Resign dari Kerja Kontraktor di Jakarta, Pria Asal Yogya Ini Pilih Pulang Kampung Bertani Talas
Tak banyak kendala berarti yang ia temui selama menekuni budidaya talas
Tak banyak kendala berarti yang ia temui selama menekuni budidaya talas
Foto: YouTube Cap Capung
Resign dari Kerja Kontraktor di Jakarta, Pria Asal Yogya Ini Pilih Pulang Kampung Bertani Talas
Empat tahun sudah Tri Heriyanto menjalankan budidaya talas pratama pada sebuah lahan yang berlokasi di Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebelumnya ia bekerja pada sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta.
-
Kenapa Yoe Kim Lay pindah ke Tarutung? Bersama rombongan pedagang lain, Kim berjalan kaki menempuh jarak puluhan kilometer untuk mencapai Tarutung demi mengadu nasib di sana.
-
Di mana Pak Tumiran bertransmigrasi? Pak Tumiran merupakan pria asal Kebumen yang bertransmigrasi ke Provinsi Sulawesi Barat.
-
Kenapa Tatik memilih freelance? Mengutip LinkedIn pribadinya, Tatik pernah bekerja pada Infinite Frameworks Studios, White Monkey Animation, Brown Bag Films Bali, KOMI Studio, dan TNA Studio. Kini ia memilih menjadi pekerja freelance.
-
Di mana pria di Garut itu tinggal? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka.
-
Kenapa Basrizal Koto memutuskan merantau? Melihat kondisi keluarganya yang begitu menyedihkan, hati Basko tergerak untuk membawa kondisi perekonomian menjadi lebih baik dengan merantau ke Riau pada saat itu.
-
Kenapa Teuku Ryan pindah ke Jakarta? Namun, diketahui bahwa pada tahun 2021, ia memutuskan untuk berhenti dan pindah ke Jakarta.
Setelah mundur pada tahun 2012, dua tahun kemudian ia pulang ke Yogya. Di Yogya, ia menekuni berbagai usaha pertanian, hingga akhirnya ia memilih untuk menekuni pertanian talas pratama.
“Waktu awal memulai saya belum sampai berpikir bagaimana pemasarannya. Yang penting saya beli bibit, terus ditanam, untuk pemasaran itu urusan nanti,” kata Tri Heriyanto dikutip dari kanal YouTube Cap Capung.
Tri Heriyanto belajar budidaya talas pratama secara otodidak. Selama proses belajar itu, ia tidak menemukan banyak kendala. Satu dari sedikit kendala yang ia temui adalah adanya ulat tanah yang memakan daun talasnya. Namun kendala itu masih ia bisa atasi.
Di ladangnya, Tri membagi talas pratama yang ia budidayakan ke dalam tiga kategori, yaitu talas pratama satu, talas pratama dua, dan talas pratama tiga. Di antara ketiganya, talas pratama satu memiliki umbi paling besar. Dalam setahun, ia bisa dua kali panen.
“Kalau talas pratama itu butuh air tapi tidak terlalu banyak. Yang penting lokasi lahan itu lembab itu bagus perkembangannya. Tapi kalau banyak air perkembangan talas jadi kurang maksimal,” terangnya.
Selama empat tahun melakukan budidaya talas pratama, Tri Heriyanto mengatakan kalau pemasaran hasil panennya lebih mudah. Tak hanya dijual untuk pasar di sekitar Jogja, ia juga bisa menjualnya ke Bandung, Malang, Tangerang, dan Jakarta.
Kini Tri Heriyanto sudah punya dua lokasi untuk budidaya talas. Di lokasi pertama, ia memiliki lahan seluas 4.500 meter persegi untuk ditanami talas. Sementara di lokasi satunya ia memiliki lahan seluas 9.000 meter persegi.
Menurutnya, usaha talas memiliki prospek cerah. Apalagi banyak orang untuk membutuhkan talas untuk kesehatan. Beberapa manfaat mengonsumsi talas antara lain menjaga kadar gula tetap normal, mencegah penyakit jantung, meningkatkan kekuatan tulang, mengurangi risiko kanker, dan membantu menjaga berat badan.
Dikutip dari Itb.ac.id, talas pratama sendiri merupakan varietas hasil silang antara talas semir asal Sumedang dan talas sutera asal Thailand. Awalnya, talas tersebut dikembangkan di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Bogor, oleh kelompok peneliti beranggotakan Made Sri Prana, Tatang Kuswara, dan Maria Imelda. Nama “Pratama” sendiri merupakan singkatan dari ketiga nama peneliti itu.
Saat ini, talas pratama merupakan komoditas unggulan pertanian hortikultura. Rata-rata bobot talas pratama bisa mencapai 8 kg dari satu pohon, berbeda jauh dengan kebanyakan talas biasa yang hanya berkisar 1,5-2 kg per pohonnya.
- Potret Mahalini Pulang Kampung ke Bali, Cantik Banget saat Buat Kue di Dapur & Ternyata Disusul Adik-adik Rizky Febian
- Momen IShowspeed Diberi Batik Dibilang Khas Malaysia, Langsung Cari Tahu Ternyata Asal Indonesia
- Potret Kamar Bunda Corla di Rumah Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting 'Kok Bau?'
- Ibunda Beberkan Bullying Dialami dr Aulia Berujung Kematian: Dibentak Saat Sakit Hingga Tugas Nyaris 24 Jam
- Disebabkan Karena Faktor Genetik atau Lingkungan, Ketahui Penyebab Terjadinya Buta Warna pada Seseorang
Berita Terpopuler
-
Jokowi Tak Mau Buru-Buru Teken Kepres Pemindahan IKN, Ternyata Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Bahlil Minta Jokowi Naikkan Gaji PNS Kementerian ESDM, Ini Alasannya
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Presiden Jokowi Heran Urus Izin PLTP Memakan Waktu 6 Bulan: Saya Sendiri Tidak Kuat Menunggu Selama Itu
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi soal Belum Terbitkan Keppres Pemindahan Ibu Kota ke IKN: Ini Bukan Pindah Rumah
merdeka.com 18 Sep 2024 -
Jokowi: Lamanya Waktu Perizinan Memulai Konstruksi Energi Panas Bumi, Jadi Problem Investor
merdeka.com 18 Sep 2024