Bisa Bertani dari Jarak Jauh, Pria Indramayu Ini Sukses Budidaya Melon Lewat HP dan Raup Omzet Jutaan Rupiah
Hanya bermodalkan telpon pintar, warga Indramayu ini bisa bertani dari jarak jauh sehingga lebih praktis
Hanya bermodalkan telpon pintar, warga Indramayu ini bisa bertani dari jarak jauh sehingga lebih praktis
Bisa Bertani dari Jarak Jauh, Pria Indramayu Ini Sukses Budidaya Melon Lewat HP dan Raup Omzet Jutaan Rupiah
Salah satu warga di Desa Kaplongan, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu bernama Rohmat, mampu membuktikan jika bertani hidroponik di rumah jadi semakin mudah.
Ia memanfaatkan telepon pintar untuk membudidayakan tanaman melon, hingga meraup omzet jutaan rupiah.
-
Dimana petani melon ini bercocok tanam? Asnawi merupakan warga Desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang. Saat masih menjadi anggota DPRD, Asnawi sebenarnya sudah dekat dengan dunia pertanian.
-
Siapa petani melon inspiratif ini? Mohammad Asnawi merupakan seorang anggota DPRD Rembang periode 2014-2019. Setelah itu ia mulai merintis hidup sebagai petani melon.
-
Kenapa budidaya melon ini sukses? Dengan system 'dutch bucket hidroponik', penggunaan air sebagai konsumsi tanaman dapat dihemat. Air nutrisi akan dialirkan dari tandon ke media tanaman secara terus-menerus dalam periode tertentu sehingga sebagian air nutrisi kembali ke tandon.
-
Bagaimana cara budidaya melon di Semarang? Dua petani muda di Semarang sukses mengembangkan budidaya tanaman melon dengan sistem 'dutch bucket hidroponik'.
-
Mengapa memilih menanam hidroponik di rumah? Cara menanam sayuran hidroponik di rumah menjadi pilihan favorit banyak orang karena mudah dan menghasilkan.
-
Kapan Stefanus mulai mengembangkan budidaya melon hidroponik? Stefanus dan Arvin kemudian mendirikan sebuah perusahaan bernama Laguna Greenhouse Farming. Bangunan Greenhouse didirikan di lahan milik orang tua Stefanus seluas 1,3 hektare yang kebetulan berada di Kudus. 'Sebelum memulai usaha saya melakukan survey pasar. Pendapatan penduduk setempat itu cukup rendah. Dengan kita masuk, ternyata lumayan bisa mengangkat taraf hidup mereka. Jadi ada kepuasan yang kita nggak bisa dapat hanya sekedar kita dapat profit,'
Rohmat kini membangun green house di rumahnya untuk membudidayakan tanaman buah bercita rasa manis itu.
Dirinya menggabungkan dua metode, yakni teknologi NFT dan IoT untuk mempermudah produksi pertaniannya, tanpa harus selalu berada di rumah.
“Kalau menurut saya menggunakan teknologi NFT dan IoT ini jadi lebih praktis daripada pertanian konvensional di lahan terbuka, jadi bisa dikendalikan dari mana saja,” terangnya di kanal YouTube Diskominfo Indramayu, dilansir Minggu (3/3).
Berangkat dari Keinginan Bertani Secara Praktis
Niat awal menggunakan green house dengan metode NFT dan IoT sendiri bermula dari kesulitan yang biasa ditemui dalam metode pertanian green house konfensional.
Jika biasanya, agar buah yang dihasilkan bagus dan manis, harus dipantau secara berkala, penyiraman rutin dan pengelolaan sinar matahari yang cukup. Dengan adanya sistem berbasis internet tersebut, dirinya jadi makin mudah untuk melakukan perawatan tanaman sampai masa panen.
“Kombinasi NFT dan IoT tadi, di dalam green house ini bisa menciptakan suatu ekosistem hidroponik tersendiri. Dia tidak bergantung ke cuaca, musim sampai kondisi air, karena suhu sudah bisa diatur otomatis dengan adanya perangkat tadi melalui blower. Ini memungkinkan bisa dikontrol dari jarak jauh,” terangnya
Tanam Jenis Melon Sweetnet dan Madu
Ada dua jenis buah melon yang dikembangkan Rohmat, yakni sweetnet dan melon madu. Semuanya merupakan varietas unggul buah melon, dengan cita rasa manis dan berdaging tebal.
Buah melon ini juga memiliki warna yang cerah, dan lembut saat disantap. Melon sweetnet dan madu juga banyak dicari para penikmatnya dan jadi produk laris di pasaran buah serta sayur.
“Ciri buah melon ini kalau matang itu jaring-jaring (net) di buahnya akan menyatu, lalu pangkal batangnya akan retak, sehingga mudah dipetik atau jatuh ke tanah,” terang dia
IoT Membantu Proses Nutrisi Buah Maksimal
Dua metode yang digunakan Rohmat ialah NFT, yakni Nutrient Film Technique. Di sini, tanaman melon akan tumbuh di jaringan nutrisi dangkal sehingga akar masih bisa mendapat sirkulasi oksigen dengan maksimal.
Karena wilayah Indramayu yang beriklim panas, maka IoT atau internet of things dalam metode budidaya seperti penyiraman, pemberian oksigen dan penyerapan udara panas berlebihan yang otomatis, bisa mengatur kapan semuanya bisa dijalankan.
“IoT yang saya pakai ini sebenarnya masih sederhana dan dipakai untuk penyiraman otomatis, pengontrol blower sebagai pengatur suhu, untuk lampu saat butuh bekerja malam serta penyiraman serta pengkabutan,” terangnya
Menginspirasi
Kepala Desa Kaplongan, Arifin mengatakan jika budidaya buah melon yang dilakukan oleh salah satu warganya itu patut dicontoh. Ini bisa meningkatkan produktivitas warga, sekaligus menjadikan melon sebagai ikon dari Desa Kaplongan.
“Ini patut dicontoh untuk budidaya melon bagi warga desa kita ini, dan insya Allah kami support mulai dari bibit, pupuk dan kebutuhan lainnya, ke depannya supaya Kaplongan lebih sejahtera lagi,” terang dia
Camat Kedokan Bunder, Atang Suwandi berharap jika ilmu dari Rohmat bisa ditularkan kepada masyarakat lainnya.
“Harapannya bisa diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat, dan kami dorong agar desa bisa membantu budidayanya dan alhamdulillah, Rohmat sudah mewakili Kaplongan dan Kedokan Bunder di lomba Teknologi Tepat Guna,” terangnya