Cerita Yuda Herliansyah Asal Sumedang Berhasil Sulap Kayu Jadi Cuan, Sebulan Bisa Kantongi Rp5 Juta
Dari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Yuda Herliansyah kiranya patut dicontoh karena sukses menyulap kayu menjadi cuan. Pria 34 tahun ini berhasil membuktikan bahwa seopotong kayu bekas, bisa dikreasikan sehingga memiliki nilai ekonomi tinggi.
Di kediamannya, Lingkungan Darangdan, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan, beberapa potong kayu berbagai ukuran ia jadikan kerajinan ukir yang cantik.
-
Bagaimana Hajat Uar di Sumedang dilakukan? Mengutip laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Hajat Uar memang jadi tradisi turun temurun khas Kabupaten Sumedang dan sekitarnya dengan melibatkan masyarakat juga hasil alamnya.Semuanya dikumpulkan di satu tempat seperti pendopo, untuk bersama-sama berdoa dan memberikan nasihat-nasihat penting tentang kekuatan alam dan kehidupan yang harmonis.
-
Siapa yang terlibat dalam Hajat Uar di Sumedang? Mengutip YouTube Pelosok Sumedang, ada Hajat Uar yang berlangsung pada Minggu, 7 Januari 2024 itu turut dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, BPBD Kabupaten Sumedang hingga perwakilan Keraton Kasumedangan.
-
Bagaimana Pak Suji mendapatkan penghasilan? Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia bekerja sebagai buruh cangkul pada sebuah ladang milik warga sekitar.
-
Apa ciri khas usaha kerajinan kayu mereka? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Bagaimana Sumarna bisa sukses jadi pembuat mobil-mobilan kayu? Dia tak ingin berpangku tangan, dan kini sukses menjadi pembuat mainan kayu. Sudah tiga tahun terakhir Sumarna berhenti mengemudikan truk. Dia terdampak secara langsung akibat pandemi Covid-19.
-
Bagaimana Sudaryono mencapai kesuksesan? Perjalanan hidup Mas Dar dari dusun kecil di Grobogan hingga puncak kesuksesan di berbagai bidang ini menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ukiran yang dibuat juga tidak asal-asalan, karena Yuda sangat memperhatikan detail agar sesuai aslinya. Dari keterampilannya ini, rata-rata ia mampu mengumpulkan cuan hingga Rp5 juta per bulannya.
Berikut kisah Yuda yang menginspirasi karena ubah kayu jadi rezeki.
Awalnya Coba-coba
Yuda mengungkapkan awal mula dirinya terjun ke bisnis kerajinan ukir kayu. Menurutnya, langkah awal ia rintis dengan mencoba belajar pada 2008 lalu.
Sempat teralihkan fokusnya, lalu di 2012 Yuda kembali menekuni usaha kayu ukir ini hingga laku terjual ke luar Sumedang.
"Saya mulai belajar dari 2008, tapi kalau mulai fokus itu tahun 2012 pertama itu membuat ukiran kalung, cincin, terus ukir-ukir kaya topeng-topeng," kata dia, mengutip sumedangkab.go.id
Kayu Sonokeling Jadi Ragam Kerajinan Cantik
Untuk bahan, Yuda menggunakan kayu khusus yakni jenis Sonokeling dengan karakter yang kuat, namun mudah diukir menjadi berbagai macam bentuk.
Namun, proses produksi terkadang menemui hambatan. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah keterbatasan alat produksi. Walau demikian, dirinya selalu berusaha memenuhi pesanan sesuai target.
"Karena kayu sonokeling itu kualitasnya bagus. Proses pengerjaannya memang ada kendala, karena sebagian alat masih kurang lengkap dan masih dibutuhkan," terang Yuda
Ciptakan Cincin sampai Burung Garuda
Sejumlah produk telah Yuda hasilkan dari bahan baku kayu Sonokeling ini. Beberapa pesanan tersebut di antaranya cincin, kacamata, patung besar, pipa rokok lalu kalung ukir.
Selain itu, tak jarang dirinya mendapat pesanan produk lain berupa topeng, replika burung garuda, sketsa wajah, sampai jam tangan yang juga berbahan kayu.
"Kalau hasil karya bermacam-macam, ada patung besar, rumah-rumahan kaya buat bonsai, cincin batu akik, pipa rokok, kalung ukir, lukisan dari paser serta banyak juga yang lainnya,” katanya
Terjual Sampai Singapura
Untuk penjualan, produk-produknya biasa dikirim ke beberapa daerah di Jawa Barat, Sumatera, Bali kemudian Lombok.
Ketika disinggung penjualan terjauh, Yuda mengaku produknya pernah dipesan oleh konsumen dari negara Singapura.
“Penjualannya tergantung ada yang mesan di mana-mananya, ada dari Sumatera, Bali, Lombok, dan sempat ada juga yang paling jauh ke Singapura," tambah Yuda
Kantongi Cuan hingga Rp5 Juta Per Bulan
Harga produknya macam-maca, tergantung jenis dan ukuran. Untuk yang paling murah adalah Rp15 ribu, kemudian Rp500 ribu sampai Rp1 juta per barangnya.
"Kalau harga yang paling murah ada Rp 15 ribu, kalau yang paling mahalnya Rp 500. Kalau patung-patung besar mah Rp 1 juta ke atas," katanya.
Yuda kemudian membocorkan omzet yang didapat dalam satu bulan. Menurutnya, penjualan cukup fluktuatif alias naik turun, namun ia bisa mengantongi cuan kurang lebih Rp 5 juta.
Yuda kemudian mengungkapkan mimpinya yang ingin membuka toko sendiri dan semakin banyak membuat pilihan ukir kayu.
"Mudah-mudahan kedepannya peralatan produksi lebih komplit lagi, bisa buka toko sendiri di tempat strategis, dan bantuan dari pemerintah juga," tambah Yuda, lagi.