Tak Ingin Anak Muda Jadi Buruh Migran, Pria Asal Lombok Ajak Warga di Kampungnya Bikin Gazebo Bambu
Pembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
Miris dengan minimnya lapangan pekerjaan di kampung halamannya, Suherman, pria asal Lombok Tengah berinisiatif memulai bisnis pembuatan gazebo bambu pada tahun 2017 silam.
Pemilihan bisnis gazebo bambu ini termotivasi dari banyaknya pohon bambu di daerah tempat tinggalnya yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Suherman memulai bisnis bambu dengan modal uang Rp5 juta dan mempekerjakan dua pemuda. Kini, bisnisnya telah berkembang pesat.
Tak hanya Suherman yang mendulang untung dari bisnis pembuatan gazebo, tetapi juga belasan pemuda yang bekerja padanya, serta warga pemilik pohon bambu.
Niat Mulia
Suherman menceritakan awal mula dirinya memulai bisnis pembuatan gazebo. Ide memulai bisnis itu muncul karena keprihatinannya melihat banyak warga di kampungnya yang susah mendapatkan pekerjaan sehingga harus menjadi buruh migran di luar negeri.
"Di daerah kami banyak anak muda yang enggak bekerja, akhirnya mereka jadi TKI (buruh migran) ke Malaysia. Agar menarik anak muda di sini untuk menghasilkan uang (di kampung sendiri), saya buka usaha gazebo bambu," jelas Suherman, dikutip dari YouTube Liputan6, Senin (2/9/2024).
Awalnya, Suherman hanya mampu mempekerjakan dua pemuda. Kini, sudah ada 17 pemuda yang bekerja pada bisnis pembuatan gazebo miliknya.
Tembus Pasar Internasional
Bermodalkan uang Rp5 juta, Suherman memutar otak agar bisnis terus berjalan bahkan berkembang.
Jika awalnya ia hanya membeli bambu dari kawasan Lombok Tengah, kini ia telah bekerja sama dengan para pengusaha bambu di daerah lain seperti Lombok Timur. Suherman sendiri memilih bambu petung untuk membuat gazebo.
"Kami (promosi) pakai facebook, website, alhamdulillah," tutur Suherman, dikutip dari YouTube Liputan6.
Kini, pembeli gazebo buatan Suherman dan para pekerjanya tidak hanya diminati di pasar Indonesia, tetapi juga menarik minat pembeli luar negeri.
"Kalau pembeli luar negeri pemesanan sistem paketan, ada pembeli dari Italia, Belgia, dan Dubai," imbuh Suherman.
Dari bisnis pembuatan gazebo, Suherman mengantongi omzet Rp50 juta hingga Rp100 juta per bulan. Menariknya, tidak hanya Suherman yang sejahtera dari bisnis pembuatan gazebo ini, para pekerjanya pun merasakan hal yang sama.
"Para pekerja bisa belanja, untuk sekolah, untuk pendidikan. Karyawan bekerja sambil kuliah, ada yang S1 dan S2," jelasnya.