pertama, Mujito bingung ke mana harus menjualnya.
Setelah berbagai usaha yang dilakukan, Mujito akhirnya menemukan satu pedagang di pasar buah Bojonegoro yang bersedia membeli melonnya. Sejak saat itu, ia termotivasi terus menanam melon hingga sekarang.
“Gagal berkali-kali, macem-macem masalahnya. Saya cari terus kenapa, guru saya ya (tanaman) melon itu sendiri. Dulu enggak ada orang yang bisa ditanya, sekarang ada masalah apa bisa tanya google,” ujar Mujito yang hari itu mengenakan kaus lengan panjang dipadu celana training, serta bertopi dan bersepatu selop.
(Foto: Rizka Nur Laily M)
Sementara itu, sebelum membangun greenhouse permanen di lahan persawahan, Fatkul lebih dulu membangun greenhouse berbahan bambu di samping rumahnya, ukurannya kecil saja yakni 4x6 meter.
Greenhouse itu awalnya ia gunakan untuk pembibitan bawang merah. Sayangnya, setiap kali panen, harga bawang merah anjlok dan membuat Fatkul merugi.
Dia kemudian mengalihkan fungsi greenhouse menjadi laboratorium untuk mengenali tanaman melon. Setiap hari selama setahun lebih, Fatkul melakukan berbagai percobaan menanam melon dan berkali-kali gagal.
“Aku belajar menanam melon di greenhouse nonton lewat YouTube. Kenapa pilih menanam melon karena harganya stabil tinggi, terus berani bikin greenhouse karena yakin pasti untung,” ujar penerima penghargaan Pemuda Pelopor Nasional tahun 2022 itu.
(Foto: Rizka Nur Laily Muallifa)
Bertani dengan metode greenhouse memang memiliki kelebihan yang tak dimiliki pertanian konvensional.
Mengutip Hery Toiba, dkk (Jurnal Dinamika Pengabdian Universitas Hasanudin, 2023), tanaman pada greenhouse dapat tumbuh dan berproduksi sepanjang tahun secara berkesinambungan tanpa dipengaruhi musim.
Selain itu, kualitas hasil tanam lebih terjamin, penggunaan pupuk dan pengairan lebih efisien, serta risiko serangan hama dan ancaman penyakit pada tanaman lebih rendah.
Petani Milenial
Bukan Pilihan Pertama
Sebenarnya, menjadi petani bukan pilihan pertama dalam cita-cita karier Fatkul. Setelah pengabdiannya di sebuah pondok pesantren berakhir pada 2020 silam, ia pulang ke kampung halamannya di Kabupaten Bojonegoro.
(Foto: Dok. Fatkul Ilma)
Berbekal gelar sarjana hukum, ia melamar kerja ke berbagai instansi, tapi hasilnya nihil. Bahkan, demi tidak membuat orang tuanya khawatir karena ia susah mendapat kerja, setiap pagi Fatkul pamit dari rumah agar tampak seperti orang berangkat kerja, padahal ia pergi ke warung kopi.
“Saya lalu berpikir, kalau susah dapat kerja pilihannya menciptakan pekerjaan sendiri. Akhirnya memutuskan jadi petani karena melihat peluang ke depan. Menurut saya, bisnis paling menguntungkan itu ada dua, di bidang energi dan pangan,” papar pemuda yang hobi mengutak-atik drone tersebut.
Cuan Melimpah
Kegagalan-kegagalan di masa lalu, kini berbuah manis. Ribuan tanaman melon yang ditanam Fatkul di dalam dua greenhouse miliknya punya masa panen bergantian. Masa panen melon dua bulan sekali. Artinya, nyaris setiap bulan Fatkul panen melon. Cuan yang dihasilkan pun tidak sedikit, yakni mencapai puluhan juta rupiah per bulan.
“Modal menanam melon di satu greenhouse (ukuran 30 x 50 meter) sekitar Rp15 juta. Hasilnya pas panen sekitar Rp30 juta sampai Rp45 juta, kalau (hasil panen) bagus ya sampai Rp45 juta,” papar Fatkul.
Sementara itu, dengan modal Rp15 juta, Mujito bisa menghasilkan uang Rp45 juta sampai Rp60 juta setiap kali panen. Ia mengaku keuntungannya lebih banyak sejak tidak menjual melon kepada tengkulak.
(Foto: Dok. Mujito)
Setiap kali panen, kebun melon miliknya disulap jadi agrowisata. Para pembeli datang dari berbagai daerah di Bojonegoro bahkan luar kota untuk memilih langsung melon yang ingin mereka beli.
(Foto: Dok. Mujito)
Mujito punya cara marketing unik. Khusus saat berada di kebun, pembeli gratis mencicipi melon sepuasnya.
“Akhirnya mereka merasakan melonnya enak, terus belinya tambah banyak,” ungkap Mujito sembari tertawa.
(Foto: Freepik azerbaijan_stockers )
Mujito dan Fatkul sudah seperti profesor melon, mereka hafal di luar kepala seluk-beluk tanaman melon. Meski demikian, mereka tidak berhenti belajar, sebagai petani melon selalu ada hal baru yang mereka temui.
- Potret Mahalini Pulang Kampung ke Bali, Cantik Banget saat Buat Kue di Dapur & Ternyata Disusul Adik-adik Rizky Febian
- Momen IShowspeed Diberi Batik Dibilang Khas Malaysia, Langsung Cari Tahu Ternyata Asal Indonesia
- Potret Kamar Bunda Corla di Rumah Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting 'Kok Bau?'
- Ibunda Beberkan Bullying Dialami dr Aulia Berujung Kematian: Dibentak Saat Sakit Hingga Tugas Nyaris 24 Jam
- Disebabkan Karena Faktor Genetik atau Lingkungan, Ketahui Penyebab Terjadinya Buta Warna pada Seseorang
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024