Hanya dari Bekas Bahan Dapur Buat Bumbu Rawon, Pria ini Sukses Bikin Kerajinan Tangan dengan Omzet Rp100 Juta Perbulan
Pengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Hanya dari Bekas Bahan Dapur Buat Bumbu Rawon, Pria ini Sukses Bikin Kerajinan Tangan dengan Omzet Rp100 Juta Perbulan
Pengrajin barang bekas dari kayu dan biji-bijian bernama Samsul Arifin sangatlah inspiratif.
Buah kreativitas tangannya mampu mengubah barang sisa bisa menjadi berguna dan bernilai tinggi.
Apalagi beberapa bahan di antaranya justru tak lazim dan biasanya menjadi bahan makanan.
Melansir kanal YouTube Cak Ali, Kamis (1/8) Samsul Arifin saat ini mengembangkan bisnis jual-beli tasbih, gelang, dan souvenir yang berbahan dasar kayu.
Usahanya ini sudah ia geluti sejak 2008 dan masih bertahan hingga saat ini.
"Awalnya itu tahun 2008 kirim ke Bali," ucapnya.
Biasanya ia memanfaatkan beberapa jenis barang organik seperti kayu kopi, kayu kukun, kenari hingga kluwak.
Tak banyak orang terpikirkan untuk mengubah kluwak menjadi sebuah karya tangan yang cantik. Padahal umumnya, kluwak biasa digunakan sebagai bumbu rawon.
Di tangan Samsul, kulit kluwak bisa menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
"Kluwak ini isinya bisa buat bumbu rawon. Ini dapat dua kali saya, isinya tak jual buat rawon, kulitnya tak buat kerajinan," ucapnya.
Pada awal memulai usaha, Samsul mengaku hanya bisa meraup omzet sebesar Rp 2 juta per bulan.
Namun saat ini, pendapatannya bisa menyentuh angka Rp 50 juta sampai Rp 100 juta per bulan.
"Omzet pertama kali itu sekitar Rp 2 jutaan. Sekarang itu tiap bulan bisa mencapai alhamdulillah paling sedikit Rp 50 juta. Paling tinggi pas ramai itu bisa Rp 100 juta per bulan," ujarnya.
Sebagai pengusaha kerajinan tangan berpengalaman, Samsul membagikan tips supaya pengusaha bisa mengembangkan bisnisnya dengan baik.
"Kalau kerajinan itu walaupun modal Rp100 juta itu kurang. Kalau kerajinan itu Rp 100 ribu pun bisa kerja. Yang penting kita itu ulet bisa ini bagaimana caranya bisa dapat uang," jelasnya.
Sampai saat ini, Samsul mempekerjakan 40 karyawan. Namun kebanyakan para pekerjanya bekerja dari rumah masing-masing.
"Kurang lebihnya ada 40 tapi bukan di sini aja. Dikerjakan di rumahnya masing-masing," ucapnya.
Harga dari barang buatannya itu dipengaruhi dari model dan kualitas.
Namun menurutnya, model jauh lebih dipertimbangkan untuk menentukan harga.