Inovasi Pemuda Lumajang Manfaatkan Limbah Kelapa Jadi Briket, Ekspor Puluhan Ton ke Turki
Brisket produksi pemuda ini berhasil tembus pasar internasional.
Mengubah limbah menjadi barang berguna tentu menjadi contoh proses kreatif sekaligus inovasi. Apalagi, barang hasil limbah itu bisa disulap menjadi cuan.
Hal itu seperti yang dilakukan Nur Hasan, pemuda asal Desa Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur yang berhasil mengubah limbah tempurung kelapa yang melimpah di daerahnya menjadi produk bernilai tinggi berupa arang briket. Bahkan, produk olahan limbah itu kini menembus pasar internasional.
Hasan menceritakan awal mula usahanya dengan trial and error alias coba-coba membuat briket secara manual. Ide ini muncul ketika dirinya melihat banyaknya limbah tempurung kelapa yang tidak terpakai di sekitar pemukimannya.
“Limbah tempurung kelapa di sini sangat banyak dan tidak dimanfaatkan. Saya mulai mengumpulkannya dan berpikir untuk mengolahnya. Akhirnya, saya mencoba membuat arang briket secara manual,” terangnya saat ditemui pada Sabtu (19/10/2024).
Ekspor ke Turki
Setahun terakhir, usaha yang ia rintis membuahkan hasil manis. Kini, Hasan memiliki pembeli tetap dari Turki, yang secara rutin memesan 20 hingga 30 ton arang briket setiap dua bulan.
“Alhamdulillah, saya bertemu pembeli dari Turki yang tertarik dengan produk ini. Permintaan mereka bahkan sudah melebihi dua kontainer, sekitar 36 ton,” ungkapnya dengan bangga.
Arang briket produksi Hasan semakin diminati karena keunggulannya, seperti ramah lingkungan, tahan lama, dan menghasilkan pembakaran yang bersih. Produk ini cocok untuk berbagai keperluan, termasuk memasak di luar ruangan, dan kini menjadi pilihan utama di banyak negara, khususnya di sektor kuliner.
Buka Lapangan Pekerjaan
Hasan berharap agar usahanya terus berkembang dan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda di Gucialit yang masih menganggur.
“Saya ingin usaha ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” tuturnya optimis.
Ketekunan dan kreativitas Nur Hasan membuktikan bahwa limbah yang sering dianggap tidak berguna bisa diubah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Ini sekaligus menginspirasi banyak orang untuk melihat potensi di balik sumber daya yang tersedia di sekitar.