Pria Boyolali Olah Limbah Kayu Jati Jadi Produk Karya Seni Bernilai Tinggi, Ini Kisah di Baliknya
Keberadaan usaha kerajinan limbah kayu itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Keberadaan usaha kerajinan limbah kayu itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
Pria Boyolali Olah Limbah Kayu Jati Jadi Produk Karya Seni Bernilai Tinggi, Ini Kisah di Baliknya
Eko Lukistyanto punya kemampuan unik yang tak banyak dimiliki orang lain, yaitu mengolah limbah kayu jati menjadi produk seni bernilai tinggi. Kemampuan itu diwariskan oleh ayahnya, Widodo Harto Sudarmo.
-
Bagaimana warga Serang mengolah limbah kayu? Kayu-kayu itu lantas disulap menjadi ikon-ikon lokal hingga mancanegara, sesuai pesanan dari para konsumen. Memiliki slogan 'Mengubah Limbah Menjadi Berkah' sekitar 15-an orang yang mengerjakan kerajinan tersebut kini kecipratan rezekinya.
-
Apa ciri khas usaha kerajinan kayu mereka? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Apa yang dihasilkan dari limbah kayu di Serang? Karena terkenal akan desain yang rapi dan detail, pembelinya saat ini sudah sampai negara India hingga Arab Saudi.Namun siapa sangka, dari hasil yang ciamik ini rupanya memakai bahan baku limbah kayu yang sudah tak terpakai. Walau demikian, kreativitas warga ini membuat nilai ekonomi barang tersebut menjadi tinggi.
-
Siapa yang punya ide membuat kerajinan kayu? Melihat tingginya permintaan pasar, Prima dan Andi memutuskan mulai melakukan produksi kerajinan kayu sendiri. Sejak awal, keduanya memutuskan ciri khas usahanya adalah kerajinan kayu berwarna pastel.
-
Apa yang dihasilkan dari pengolahan sampah di Banyumas? Sebanyak 98 persen sampah di Banyumas berhasil dikelola menjadi sesuatu yang berharga dan bernilai jual tinggi.
-
Bagaimana sampah di Banyumas diolah? Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
Eko bercerita, ayahnya merupakan seorang pensiunan pabrik karung Delanggu. Setelah pensiun tahun 1994, ia pindah ke Desa Tempurejo, Kabupaten Boyolali. Saat pensiun itulah Widodo merintis usaha kerajinan yang diolah dari limbah kayu jati.
“Dengan belajar autodidak, ayah saya mulai membuat replika kecil-kecilan. Setelah produknya terkenal, ayah saya mulai diajak pameran di Jakarta. Pada tahun 1996 ayah saya membuat replika motor Harley, tapi belum detail,” kata Eko dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Entah apa obsesi Widodo terhadap motor Harley. Pada tahun 1997, ia menyewa khusus sebuah Harley untuk ditiru demi pembuatan replikanya. Tiruan Harley yang lebih mendetail pun dibuat Widodo.
Bahkan ukurannya bisa dibilang sama dengan motor Harley yang asli.
Selanjutnya, Widodo ditawari untuk membuat replika mobil. Dengan tekad yang kuat, Widodo menerima tawaran itu.
Produk yang dibuat Widodo mendapat perhatian dari banyak pihak. Bahkan ia diundang ke luar negeri untuk memperkenalkan produknya.
Setelah sang ayah beranjak tua, Eko sebagai anak tertua meneruskan usaha kerajinan itu.
Tak hanya kepada anak sulungnya, Widodo mewariskan keahlian mengolah limbah kayu jati kepada para karyawan yang bekerja padanya. Salah satunya adalah Deden Sudrajat. Dia sudah bekerja di tempat itu sejak tahun 2001. Di pusat pembuatan kerajinan itu, Deden ahli dalam membuat replika mobil.
“Yang paling susah itu replika mobil McLaren, terus kalau yang paling gampang replika Ferrari. Bikinnya cepet. Apalagi kalau kayunya panjang-panjang,” kata Deden dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.
Eko mengatakan, pengerjaan kerajinan itu biasanya dilakukan atas permintaan pembeli. Tahapan pembuatannya pun cukup panjang, mulai dari mencari contohnya di Google, pembuatan sasis atau rangka, penghalusan kayu, pembuatan bagian interior, dan lain sebagainya.
Di antara produk-produknya, yang paling sering dipesan adalah replika motor Harley. Menurut Eko, dari tahun ke tahun model Harley yang dibuat tidak pernah berubah.
Bahan yang digunakan tak hanya limbah kayu jati. Bila diperlukan Eko sengaja membeli kayu baru jika ketersediaan limbah kayu yang biasa digunakan untuk membuat kerajinan tidak tersedia lagi atau cukup terbatas jumlahnya.
“Untuk masalah kayu saya menggunakan kayu yang kering. Artinya kalau sudah jadi barang tidak akan retak. Memudahkan orang juga untuk mengerjakan,” kata Eko.
Hasil kerajinan limbah kayu itu berhasil dilirik pasar dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu keberadaan usaha kerajinan limbah kayu itu juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar.
“Tidak semua orang bisa mengerjakan hal seperti ini. jadi alangkah baiknya kalau produksi saya lebih perbanyak, kualitas lebih diutamakan, dan pemasaran lebih banyak lagi. Karena bakal bisa menambah lapangan usaha dan nafkah bagi kami,” ungkap Eko dikutip dari kanal YouTube BRIN Indonesia.